Day O3

4K 720 45
                                    

"Selamat pagi anak-anak, tugas yang kemarin saya berikan tolong kumpulkan di depan

Dan tentu kalian tau saya tidak menerima alasan tertinggal ataupun lupa tak mengerjakan."

Suara bangku yang bergeser memenuhi ruang kelas.

Kaki yang melangkah terburu-buru pun seakan menjadi pelengkap diantara decitan meja dan lantai.

Diantara kebisingan itu Minho menghela nafas, lagi-lagi ia harus berdiam diri di lapangan selama satu jam pelajaran.

Jika boleh jujur, ia sungguh membenci pelajaran yang harus menghitung penawaran dan permintaan atau mungkin cara memanajemen keuangan.

Fyi, Minho sebetulnya membenci semua pelajaran.

Berniat ingin mengambil earphone disaku, matanya justru memicing heran saat teman sebangkunya menyodorkan sebuah buku di hadapannya.

Menatap sang pelaku utama yang justru di hadiahi senyuman manis khas sang pemuda tupai.

"Aku bisa beralasan jika tugas yang ini belum ku pelajari di sekolah ku sebelumnya."

Dahi Minho berkerut heran, apa yang sebetulnya pemuda manis ini inginkan hingga bersikap baik padanya.

Minho benar-benar benci pada orang-orang yang bersikap baik.

"Ambilah sebelum ssaem berkeliling dan memarahi mu." Keukeuh Jisung sembari menyodorkan bukunya dihadapan Minho.

Menghela nafas kasar lalu Minho berujar "Aku meminjam tugas mu bukan berarti aku ingin berteman dengan mu."

Minho bangkit sembari membawa buku membuat satu kelas melotot keheranan.

Berbisik satu sama lain diiringi gelengan kepala seakan tak percaya jika seorang Lee Minho mengerjakan tugas.

"Sudah lelah di hukum yaa?" Ledek sang guru diiringi dengan tatapan yang begitu menghina.

Berbalik kearah bangku terlihat jika si pemuda Han masih setia tersenyum padanya.

"Sama-sama." Ucap Jisung saat Minho mendaratkan bokongnya di kursi.

"Han Jisung." Panggil sang guru yang membuat Jisung buru-buru menatap kearah depan.

"Tugas mu mana??"

"M-maaf ssaem, materi yang satu itu belum saya pelajari di sekolah yang lama." Jawab Jisung dibumbui dengan sedikit drama.

"Kau kan bisa bertanya pada teman mu yang lain."

"Saya belum terlalu kenal dengan teman-teman satu kelas."

"Kenapa tidak berinisiatif untuk berkenalan??" Jawab sang guru tak mau kalah.

"Saya bukan tipikal orang yang biasa berkenalan duluan."

Sang guru menghela nafas "Untung kau murid baru, masih banyak alasan yang bisa membuatmu terbebas dari hukuman

Lain kali jangan di ulangi."

Bel sudah berdering dengan begitu nyaring, suara decakan bahagia meluncur indah dari bibir para siswa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bel sudah berdering dengan begitu nyaring, suara decakan bahagia meluncur indah dari bibir para siswa.

Satu hari yang melelahkan telah usai dan mayoritas dari mereka begitu tidak sabar untuk merebahkan tubuhnya di kasur.

Inginnya sih Jisung juga begitu, sangat lelah menghadapi ekonomi dan matematika dalam satu hari.

Tapi begitu tubuh Minho beranjak, ia kembali mengingat tugas kemarin yang sang guru amanat 'kan.

Lagi-lagi tangan Minho di tarik oleh Jisung.

"Kerja kelompok, hehe." Senyuman kuda timbul dari wajah manis itu.

"Aku akan menyusul, kirimkan saja alamat mu."

Gelengan kepala Jisung keluarkan "Aku juga pernah menjadi anak nakal, dan itu salah satu alasan klasik untuk menghindari kerja kelompok."

"Aku ingin ganti baju."

"Kau bisa pinjam baju milik hyung ku."

"Aku tidak biasa meminjam baju milik orang lain." Jawab Minho dengan penuh jengah.

"Aku ikut ke rumah mu kalau begitu."






































"Aku ingin mampir ke minimarket sebentar, boleh??" Anggukan dari Jisung menjadi jawaban bagi si wanita keturunan Amerika.

"Kau bilang tidak akan lama, ini perjalanan menuju rumah mu saja sudah menghabiskan waktu setengah jam."

Okey, itu ucapan paling panjang yang pernah Minho ujarkan.

Ngomong-ngomong, setelah sedikit berdebat akhirnya pria bertubuh jangkung itu memilih untuk ikut kerja kelompok sebagaimana keinginan Jisung.

Walau dilengkapi sedikit ancaman dan janji tugasnya akan selesai kurang dari jam 5 sih.

Kembali pada cerita.

Sebuah bola terlempar dan jatuh dihadapan kaki Jisung yang membuat si manis melirik sekitar berniat mencari siapa yang pelaku pelemparan bola.

Menangkap sesosok anak kecil yang tengah berlari dari seberang jalan sana membuat Jisung terkekeh gemas.

Sungguh lucu sekali cara berlari anak tersebut.

Kekeh-an gemas itu berubah menjadi bulatan mata yang histeris.

Melirik kearah lengannya ternyata

































00 : 00 : 00 : 05

Kaki Jisung langsung berlari mengindahkan bola yang tengah ia pegang.

Satu langkah menuju sang anak dan

Brak

Tubuh anak itu terlindas dengan mudahnya oleh truk beroda delapan.

Isian tubuh yang berhamburan dengan darah yang berceceran dimana-mana membuat tangisan Jisung muncul dengan hebatnya.

Dan untuk kesekian kalinya, si pembaca kematian ini tak dapat menyelamatkan sekitarnya.

Dan untuk kesekian kalinya, si pembaca kematian ini tak dapat menyelamatkan sekitarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
✘28 days [1/2] ⁀➷Minsung ✘Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang