Jam pelajaran pun sudah dimulai dari dua jam yang lalu. Sekarang diberikan tugas matematika wajib yang begitu sulit bagi ku. Yang aku pikirkan adalah kapan bel istirahat berbunyi.
"Sumpah dah, dari tadi kok bel nya ngga bunyi-bunyi ya. Lama banget dah, cepetan kek... Cacing pita diperut gua udah pada demo"
Aku pun melihat ke depan dan melirik kearah kiri, melihat bangku yang sebelumnya ku duduki. Aku memikirkan apa yang sudah aku lakukan tadi di tempat parkiran itu, apa aku sudah berlebihan ya? Aku terus memikirkan sambil melihat cowok yang bernama Louis itu. Tiba-tiba bola mata cowok itu melirik kearah ku, lalu menoleh sambil menatap ku. Aku pun yang menyadari bahwa dia melihat kearah ku, aku langsung buang muka ku kearah yang berlawanan (ke arah tembok).
"Ngga usah buang muka gua tau dari tadi lu terpesona liat ke tampanan gua"
Aku yang mendengar perkataan dia langsung sesak nafas. Seketika badan ku kaku lagi.
'kringggg'
Akhirnya suara bel pun berbunyi. Aku langsung berlari keluar kelas tanpa berpikir panjang. Setelah diluar kelas aku menghela nafas dan untungnya nafas ku bisa kembali normal."Apa-apaan sih dia. What the f***, otaknya rusak kali ya, kenapa dia geer banget gua liatin. Gua juga ogah kali liatin dia. Dia bilang gua terpesona karena ketampanannya? Ngga akan pernah. Muka kayak panci gosong aja gayanya selangit idih. Sumpah idih jijik bangett gua. Sampe kapan pun gua ngga akan pernah terpesona! $#@&$*&$$#*@*$ blah.. blah.. blah.."
Aku terus menggerutu sambil mengikuti anak-anak yang berjalan didepan ku. Aku ngga tau dimana arah kantin yang benar. Jadi aku asal mengikuti orang yang ada didepan ku saja.
******
Setelah sampai ketempat yang aku ikuti murid-murid di depanku, ternyata bukan kantin melainkan ruang seni musik. Aku tidak tau harus kemana dan sangat kebingungan.
"Aqila!!"
Aku pun yang mendengar nya kaget. Aku ngga berani menoleh kebelakang, karena perasaan ku tidak enak.
'Puk puk'
Ada seseorang yang menepuk pundak ku. Aku pun langsung menoleh kebelakang dengan badan yang kaku dan mata yang sudah ku pejamkan.
"Ma.. ma.. maaf luis, sumpah gua ngga niat apa apa, gua ngga ngeliatin lu, gua cuma.."
"Aqila! Lu apaan sih gua bukan Luis"
Aku pun langsung membuka mata lebar-lebar. Dan ternyata dia adalah Amira teman lama ku, biasa dipanggil Mira.
"Lah? Mira? Kok lu disini?" Kataku dengan wajah bingung.
"Harusnya gua yang nanya. Ngapain lu disini, diruang seni musik ngapain? Lu kan ngga suka seni." Kata Mira dengan wajah tersenyum ke arah ku.
"Akhirnya ada penyelamat. Dari tadi gua kesasar nyari kantin mir.., kantin dimana sih? Dari tadi gua ngga ketemu"
"Sini bareng gua aja kebetulan gua juga mau kekantin, yuk"
Aku dan Mira pun langsung berbincang-bincang mengenai sekolah ini, dan kelas Mira X MIPA 4. Lalu, Mira membicarakan soal cowok itu.
"Iya, nama panjang nya tuh Louis Alexander Mulia biasa dipanggil Louis tapi kalo sama keluarganya dia dipanggilnya Alex, dia itu famous banget disini. Hampir semua cewek tuh terpesona sama dia karena dia itu perfect banget"
Seketika aku mengingat kata-kata dia
'Kenalan dulu. nama gua Louis Alexander Mulia, siswa ter perfect di satu sekolah' aku pun yang tiba-tiba teringat langsung berteriak.

KAMU SEDANG MEMBACA
Ordinary Girl
RomanceAqila hanya gadis biasa yang baru menjadi anak pindahan disekolah swasta. Sekolah swasta yang sangat terkenal dikalangannya. Dikenal dengan sekolah yang keren, kaya, mahal dan ada banyak cowok ganteng disana. Diawali dengan seorang gadis biasa yang...