Pagi hari yang begitu tenang setenang hati Jisung yang tengah menyiapkan dua porsi bekal makan siang untuk dirinya dan Minho.
Kemarin Minho berkata jika ia ingin dibuatkan nasi goreng dengan telur setengah matang.
Pria tampan itu bilang jika ia begitu rindu telur setengah matang buatan ibunya.
Dan tentu saja Jisung langsung bersemangat meminta pada sang ibu mengajarinya membuat telur setengah matang yang nikmat.
Setelah mencatat resep rahasia milik ibunya, Jisung langsung mempraktekkan resep itu saat pagi hari.
Ternyata mengikuti resep sang ibu berhasil membuat bento miliknya terlihat begitu menarik air liur untuk meluncur.
Begitu harum dan terlihat benar-benar nikmat.
Yaa setidaknya hanya bau dan bentuknya yang terlihat normal.
Ting!
Suara dentingan dari handphone miliknya membuat Jisung yang tengah mencuci panci langsung mengalihkan perhatiannya.
Menggeser kearah atas lalu menemukan notifikasi jika Jeno mengiriminya pesan sejak dua menit yang lalu.
Jeno
| Jisung?
| Ayo pergi sekolah bersama
| Hari ini Jaemin di antar kekasihnya
|Dan tentu saja aku sangat tidak menyukai jok sebelah ku kosongJemput aku tepat waktu |
Hari ini bagian ku piket||Siap^-^
Jisung terkekeh gemas melihat ketikan Jeno, dan pikirannya langsung melayang pada wajah menggemaskan pria pucat itu jika tengah tersenyum.
Kepribadian yang hangat dengan bibir yang siap mengoceh berjam-jam betul-betul mengimbangi Jisung.
Jika harus memilih antara Jeno yang bagaikan matahari dan Minho yang bagaikan Bulan.
Tentu saja Jisung akan senang hati memilih Jeno—tapi jika itu untuk urusan berceloteh atau bercerita.
Untuk urusan lain mungkin Jisung akan memilih Minho.
Karena Jisung lebih menyukai indahnya bulan di malam hari dibandingkan panasnya matahari di siang hari.
Apalagi bulan bisa ia lihat berjam-jam tanpa takut merasa perih atau iritasi.
Meskipun Jisung hanya bisa bertemu dengan sang bulan pada saat semua mahluk tengah tertidur.
Jeno dan Jisung baru tiba di sekolah sekitar satu menit yang lalu.
Bukannya meluncur langsung ke sekolah, Jeno malah mengajak Jisung untuk berputar-putar.
Jeno bilang jika udara pagi seperti ini sangat cocok untuk di nikmati.
Dan Jisung hanya mengiyakan ajakan Jeno untuk berkeliling kota sebentar.
Sesampainya mereka di depan gerbang pun, ocehan Jeno langsung memenuhi telinga Jisung.
"Nilai ekonomi ku di bawah rata-rata."
Mendengar ucapan Jeno membuat raut wajah Jisung menjadi bingung.
KAMU SEDANG MEMBACA
✘28 days [1/2] ⁀➷Minsung ✘
Fanfiction-',✎ Hanya kisah seorang Han Jisung si pembaca kematian. -', ✄ Collaboration with : @leehalq