SYAKIRA 52 : TERNYATA

244 20 0
                                    

Tinggalkan jejak sebelum membaca, ya.

- S Y A K I R A -

Syakira menunduk khawatir. Ayah Aldo sudah turun dari lantai atas, dibarengi dengan suara perempuan yang bergelut manja membuat Syakira menggigit bibir nya kesal.

"Papah sering-sering ya gendong aku kayak gini."

"Iya sayang. Apa sih yang nggak pernah papah kabulin untuk anak kesayangan papah."

Sevi kembali mengelus tangan Syakira, mengisyaratkan kalau dia tidak perlu takut. Syakira sontak mendongak ke arah Sevi, disertai senyuman kecil yang masih terasa cangung.

Langkah kaki semakin dekat, suara manja pun terdengar jelas. Kini mereka turun dari tangga, seorang perempuan sedang bercanda gurau dengan gendong di punggung ayahnya, membuat Syakira menoleh ke arah sumber itu.

Syakira sontak langsung berdiri, sehingga mengeluarkan suara decitan kursi yang cukup keras. Perasaan Syakira berkecamuk tak karuan ketika melihat orang yang ada di hadapannya.

Pandangan nya mulai kabur di tutupi air mata yang tidak bisa di bendung lagi, rasanya seperti mimpi. Syakira mencubit tangan nya keras, namun semua ini terlihat sangat nyata. Jadi...?

"Ayah," lirih Syakira disertai isak pelan.

Aldo terheran sekaligus khawatir dengan tingkah Syakira. "Kenapa, Ra?" tanya Aldo menghampiri Syakira sembari mengusap pundak nya berusaha menenangkan.

Syakira menggeleng keras, tidak percaya dengan pemandangan yang sekarang dia lihat. Ternyata ini arti dari ucapan Fathan?

"Lo mau ngapain sih, ke rumah gue?" teriak Bella—orang yang waktu itu mempermalukan Syakira di kafe.

Syakira tak menjawab, malah air mata nya keluar sangat deras. Ternyata.. ck, semua ini terlalu menyakitkan untuk dilihat dan dibahas.

"Pergi lo dari rumah gue!" teriak Bella lagi.

Syakira hanya diam mematung.

"Bella, kamu bisa gak sih bersikap sopan sedikit!" balas Sevi tajam.

"Mamah belain dia? mamah emang gak sayang sama Bella?" tanya Bella sendu.

Sevi tak menghiraukan Bella, dia menghampiri Syakira dan mencoba untuk mengintrogasi. "Syakira, kamu kenapa, Sayang?" tanya Sevi cemas.

"Maaf tante, Syakira harus pulang."


Syakira menatap sekilas wajah pria yang kini sedang menggendong Bella, sambil menyampirkan tas selempang dan berjalan cepat keluar dari rumah ini.

"Syakira kenapa?" lantang Aldo bertanya kepada Bella—adiknya.

Bella hanya membalas tersenyum puas sembari menggedikkan bahu nya tidak peduli. Sedangkan Syakira menghentikan langkah ketika sampai di ruang tamu. Terlihat banyak sekali foto Ayah nya dengan Bella, atau bahkan dengan Aldo sambil tertawa dan saling bermanja. Terlihat sangat bahagia.

Seharusnya dari awal dia melihat foto keluarga Aldo, tapi kenapa tak menyadari itu semua? dia hanya terlalu sibuk mempersiapkan diri dan alih-alih nya untuk bertemu orang tua Aldo.

Air mata nya kembali jatuh membasahi pipi. Jalan hidup nya terlalu pahit untuk dijalani. Dia kembali berjalan keluar dari rumah Aldo. Namun baru sampai teras, Aldo menarik lengan nya dengan wajah kebingungan.

"Lo kenapa?" Aldo menggenggam erat tangan Syakira.

Syakira sontak menggeleng, "gue mau pulang!"

"Gue anterin, lo gak boleh pulang sendiri," bujuk Aldo sambil memegang pundak Syakira yang naik turun sudah tidak bisa di kontrol lagi.

"Gue bisa pulang sendiri!" Syakira melepas genggaman Aldo paksa.

"Gak bisa gitu dong, Ra. Gue anterin lo pulang."

"Gue bilang, gue bisa pulang sendiri!" sergah Syakira ketus dan lantang, "Jangan ikutin gue!"

Aldo pasrah, walaupun dia tidak tega melihat Syakira yang pulang sendiri dengan keadaan seperti itu—menangis tak tahu apa alasannya.

Syakira berjalan dengan lemas, dengan dada yang semakin sesak dan tersayat sakit merasa kenyataan nya seperti ada di cerita novel. Ternyata Ayah Aldo adalah Ayah nya juga.

Bayang-bayang Bella tak lepas, suara manja nya terngiang jelas di telinga Syakira. Dia sangat ingin ada di posisi Bella, di gendong ayah sambil bergelut manja, atau bahkan foto lengkap keluarga dengan wajah bahagia. Tidak, dia tidak pernah merasakan itu.

"Lo harus bersyukur bel," lirih nya lemas.

Syakira memang anak yang tidak di inginkan keberadaan nya. Ya, begini lah hasil ketika orang tua saling dijodohkan, tidak saling mencintai dan bahkan menginginkan keturunan hanya untuk penerus bisnis.

Menurut Fandy—ayah nya, sampai kapanpun Syakira tidak akan bisa untuk meneruskan di bagian bisnis nya. Mungkin karena alasan itu, Syakira selalu tak dianggap ada. Tidak pernah di berikan kasih sayang, serta tamparan dan pukulan menjadi makanan nya sehari-hari.

Mengingat itu, air mata Syakira turun semakin deras. Isakan nya pun mulai terdengar dengan jelas.

Mengapa dia tidak pernah mendapatkan belaian?

Kenapa dia tidak pernah merasakan kasih sayang seorang ayah?

Hidupnya terasa sangat tidak adil. Kenapa Bella bisa dekat dengan Fandy, bahkan bisa merasakan kasih sayang dari Fandy. Sedangkan Syakira? apa dia pernah kecup keningnya? atau sekedar di ingatkan untuk makan pagi? tidak, sungguh dia tidak pernah ada di posisi seperti Bella.  Bella benar-benar sangat beruntung bisa merebut dan merampas Ayahnya dengan kasih sayang yang utuh dan tulus.

Syakira terduduk di tepi jalan, memeluk kedua kaki dengan melungkupkan wajah nya. Dia menggerang hebat, bulir air mata turun semakin banyak. Tak disangka kenyataan nya pahit dan sakit seperti ini.

"KENAPA ENGKAU TIDAK ADIL, TUHAN?"

"KENAPA HARUS AKU YANG MENGHADAPI TANTANGAN INI?"

Syakira menompang dagu di lutut nya, memerhatikan jalanan dengan tatapan kosong. Meratapi kehidupan nya yang malang, sekarang pikirannya benar-benar sedang berkecamuk penuh amarah dan kesedihan.

Bayang wajah Fandy yang terlihat santai begitu terpampang jelas, bahkan tidak ada sedikit pun semburat rasa bersalah atau pun cemas.

Ternyata Fandy memang akan terus seperti itu, tidak peduli dan tidak pernah menganggapnya ada. Lucu memang. Padahal Syakira tidak pernah melakukan kesalahan, tidak pernah membuat ulah sehingga membuat hatinya sakit. Tapi begitu sangat benci nya Fandy terhadap Syakira.

Syakira tersenyum penuh luka. Ternyata jika membayangkan hidupnya akan seperti Bella, dia akan bahagia. Bersyukur dan hidup tenang.

TBC.

TINGGALKAN JEJAK SEBELUM MEMBACA BAGIAN BERIKUTNYA 😉

SYAKIRA (SELESAI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang