Lapangan yang terlihat begitu sesak dengan lautan manusia dan tempat parkir yang begitu penuh tak berjarak membuat semangat Felix untuk berolahraga tergoncang seketika.
Rencananya untuk mengubah olahraga pagi menjadi kencan ganda harus berakhir dengan mudahnya.
Padahal rencana untuk menjodohkan kedua sahabatnya sudah ia bayangkan sejak semalam.
Meninggalkan mereka dalam keadaan berdua lalu membiarkan Jeno mengutarakan perasaannya terlihat seperti di acara tv romantis bukan?
Meskipun Felix tidak mengetahui fakta jika Jeno mendekati Jisung hanya untuk berkenalan dengan sepupunya yang berasal dari china.
Lagipula manusia mana yang tidak akan memekik gemas melihat Jeno dan Jisung yang benar-benar serasi layaknya sepasang kekasih.
Jeno yang terlihat tampan dengan kaus berwarna kuning dilengkapi dengan celana pendek yang sedikit ketat dan tidak lupa slingbag melengkapi penampilannya.
Mata sipit yang membagi senyuman pada sekitar membuatnya sangat terlihat tampan dan hangat secara bersamaan.
Lain halnya dengan Jeno yang terlihat tampan, Jisung justru benar-benar manis dengan Hoodie putih berukuran besar dan celana olahraga yang longgar.
Bagaikan seorang anak kecil yang di dandani oleh sang ibu, sungguh terlihat tenggelam dan begitu menggemaskan.
Ditambah pipi gemuk yang sedari tadi mengembung kesal.
Bagaimana tidak mengembung kesal coba, sedari tadi Felix mengoceh tanpa henti dan begitu menganggu gendang telinganya.
'Jadi seperti ini rasanya menjadi Minho yang sering kesal karena mendengar celotehan ku yang sangat tidak penting'
Berbicara tentang Minho, semalam Jisung sudah mengirim banyak pesan padanya yang hanya mendapat jawaban dibaca.
Iya, Jisung tau sifat Minho memang dingin dan tidak peduli pada sekitar.
Tapi rasa bingung langsung memenuhi hatinya saat tatapan dingin itu berubah menjadi api yang siap membakar.
Sungguh membara hingga kemarin Jisung tak sanggup menatapnya dengan lama.
Selama dua minggu ini pun tak pernah Jisung mendapati tatapan Minho seperti itu.
Huft, Jisung jadi gundah sekarang.
Jisung yang terlalu sibuk dengan pikirannya membuat panggilan Jeno ia hiraukan.
Hingga guncangan tubuh dari Felix pun mengembalikan kesadarannya.
"Ingin ku belikan roti atau susu?"
Jisung menggeleng dengan lemah "Aku tidak lapar."
"Akan ku belikan susu coklat."
Melihat Jeno yang menjauh membuat sikuan tangan Jisung dapatkan.
"Setelah dekat dengan pria kulkas kini kau dekat dengan pangeran vampire yaa?"
"Kami hanya teman."
"Aku dan Changbin pun berawal dari teman."
Jisung berdecak kesal "Tapi kita berbeda."
"Berbeda apanya? Toh kalian saling mengimbangi, bukan?"
"Yang namanya cinta itu saling melengkapi bukan mengimbangi."
"Han Jisung!" Panggil sang ibu yang membuat Jisung langsung terbangun dari tidurnya.
"Ada teman mu menunggu di luar."
"Bolehkah malam ini aku menginap?"
Siapa tuh yang nginep🌚?
Eh nanya lagi, CRINGE GAA HUWAAA😭🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
✘28 days [1/2] ⁀➷Minsung ✘
Fanfiction-',✎ Hanya kisah seorang Han Jisung si pembaca kematian. -', ✄ Collaboration with : @leehalq