Papa Tolong...

340 35 3
                                    

Just my imagination.
Don't Judge.
Leave this work if you don't like it.
Don't copas.



Seperti biasa Daniel mengantarkan Jae berangkat sekolah sampai depan gerbang. Tak lupa ia berpesan agar Jae menunggunya untuk dijemput, karena kebetulan supir yang biasa menjemput Jae sedang berhalangan.

“Dah papa”

Jae berlari sambil memasuki gerbang sekolah. Daniel hari ini membawa motor kesayangannya karena entah mengapa Daniel sangat merindukan motornya itu. Setelahnya, ia bergegas ke perusahaan untuk bekerja seperti biasanya.

Kedua orang tuanya sudah pulang kemarin dan tentu saja membawakan oleh-oleh untuk cucu kesayangan mereka, Jae. Padahal yang baru saja berulang tahun itu dirinya. Tapi tak apa, karena malam ini mereka sekeluarga akan makan malam bersama untuk merayakan late birthdaynya.

Sesampainya di perusahaan, sang ayah sudah duduk di meja kerjanya.

“Pagi tuan CEO yang terhormat”

“Pagi juga pekerja pembangkangku yang terhormat”

Daniel hanya tersenyum lalu duduk di kursinya. Omong-omong hari ini ia sangat banyak pekerjaan, jadi agar dirinya bisa menjemput Jae tepat waktu, ia harus bekerja keras.

-Good Papa Good Jae-

-

-

-

Sudah kesekian kalinya Jae memandang jam ditangannya. Ini sudah lewat dari satu jam ia menunggu sang papa. Apa papanya sesibuk itu sampai lupa harus menjemputnya? Jika biasanya ada Hanbin yang menemaninya menunggu sang papa, tapi tidak untuk hari ini, karena Hanbin tidak masuk dan saat dihubungi pun tidak ada jawaban sama sekali. Ia seperti lost contact dengan Hanbin.

Masalah Woozi, ia sudah malas dengan sahabatnya yang satu ini. Jadi lupakan saja.

Sekali lagi ia akan menghubungi papanya, jika tidak diangkat juga, ia lebih baik menunggu di perpustakaan sekolahnya saja.

“Papaa kenapa telfon Jae ga diangkat :(“

Jae berdecak kesal sambil berjalan menuju perpustakaan sekolahnya.

-Good Papa Good Jae-

-

-

-

Tok tok tok

“Masuk” ucap tuan Kang pada bawahannya.

“Sajangnim ada berkas yang harus ditandatangani”

Tuan Kang menerima berkas tersebut dan memeriksanya.

“Coba kau berikan pada Daniel untuk diperiksa lebih lanjut”

“Saya sudah ke ruangan Daniel sajangnim, tapi tidak ada jawaban. Pintunya pun dikunci, jadi saya memutuskan untuk memberikannya pada sajangnim”

“Apa dia pergi keluar bertemu klien?”

“Sepertinya tidak sajangnim, karena sedari tadi saya tidak melihat Daniel sajangnim keluar dari ruangannya”

“Kau boleh keluar, biar saya yang memberikannya pada Daniel”

Tuan Kang berpikir sejenak sebelum menghampiri ruangan anaknya untuk memberikan berkas tersebut. Saat ia mencoba membuka pintu ruangan Daniel, benar saja pintunya terkunci. Tidak kehabisan akal, tuang Kang kembali ke ruangannya untuk melihat monitor cctv di ruangan Daniel. Biasanya itu ia gunakan untuk memantau Daniel jikalau anaknya itu bekerja malas-malasan.

Good Papa Good Jae [Daniel - Jaehwan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang