Sebuah motor memasuki area perumahan cerndrawasih, setelah melewati beberapa rumah yang berdesain minimalis motor itu berhenti tepat depan perkarangan rumah bernomor 24.
Seorang gadis turun dari motor lalu berdiri di hadapan cowok yang telah mengantar nya pulang dengan selamat.
Perlahan senyuman khas dari bibir gadis itu terbit "Makasih.. udah nganterin pulang."
Cowok itu membalas tersenyum singkat. "Makasih juga lo udah nemenin gue malam ini."
"Gue masuk," gadis itu berjalan meninggalkan cowok yang sudah mengantarnya pulang.
Namun cowok itu berhasil mengurungkan niat gadis itu dengan memanggil namanya. "Syakira."
Syakira menoleh dengan membalikan badan dan wajah yang penasaran,"Kenapa?"
Rafka tidak bisa berkutik, seperti ada yang menahan ucapan yang akan di lontarkan dari mulut nya. "Anu.."
Syakira merasa aneh melihat tingkah Rafka yang mendadak jadi gugup. "Kenapa sih lo gak jelas gini?"
"Helm gue masih ada di kepala lo."
Syakira meraba kepala dengan kedua tangan nya, Syakira melepas helm lalu mengasihkan kepada pemilik nya. "Maaf.. gue lupa."
"Yaudah lo masuk sana," usir Rafka.
Syakira berdecak kesal."Dari tadi juga mau masuk!"
Syakira membuka pagar besi yang membatasi rumah dengan jalan perumahan, namun pergerakan syakira terhenti ketika Rafka memangil namanya lagi. "Syakira"
Syakira menaikan salah satu alis nya dengan wajah masam."Kenapa lagi?"
Rafka merogoh saku celana, muncul benda pipih yang tidak asing dimata syakira. "Handphone lo."
Syakira merebut dari benda itu dari tangan Rafka lantas kedua alisnya bertautan. "Kok bisa ada di lo?"
"Baru beberapa jam udah lupa, pikun lo!"
Syakira menjulurkan lidah nya. "Biarin!"
Rafka menunjuk dengan dagu nya, "Yaudah sana masuk, kenapa masih disini?"
Syakira mengepalkan kedua telapak tangan nya, jika Syakira tega mungkin lebam di wajah Rafka akan semakin bertambah.
"Awas lo panggil nama gue sekali lagi!"
Rafka menggeleng pelan dengan memperlihatkan kedua jari yang berbentuk V, melihat itu Syakira langsung berjalan meninggalkan cowok yang selalu membuatnya kesal.
Dan benar lagi-lagi Rafka memanggil namanya, dengan wajah lelah dan kesal syakira menoleh ke arah Rafka. Namun, mimik wajah Syakira berubah menjadi ketakutan ketika dia hanya menemukan motor Rafka yang di parkirkan di tepi jalan.
"Loh.. Rafka?" ucap Syakira bermonolog.
Bulu kuduk syakira berdiri, Syakira memutar badan nya dan di kagetkan oleh Rafka yang kini sedang berdiri di pagar besi rumah Soffy.
Syakira berjalan menghampiri Rafka yang sedang tersenyum meremehkan Syakira. "Ngapain lo?"
"Baru beberapa detik di tinggal udah nyariin, pasti lo gak mau jauh-jauh dari gue kan?" Rafka menaik turun kan alis nya disertai senyuman yang menggoda Syakira.
Syakira terdiam, napas nya terhenti. Seperti di hipnotis oleh ucapan yang baru saja di lontarkan Rafka.
Satu detik
Dua detik
Tiga detik
Tidak ada jawaban dari Syakira, Rafka malah mendekatkan wajah nya beberapa centi. "Lo takut kehilangan gue kan? ngaku deh!"
Seperti ada lampu yang muncul di pikiran syakira, membuat nya menceletuk kesal. "Lo tuh terlalu percaya diri, Raf! gue nyariin lo karena gue takut lo di culik sama hantu terus gue yang di salahin sama keluarga lo dan minta pertanggung jawaban nanti gue masuk ke dalam sel, dan nama baik gue? rusak cuman gara-gara lo!"
Rafka menempelkan jari telunjuk nya pada bibir Syakira. Mereka saling berpandangan dan segera terhenti ketika Rafka berceletuk. "Kok mulut lo kayak burung sih? emang yang serumah sama lo gak terganggu ya, telinga nya?"
Syakira mencubit perut Rafka kesal. "Enak aja lo kalau ngomong!"
Rafka menahan ringisan karena merasakan panas di perut nya. Syakira membalas tertawa meremehkan, "Dasar lemah, gitu aja kesakitan."
Rafka melirik rumah Syakira dengan ekor mata nya. "Lo masuk deh sana, kalau lo masih ngoceh nanti yang ada semua tetangga lo kesini."
Cubitan kini mendarat lagi di perut Rafka, "Dari tadi gua mau masuk kali, lo nya aja yang ngga bisa sedetik pun ngga liat muka gue. Iya kan?"
Rafka mengusap rambut syakira dengan penuh perasaan dan sorot mata yang menatap syakira sangat dalam.
"Lo istirahat deh sana dan semoga besok pagi suara lo udah serak karena kebanyakan ngomel."
Syakira menepis tangan Rafka, "Lo gak tau ya? ejekan itu akan berbalik ke diri lo."
Bola mata Rafka berada di atas dengan tangan yang menopang dagunya seperti sedang berpikir.
"Lo ngapain sih? lagi mikir? emang lo punya pikiran?" Syakira tertawa meremehakan.
Rafka menatap syakira dan berceletuk membuat syakira menghentikan tawa nya. "Iya.. gue lagi pikirin bagaimana cara nya nyokap lo bisa melahirkan seorang gadis yang sangat menyebalkan dan kebanyakan ngoceh kayak burung."
"Udah Rafka, semua yang ada di pikiran lo tuh aneh. Mendingan pulang deh sana, gue ngantuk!"
Rafka mengusap kepala Syakira sekilas. "Selamat malam burung beo."
"Selamat malam juga cowok yang tingkat percaya diri nya melebihi semua penduduk dunia!" balas Syakira menatap punggung Rafka yang kian menjauh.
Wajah berseri serta senyuman yang tidak pudar dari bibir Syakira membuat Soffy yang kini sedang asik menonton televisi menggoda gadis yang tengah kasmaran itu. "Dianterin sama pacar ya?"
"Bukan, tante apaan sih!"
"Pacar baru?" ucapan Soffy berhasil membuat Syakira malu.
"Bukan tante!" Syakira meninggalkan Soffy yang sedang menggeleng aneh pada keponakan nya.
Setelah dua puluh tangga yang syakira lalui, dia memasuki salah satu kamar diantara tiga ruangan di lantai dua ini.
Syakira mengganti pakaian untuk tidur, merebahkan badan di atas kasur dan menatap langit-langit kamar membayangkan perlakuan Rafka terhadap nya.
Ponsel Syakira bergetar, kedua alis Syakira bertaut ketika membaca pesan di ponselnya.
+62 8123******
Istirahat beo, kalau sampai kamar jangan teriak-teriak. Nanti telinga tetangga lo gangguan.Perlahan bibir syakira melengkung mengukir senyuman yang sudah menjadi khas nya, Syakira tak membalas pesan Rafka. Syakira menyimpan ponsel di atas nakas lalu memejamkan matanya untuk bermimpi malam ini.
-Sekian👫-
KAMU SEDANG MEMBACA
SYAKIRA (SELESAI)
Teen FictionSyakira Anatasya, gadis cantik yang sangat menyukai boneka Teddy Bear. Sifatnya tidak bisa di tebak, dia manja bahkan terkadang sangat cuek. Namun dia sangat pandai memasak. Sejak kecil, dia tidak pernah mendapat kasih sayang dari sosok Ayah. Hanya...