5. Hanya Sekolah pinggiran

19 6 2
                                    

Setelah sampai rumah, mama dan papa ku belum pulang. Aku ga tau mama pergi kemana. Jadi, aku hanya sendiri dirumah. Aku berniat untuk menelfon Mira, karena aku sangat kesepian disini.

"Gua telfon aja deh."

Aku pun langsung menelfon Mira.

"Halo Mir.."

"Oh. Ini Qila?"

"Iya. Ini gue"

"Kok lu punya nomor gue?"

"Dari dulu kan nomor lu ga ganti-ganti. Jadi gua tau."

"Oh. Lu kenapa nelpon gua jam 7?

"Lu bisa ga kerumah gua sekarang? Soalnya gua lagi sendirian dirumah, gua takut."

"Yah. Kayaknya gabisa deh, soal nya dirumah gua juga ga ada orang, kakak sama adek gua belom pulang, nyokap bokap belom pulang juga Masih kerja."

"Oh. Yaudah deh. Temenin gua telponan gapapa kan? Kita cerita."

"Iya. Gapapa. Ayo cerita"

Aku dan Mira pun berbincang banyak di telpon.

"Oiya. Gua mau bilang waktu itu gua nanya ruangan guru gara-gara Louis sama Aksa berantem"

"Seriusan? Kenapa?"

"Iya. Gua juga ngga tau"

"Kasihan banget mereka.."

"Eh sama Gua pengen nanya deh sama lu Mir. Emang gua keliatan culun ya?"

"Engga kok Qil. Emang kenapa?"

"Anak sekolah banyak yang sering ngatain gua culun."

"Kalo menurut gua nih ya. Lu tuh ga culun, gaya mereka aja yang terlalu High."

Aku pun tersenyum karena Mira selalu saja membela ku, dari kecil SD, SMP, kita selalu bersama. Tapi, kelas 2 SMP Mira pindah dan kita tidak pernah kontak an lagi. Aku bersyukur akhirnya aku bisa bertemu dengan Mira lagi. Setelah selesai berbincang dengan Mira. Mira pun mengakhiri telpon nya karena dia sudah sangat ngantuk. Aku pun ingin tidur juga. Tapi, sebelum tidur aku sempat berpikir.

'Kok tadi waktu gua terlambat bareng Louis. Dia bilangnya nganter mama nya ke rumah sakit. Tapi, waktu masuk kelas, dia bilang ke gurunya telat gara-gara ngisi bensin. Sebenernya dia itu kenapa? Apasih kok gua mikirin, ngapain coba. Bukan urusan gua juga.'

Aku langsung memejamkan mata untuk tidur.

******

Pagi pun tiba. Seperti biasanya, aku berangkat sekolah. Setelah sampai disekolah, aku pun duduk dibangku ku. Melihat dimana Louis dan Aksa, seperti nya mereka belum datang. Sampai akhirnya sudah jam 06.30 a.m Louis pun datang. Tetapi, Aksa belum tiba disekolah. Hingga sudah masuk jam pelajaran, Aksa pun belum tiba. Dan ada salah satu siswa yang mengizinkan Aksa.

"Pak guru. Aksa ga masuk Pak. Dia sakit."

"Oh. Oke makasih ya".

Perasaan ku sangat merasa bersalah. Aksa sakit karena aku tidak bisa mengobatinya dengan baik. Aku pun belajar dengan perasaan yang tidak nyaman. Pikiran ku terus memikirkan Aksa.

'Apakah Aksa baik-baik saja? Apa gua salah ngobatin dia?'

Aku terus memikirkan itu. Hingga mata pelajaran pun berganti olahraga. Sekarang waktunya aku ke toilet untuk ganti pakaian. Tetapi, segelas sampai di toiletnya. Aku melihat geng Rebecca di sana. Aku pun berusaha untuk tidak memedulikannya. Tetapi, salah satu orang yang tidak asing wajahnya, mulai mendekati dan mendorong tubuhku.

Ordinary GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang