Just my imagination.
Don't Judge.
Leave this work if you don't like it.
Don't copas.•
•
•Setelah makan malam bersama, Daniel memutuskan untuk membawa Jae pulang. Awalnya grandpa dan grandma meminta mereka untuk tetap tinggal, tapi setelah diberi pengertian bahwa Jae harus pergi ke sekolah besok pagi dan Daniel tidak membawa seragam Jae, mereka pun mengerti.
Selama perjalanan Jae terus meminta Daniel agar diturunkan di sebuah kedai ice cream yang sedang in saat ini. Entah kenapa saat ia melihat temannya mengirim foto ice cream padanya, ia jadi ingin juga.
“Papaaa ayooo turun sebentaarr aja, Jae janji ga lama”
Jae menangkup kedua tangannya didepan wajah Daniel. Bersikap seolah-olah sedang memohon pada sang papa.
“Papa berhenti tapi tidak untuk ice cream”
“Aahh papa! Jae kan pengen ice cream. Lagian siapa suruh Woozi kirim foto ice cream itu. Jae kan jadi pengen”
Jae bersedekap sebal karena papanya tidak mengizinkannya membeli ice cream.
“Loh? Coba tanya temennya Jae. Papa kan ga tau siapa yang nyuruh”
“Iiihh papa kenapa dijawab sih. Tau ah, Jae mau marah aja sama papa!”
Jae memalingkan wajahnya menghadap jendela tidak ingin melihat wajah papanya, tapi sedetik kemudian ia menutup kaca jendela tersebut dengan sweater miliknya karena wajah papanya terpantul disana.
‘Ugh kenapa papa ada dimana-mana sih’ batin Jae kesal.
Daniel yang melihat kelakuan anaknya hanya menggelengkan kepala sambil terkekeh ringan. Lihat saja, sebentar lagi juga anaknya akan menurunkannya karena pegal.
Benar saja, tak butuh waktu lama, Jae sudah menarik sweaternya turun. Daniel yang sedari tadi memperhatikan gerak-gerik anaknya pun menahan tawanya karena dugaannya benar.
“Kenapa diturunin? Pegel ya?”
Jae hanya merutuk kesal, papanya ini selalu dapat membaca pikirannya. Ia kan jadi malu sendiri.
“Engga. Kata siapa”
“Kata papa tadi barusan ngomong”
Jae gemas dengan papanya. Ia pun memukul-mukul kesal tas yang berada dipangkuannya. Daniel hanya diam tak menggubris apa yang dilakukan oleh anaknya.
“Jae pengen ice cream ice cream ice creaammmm papaa!”
Akibat nada bicara Jae yang meninggi di akhir, Daniel terkejut mendengarnya dan hampir saja menabrak mobil di depannya yang tiba-tiba berhenti.
Daniel mencoba mengatur napasnya sebelum berbicara pada Jae yang sepertinya sedang shock karena ia menginjak rem mendadak. Daniel pun menepikan mobilnya di pinggir jalan. Dapat ia dengar isakan kecil disampingnya.
“Papa nyeelll huhu”
Daniel segera mengusap belakang kepala anaknya, mencoba menenangkan. Dapat ia lihat muka pucat Jae yang dipenuhi dengan air mata. Daniel benar-benar tidak bisa melihat Jae seperti ini. Ia pun menarik Jae agar berpindah duduk di pangkuannya. Mengusap-usap punggungnya sambil mengucapkan kata-kata penenang.
“Sssttt udah gapapa. Maafin papa ya”
Daniel dapat merasakan detak jantung Jae yang berdetak cepat, tampak sekali kalau anaknya benar-benar terkejut. Ia yang tadinya ingin marah jadi mengurungkan niatnya. Ini salahnya juga tidak hati-hati saat menyetir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Good Papa Good Jae [Daniel - Jaehwan]
FanfictionDaniel (Papa) - Jaehwan (Jae) Daniel sang single papa yang merawat anaknya (Jae) sejak bayi. Selalu ingin memberikan yang terbaik untuk Jae. Cerita dimulai sejak Jae berada di tingkat Senior High School. "Thankyou papa, you're always be my good papa...