Hari Kelima

198 15 0
                                    

|7| Topeng Monyet















"BANI UDAH BANGUN BELOM LO?" Elisa dari dalam kamar berteriak tanpa melihat situasi dan kondisi bahwa masih pagi-pagi buta.

"UDAH. INI GUE DARI MASJID." Bani membalas dari luar kamar seperti Elisa dengan teriakan.

"Buset masih pagi udah teriak-teriak." komentar Judy yang baru saja dari kamar mandi berpapasan dengan Elisa.

"Biar pada bangun Jud." benar saja Elisa langsung berteriak untuk membangunan para laki-laki yang tidur di ruang tamu. "WOY BANGUN UDAH PAGI!"

Lalu terlihat para laki-laki yang tidur di ruang tamu bergerak merasa terganggu dengan suara Elisa.

"Bagus." kata Judy sebelum masuk kamar.

"Haidar udah bangun apa belum?" Elisa bertanya kepada Bani.

"Mana gue tahu, kan gue tadi ke masjid."

Elisa mendengkus mendengar jawaban Bani. "Mana orangnya sekarang?"

"Ada di kamar, semalam dia tidurnya di kamar bukan di ruang tamu."

Elisa menganggukkan kepala. "Yaudah lo siapin motor, gue bangunin Haidar dulu."

Elisa berjalan menuju kamar khusus laki-laki yang hanya satu-satunya itu. Saat memasuki kamar terlihat yang tidur di sana ada empat orang, yaitu Haidar, Quentin, Dimas, dan Donnie.

Elisa menghampiri Haidar yang tidur dan di sebelahnya ada Dimas."Dar piket Dar. Bangun kita ke pasar." Elisa berkata sambil menepuk bahu Haidar.

Haidar dibangunkan sekali langsung bangun, ia membuka matanya sedikit dan berbicara tidak jelas. "Hah ke pantai?" 

"Ngaco. Pantai dari mana? Pasar. Pe a pa es a sar. Pasar."

"Oh pasar."

Haidar mengulet sebentar sebelum bangun keluar kamar menuju kamar mandi.

Ditinggal Haidar ke kamar mandi, Elisa mengarahkan pandangan kepada Dimas. "Lah ini bocah kagak solat apa ya."

"Heh Dimas bangun lo! Enggak solat lo?" Elisa menepuk lengan Dimas.

Bukannya disahuti oleh Dimas, melainkan oleh Donnie. "Enggak El, libur dulu."

Elisa pun jadi memutar bola matanya pada Donnie, ia memberikan tabokan pada lengan Donnie membuat Donnie kaget dan mengusap lengannya. "Dimas bangun lo!" Elisa masih berusaha membangunkan Dimas.

"Iya sebentar lagi El, ini gue lagi mimpi indah banget." dengan mata yang masih tertutup Dimas menyahut.

Elisa berdecak. "Segala mimpi indah, mimpi jorok kali lo. Bangun nggak lo atau enggak gue telepon nyokap lo. Hp lo ada di atas meja ruang tengah kan?" Elisa berucap sebelum beranjak meninggalkan kamar.

Mendengar hal itu Dimas jadi mengumpat dan membuka mata, ia buru-buru bangun, berlari menuju kamar mandi.

Donnie yang melihat itu jadi tertawa, tetapi melanjutkan tidur kembali, Quentin sih tidak terganggu sama sekali dari tadi, dia kalau tidur kayak orang mati tidak mendengar sama sekali.

Mengapa KKN 8 ke pasar setiap hari?

Karena di rumah yang mereka tempati tidak memiliki kulkas, sehingga sayuran, lauk atau rempah-rempah tidak bisa distok, yang ada nanti semuanya layu dan bau, bahkan basi. Sehingga harus ke pasar setiap hari sesuai jadwal piket.

"El karena lo anak gizi, diterapin dalam masakan hari ini nggak? Nggak pakai mecin gitu." Bani menyeletuk setelah mereka sudah di dapur.

Karena hari ini hari Sabtu, jadi yang lain tidak ada kerjaan, paling Sabtu depan akan mulai mengajar olahraga dan ekstrakurikuler di SD. Tetapi karena hari ini ada posyandu, para perempuan nanti mendatanginya setelah sarapan.

1998Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang