Aku hanya menatap wajah Louis tanpa berbicara apapun. Mulutku tidak bisa bergerak, tangan ku tidak bisa terlepas karena di genggam erat oleh Louis. Aku ga tau apa yang harus ku lakukan sekarang. Louis pun juga hanya menatap ku, berharap aku akan menjawab pertanyaannya. Aku mulai membuka mulut ku dan berkata. Tapi, ada seseorang yang memanggilku.
"Aqila.. Louis.. kalian ngapain?"
Aku pun langsung menoleh ke kiri dan melihat siapa orang yang berbicara itu. Ternyata, orang itu adalah Aksa. Louis pun langsung melepas genggamannya.
"E..e..e..e..engga ngapa-ngapain kok.." kata ku dengan sangat gugup dan tidak berani menatapnya.
Aku pun langsung pergi keluar kelas dan membiarkan Louis bersama Aksa didalam. Aku mengintip kembali di jendela kelas, aku melihat Aksa dan Louis sedang berbicara. Tapi, aku tidak bisa dengar apa yang mereka bicarakan. Aku pun menghela kan nafas dan berjalan disekitar kelas ku karena aku ga tau harus kemana. Setelah aku berjalan, aku melihat ada tulisan 'toilet wanita', aku sangat senang karena sudah berhasil menemukannya. Aku pun masuk dan bercermin di toilet itu.
"Huh... Untung aja tadi ada Aksa. Gua udah bingung banget harus ngomong apa." Kataku sambil bercermin.
"Woooo"
"Woooo"
"Ayo.. ayo.."
Terdengar jelas suara teriakan murid diluar sana. Aku pun beranjak keluar dari toilet dan melihat ada apa disitu. Aku melihat jelas ada segerombolan anak anak didepan kelasku. Aku pun langsung lari dan melihat apa yang terjadi disitu. Dan ternyata.
"A..A.. Aksa! Lu..lu.. Luis! ngapain mereka berantem?"
Aku melihat nya pun tidak tega.
"Aksa. Luis. Berhenti!"
Aku pun berusaha masuk kelas dan memisahkan mereka.
"Udah. Cukup!"
Tapi, anak-anak yang sedang menonton menyoraki ku.
"Apaan sih anak baru itu."
"Sok banget jadi pahlawan sih ta*"
"Tau tuh pahlawan kesiangan, najis"
Aku pun yang mendengarnya berusaha untuk sabar. Tapi, walaupun aku sudah menyuruh mereka berhenti, mereka tetap berantem hingga wajah mereka memar. Aku pun keluar kelas dan mencari dimana ruang gurunya. Aku berlari kesana kemari untuk mencari guru, Hingga aku bertemu dengan Mira.
"MIRA!! DIMANA RUANG GURU??"
Kata ku dengan panik."Oh. Itu lu belok kiri aja sampai lurus terus ada ruang guru." Kata Mira sambil menunjuk jalannya.
"Oh. Oke makasih." Kata ku dan langsung pergi meninggalkan Mira.
"Qil. Emang kenapa?" Teriakan Mira kepada ku.
"Gapapa!"
Aku bingung harus jawab apa ke Mira, mungkin lain waktu aku akan memberitahunya.
Aku pun langsung menuju ruang guru. Dan tepat sekali guru yang kemarin menyuruhku memperkenalkan diri, ingin masuk ke ruangan tersebut. Aku langsung memanggilnya. Tapi, aku tidak tau siapa nama guru itu.
"IBU!! IBU!! IBU YANG RAMBUT PENDEK!! IBU!!"
Ibu guru itu pun tetap tidak menoleh ke belakang. Aku pun berlari hingga sampai ke guru itu dan memanggilnya lagi.
"BU! Hah.. hah.. hah.." kata ku dengan nafas yang terkontrol.
"Oh. Iya ada apa?" Kata guru itu sambil menoleh ke arah ku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ordinary Girl
RomanceAqila hanya gadis biasa yang baru menjadi anak pindahan disekolah swasta. Sekolah swasta yang sangat terkenal dikalangannya. Dikenal dengan sekolah yang keren, kaya, mahal dan ada banyak cowok ganteng disana. Diawali dengan seorang gadis biasa yang...