Hari Kedua

227 18 6
                                    

|4| Wake Up


















Pukul 04.00 pagi terdengar alarm berbunyi dari kamar para perempuan, yang muslim bersiap untuk sholat subuh, yang nonmuslim sih melek sebentar terus lanjut tidur lagi.

Mereka ke kamar mandi antre, kamar mandi 1 yang mengantre 3 orang dan kamar mandi 2 yang mengantre 3 orang, untuk 3 perempuan yang lain lanjut tidur.

Setelah selesai ibadah yang perempuan membangunkan laki-laki untuk beribadah, untung di posko ada toa, tidak lain dan tidak bukan adalah saudara Judy.

"BANGUN WOY EMANG LO PADA LAGI PMS APA?!" teriak Judy begitu kerasnya saat membangunkan para laki-laki yang tidur di ruang tengah.

Para laki-laki tidurnya mencar-mencar ada yang di sofa, di lantai yang beralaskan kasur dan beralaskan sleeping bag yang dibawa masing-masing, ada juga yang tidur di kamar.

"WOY BANGUN!" Karena para laki-laki tidak terpengaruh sama sekali oleh suara Judy, akhirnya Judy menyalakan lampu ruang tengah biar pada silau. Setelah itu, barulah pada bergerak sambil menutup matanya menggunakan tangan dan bantal.

Judynya sudah sebal banget ini, tidak tahu lagi akan membangunkan para lelaki menggunakan cara apa, tetapi saat tahu ada yang membuka pintu dan masuk rumah Judy jadi salah fokus.

Ada Chandra, Bani, dan Juna baru masuk rumah. SEKALI LAGI ADA JUNA. Terlihat dari pakaiannya mereka dari masjid.

"Jud udah pada bangun belum?" tanya Jisell yang habis dari dapur untuk mengecek bahan-bahan dan bumbu-bumbu yang akan dibeli ke pasar karena ia koordinator konsumsi.

Judy tidak menyahut dipanggil oleh Jisell karena fokusnya telah diambil oleh Juna. Jisell jadi mengikuti arah pandang Judy tanda mengerti.

"Zinah mata." kata Jisell meledek sambil menyenggol bahu Judy.

Judynya jadi tersadar karena kepergok oleh Jisell sedang memerhatikan Juna, ia malu. "Seenggaknya gue belum kedipin mata jadi belum zinah mata. Yaudah lo aja yang bangunin Sel, gue mau ambyar dulu di kamar." Judy membisikkan kata tersebut kepada Jisell sebelum berlari masuk ke kamar.

Jisellnya jadi terkekeh melihat tingkah laku Judy. Jisell mengarahkan pandangannya ke lantai, ia bingung bagaimana ini membangunkan para lelaki.

"Teman-teman bangun udah pagi ini!" suara Jisell terdengar halus, tidak ada toa-toanya seperti Judy.

"Lo bangunin begitu mana dengar Sel, gue sama Judy yang banguninnya pakai suara super aja nggak bangun apalagi lo yang halus." komentar Bani sambil berjalan menuju sofa.

"Gue nggak biasa bangunin orang begini." balas Jisell yang memang tidak pernah melakukan hal seperti ini sebelumnya. Mana pernah ia membangunkan tidur yang namanya laki-laki, ia saja anak tunggal, ayahnya tidak pernah dibangunkan oleh Jisell karena sebelum Jisell bangun pasti ayahnya sudah bangun lebih dahulu.

"Yaudah nggak apa-apa Sel, hitung-hitung belajar menjadi istri yang baik membangunkan Jupiter nanti setiap pagi." Bani menyeletuk membuat Jisell yang mendengar membelakkan matanya.

Jisell tidak mau lagi membangunkan orang, ia berpindah mengarahkan pandangannya pada Juna. "Jun tolong bangunin ya, kan lo baik hati tuh. Gue mau ke pasar nih beli segala macam rupa." Jisella memberikan alasan yang benar-benar jelas.

"Ban mulut lo bisa mingkep dulu nggak? Masih pagi." ucap Chandra menatap Bani yang tidak jauh duduk darinya. Baninya malah mengangkat jempol, sedangkan matanya fokus menatap layar ponsel.

Juna pun menurut membangunkan teman-temannya yang masih tidur, walaupun yang bangun hanya beberapa, yang lainnya susah, tidak apa-apa deh yang penting ada yang bangun, yang tidak bangun ditanggung sendiri lah dosanya.

1998Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang