SYAKIRA 55 : PENJELASAN RIZAL

255 15 0
                                    

Tinggalkan jejak sebelum membaca, ya.

Diam bukan berarti tidak mengawasi.

- S Y A K I R A -

Sejak pelajaran pertama berlangsung hingga kini saat nya istirahat, Maudy belum juga masuk kelas. Syakira tidak tahu temannya itu ada dimana dan kemana. Sedangkan Nita dan Deby tepat waktu mengikuti pelajaran seperti biasa.

Setelah semua murid berhamburan dari kelas, Syakira mulai mencoba bertanya lagi kepada Deby yang masih juga kesal kepada nya. "Deb."

Deby menilik sinis, "kenapa? Maudy?"

"Dia kemana?" tanya Syakira berhati-hati.

"Udah, mending lo jauh-jauh deh, busuk tau!"

"Deb, gue cuma tanya Maudy ada dimana."

"Peduli apa sih? lo juga kan yang udah bikin dia bolos pelajaran kayak gini?" ketus Deby mulai memainkan ponsel nya acuh.

Syakira segera beranjak dari kelas, tanpa membalas pertanyaan Nita yang juga mengkhawatirkan dirinya. Syakira menuruni tangga dengan terburu-buru. Tujuan pertamanya, ke arah taman yang biasa dia kunjungi.

Sayang, Maudy ternyata tidak ada disana. Syakira terduduk di bangku dengan merasa bersalah, andai saja tadi pagi dia berusaha menjelaskan, pasti tidak akan merasa bersalah seperti ini.

Keinginannya untuk biasa-biasa saja ternyata masih belum juga dimulai, masalah seperti ini termasuk ke dalam kategori yang cukup membebankan bagi Syakira. Merasa ada yang menghampiri nya di bangku itu, dia segera mendongak ke orang yang sedang berjalan ingin tahu.

"Eh, Araa," sapa Aldo canggung, dengan tangan yang menyodorkan botol air mineral untuk Syakira.

Syakira memejamkan matanya merasa tidak terima dengan panggilan yang baru saja keluar dari mulut Aldo, "jangan panggil gue Ara."

"Maaf." Aldo duduk di bangku itu dengan sedikit memberi jarak, sedangkan botol air mineral nya di letakkan tepat di pinggir Syakira.

"Ada kepentingan apa kesini, kak?" tanya Syakira tanpa melihat ke arah Aldo.

Aldo yang merasa semakin bersalah pun sangat canggung, "gue minta maaf sama lo, Ra. Gue beneran gak tahu."

"Sekarang udah tahu, kan? jadi, kak Aldo mau bahas apa lagi?" ketus Syakira.

Aldo merebut tangan Syakira yang sedang memegangi bangku, kemudian dia menggenggam erat tangan itu. "Gue sayang sama lo dari awal kita ketemu di kafe, Ra. Lo inget kan?"

Syakira menoleh, "tapi sekarang lo udah gak pantes kalo masih naruh perasaan ke gue, kak."

"Iya, gue tahu. Makanya mulai sekarang, gue berusaha untuk mengganti rasa sayang gue dengan perasaan adik dan kakak."

"Jangan bahas itu!"

Aldo melepas genggaman tangan nya, dia membenarkan rambut-rambut Syakira yang terbawa angin untuk di selipkan ke daun telinga.

"Maafin gue, Ra. Gue udah jahat sama lo. Ternyata tuhan sudah menjawab semuanya, kalau hanya Rafka lah orang yang lebih pantas untuk selalu ada di samping lo."

"Lo pergi dari sini, kak," ketus Syakira dengan pandangan yang mulai kabur.

"Gue kakak lo Ra, dan gue bersedia jadi pendengar saat lo ada masalah kayak gini."

Wajah Syakira mulai merah padam, Aldo sudah membuat api amarah nya kembali menyala.

"Kakak gue cuma satu, bang Atan. Dan Lo, tetap gue anggap sebagai senior di sekolah."

"Memang semua ini berat buat lo, tapi lo harus bisa menerima takdir, Ra. Lo tahu kan gue sayang sama lo, gue mau lo jadi pacar gue, tapi gue udah berusaha sabar, gue berusaha menerima semua kenyataan pahit ini. Jadi, lo juga harus mencoba."

"Gue bukan lo, kak. Lo gak akan tahu rasanya jadi gue. Dan sampai kapan pun gue gak akan pernah mencoba untuk menerima, sampai semesta sendiri yang akan merubah semua nya."

"Jalan hidup lo emang berat, Ra. Padahal Bella yang hanya anak tiri, selalu disayang sama Papah. Tapi lo? lo emang dilahirkan sebagai anak yang kuat, Ra. Dan kayaknya lo harus bisa memberikan sesuatu yang bisa bikin Papah bangga sama lo."

Syakira menatap nya tajam tidak terima, "maaf sebelumnya kak, lo gak tahu apa-apa tentang gue. Lo gak tau perjuangan gue, Lo gak tau perjalanan gue, buat bikin Ayah bangga kayak apa." Dia menujuk dengan jari tanpa arah, "Mending lo pergi dari sini sekarang juga."

"Maaf kalau kata-kata gue bikin lo tersinggung, gue cuma mau lo ceria lagi, Ra."

"Tapi tidak untuk saat ini," dia kembali menujuk tanpa arah, "tinggalin gue sendiri."

Dengan terpaksa, Aldo menuruti. Setelah Aldo tidak terlihat lagi, Syakira mengepal tangan nya kuat-kuat. Lalu melempar botol air mineral yang masih penuh dengan sembarangan. Dia beranjak dari tempat itu, dan kembali menuju ke kelas.

Dan.. betapa terkejutnya, saat Syakira melihat perdebatan antara Maudy dan Rizal di dalam kelas. Dia memilih sedikit mundur, dan menyembunyikan diri di balik tembok.

"Lo jangan marah sama Syakira, ini bukan salah dia, Dy." Rizal mulai menjelaskan.

"Stupid! Lo bilang bukan salah Syakira? terus salah siapa? udah tahu pacar sahabatnya sendiri, tapi malah di embat juga!" lantang Maudy.

"Rizal disuruh sama Rafka."

Syakira melihat sedikit dari celah jendela kelas, ternyata ucapan barusan berasal dari Nita. Jadi, Nita memang sudah tahu semua kejadian ini.

"Tapi, apa tujuan Rafka?" ucap Syakira bermonolog.

"Semua gambar yang ada di hape lo, semua yang terjadi malam itu, karena Rafka. Gue disuruh sama dia," sambung Rizal memperjelas.

Maudy tertawa meremehkan, "gue gak bisa di bodohi sama kalian. Kenapa Rafka gak ngelakuin itu sendiri? kenapa mesti nyuruh lo?"

"Makanya lo harus tenang dulu, gimana lo tahu jawaban nya kalo lo sendiri marah-marah, Dy."

Maudy merasa malu dengan Rizal, ternyata Rizal lebih dewasa dari pada dirinya. "Jelasin!"

"Rafka nyuruh gue, karena dia—"

Ucapan Rizal menggantung, tiba-tiba saja Deby yang masuk kelas dan mengetahui keberadaan Syakira itu langsung berteriak, "ada pelakor nguping, woy!"

Nita dan Rizal mulai panik. "Syakira?" tanya Rizal.

"Iya lah, siapa lagi kalo bukan dia." Deby berjalan dengan tenang menghampiri ketiga nya

"Maudy, percaya sama gue, Syakira pure gak bersalah di masalah ini," Nita menggenggam kedua tangan Maudy sebelum menyusul Syakira.

Sejak tadi, Syakira memilih untuk berlari pergi dari kelas secepat mungkin. Sedangkan Nita yang berusaha mengejar Syakira, sudah tahu kemana tujuan Syakira melarikan diri, mungkin menemui Rafka di tempat tongkrongan artis berandal sekolah.

To be continue...

SYAKIRA (SELESAI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang