|8| Darah Biru
Definisi bangun pagi tanpa menyusahkan orang lain terlihat pada diri Elika dan Sakura. Sebelum dibangunkan oleh teman satu kamarnya, Elika dan Sakura sudah bangun lebih dahulu untuk bersiap-siap. Ketika mereka bangun pun terlihat Jisel, Judy, dan Stella sedang melipat mukena dan sajadah.
"Baru mau gue bangunin." Jisella berkata begitu menyadari Elika dan Sakura sudah bangun, mereka sedang melipat selimut dan menyusun bantal.
"Udah gue aja yang lipat." Stella menyahut begitu melihat Elika dan Sakura sedang membereskan kasur.
"Iya kita aja, lo berdua mending mandi siap-siap." Judy menimpali ketika sudah meletakkan alat solatnya pada bufet yang terletak menempel pada dinding kamar.
"Aduh jadi enak." Sakura menanggapi dengan cengiran.
Lain dengan Elika yang mengucapkan terima kasih.
"Lo mau di kamar mandi mana El?" tanya Sakura ketika ia menuju kopernya untuk mengambil pakaian.
"Gue yang dekat ruang tengah aja." Elika mengikuti mengambil pakaian dari kopernya.
"Oke gue yang di dapur." Sakura keluar kamar menuju kamar mandi, di belakangnya diikuti oleh Elika, tetapi Elika berjalan hanya sebentar karena letak kamar mandinya memang lebih dekat dibandingkan dengan yang di dapur.
Ditinggal oleh Elika dan Sakura, Jisella, Judy, dan Stella membereskan kasur.
"Eh btw si Yesseanne udah bangun apa belum ya?" tanya Judy ketika sedang membereskan kasur.
"Oh iya dia kan ke gereja juga. Ya udah gue ke kamar sebelah deh sekalian siap-siap mau masak." Jisella berdiri dari duduknya. "Oh iya Stell nanti kalau udah selesai rapiin kasur langsung ke dapur ya." ucap Jisella sebelum keluar kamar.
Stella mengarahkan pandangannya pada Jisella yang berdiri di depan pintu kamar. "Okiii."
Sebelum masuk kamar, Jisella mengetuk pintu kamar perempuan yang bersebelahan dengan kamarnya itu.
"Yesseanne udah bangun apa belum?" Jisella menengok dengan memasukkan kepalanya ke dalam kamar sebelah itu setelah membuka pintu. Terlihat Elisa dan Melissa sedang membereskan sajadah serta mukena, Yesseanne sedang memilih pakaian di depan kopernya.
"Udah sayang." Yesseanne membalas seraya menoleh pada Jisella yang berdiri di depan pintu sambil memegang gagang pintu.
"Oke, kirain belum." Jisella berpindah menatap Chiara yang masih tidur.
Seakan tahu arti tatapan Jisella, Elisa berbicara lebih dahulu. "Lagi nggak salat si Cici."
Jisella mengangguk mengerti. "Oh iya Ne, nanti lo mandinya setelah Elika atau Sakura udah keluar kamar mandi, mereka lagi mandi."
"Oke sayang. Gue mau buat teh dulu deh kalau gitu." Yesseanne meletakkan pakaian yang akan digunakannya di atas koper.
"Sumpah ya Ne, lo ngapain manggil Jisel sayang, lo udah punya juga yang bisa dipanggil sayang." kata Melissa memerotes.
KAMU SEDANG MEMBACA
1998
FanfictionJangan lupa follow akunku biar kalau aku update cerita makin kelihatan langsung klik deh. Cerita ini bukan berisi tentang tragedi 1998 atau krisis moneter, tetapi bercerita mengenai orang-orang yang lahir tahun 1998 yang tinggal satu rumah dalam ke...