13 | amarah

257 31 16
                                    

di setel lagunya biar makin ngena feeling dari chapternya HEHE happy reading and hopre you're healthy! VOTE DAN KOMEN YA😊 Hargai usahaku menulis hehe, terimakasih💕


Setelah penantian berjam-jam, akhirnya dokter yang nanganin Eunwoo keluar juga dari ruang operasi. Dia jelasin semua detailnya ke Suho dan Irene. Eunwoo masih dalam pengaruh obat bius, jadi kemungkinan baru bisa bangun beberapa jam lagi. Eunwoo pun dipindah ke ruang rawat inap.

"Semuanya, maaf banget Lucas sama Doyeon harus pamit duluan," kata Lucas.

"Iya, maaf semuanya. Soalnya besok kita ada launching motor baru di pabrik dan harus udah disana pagi-pagi," kata Doyeon.

Soohyang senyum. "Udah gapapa. Sana pulang istirahat."

Irene nyalamin Lucas dan Doyeon. "Makasih ya kalian berdua udah ngebantuin."

"Iya, sama-sama, Tante."

Lucas dan Doyeon pamit sekali lagi terus balik. Suho balik lagi ngurusin kasus kecelakaan ini sama kenalan polisinya. Irene nelpon sekretaris Suho minta tolong ubah jadwal malam ini. Suho harusnya pergi ke pertemuan kolega gitu. Irene juga harusnya udah balik ke rumah karena besok dia harus pergi lagi ke Bandung buat acara keluarganya disana. Tapi dengan situasi gini mereka harus gimana?

"Ma..." panggil Minhyun. "Abang sama Seolhyun harus pulang dulu. Kasihan dia udah capek, Ma."

"Ya ampun, kenapa gak bilang dari tadi!" kata Irene panik, takut calon cucunya kenapa-kenapa kalau Seolhyun kecapekan. "Udah sana pulang."

Seolhyun nyengir. "Hehe, makasih, Ma. Kita pulang dulu."

Minhyun dan Seolhyun pun pamit dan langsung pulang. Sementara itu, Soohyang masih diem di samping kasur Eunwoo. Dia cuma duduk di kursi sambil ngeliatin Eunwoo. Irene iba lihatnya. 

"Ren, katanya besok pergi. Pulang gak?" tanya Suho sambil berdiri dari sofa.

"Kasihan Soohyang sendirian, yang," jawab Irene. "Apa aku batalin aja perginya besok?"

"Eh, jangan, Ma," sahut Soohyang. "Udah biarin aku aja yang nemenin. Besok juga aku libur, kok."

Suho ngangguk. "Tuh, udah ada Soohyang. Ayo." Dia pun bangkit berdiri.

Irene senyum tipis ke Soohyang. "Makasih, ya. Besok Mama suruh Bibi bawain makanan kesini.'

"Iya, Ma. Hati-hati dijalan."

"Jangan tidur subuh-subuh," kata Suho kemudian jalan nyusul Irene yang udah pergi duluan.

Soohyang ngangguk terus nutup pintu kamar. Dia pergi ke WC dan bersih-bersih diri. Untung dia bawa pembersih muka dan kaus ganti di tasnya. Begitu selesai, dia keluar WC. Dia taruh tasnya di atas sofa. Perempuan ini menghela napas berat.

"Kenapa bisa gini sih..." gumam Soohyang sambil berdiri di sebelah Eunwoo. 

Lama kelamaan berdiam diri, akhirnya air mata Soohyang jatuh juga. Dia nangis sendirian, gak mengeluarkan suara sedikitpun. Dadanya terasa begitu sakit menangis dalam diam. Disitu gak ada bahu buat bersandar. Tangisan terus jatuh tanpa henti hingga akhirnya perempuan itu tertidur di atas sofa dengan mata bengkak dan napas tersengal.




Keesokan harinya...

Soohyang terbangun oleh suara pintu yang diketuk dan dibuka oleh salah seorang perawat. Perawat itu mengganti cairan infus Eunwoo dan memeriksa Eunwoo sebentar. Setelahnya, ia pamit kepada Soohyang kemudian pergi. 

Dingin Family 2.0Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang