23 | perubahan rencana

265 29 4
                                    

yow, maap baru apdet. seminggu ini gak ada mood nulis cerita ini WKWKWK maapinnn gais, semoga tetep enjoy ya. VOTE FIRST THEN READ OKAY, THANKS!




Eunwoo dan Soohyang jalan masuk ke dalam rumah. Jujur, takut banget asli. Suho kalau udah marah itu bisa ngehukum habis-habisan. Irene kalau marah pasti nunjukin banget rasa kecewanya. Langkah kaki calon pasutri ini berat banget. 

Sesampainya di dalam, mereka lihat Suho dan Irene yang lagi duduk di sofa ruang tamu. Keliatan mereka berdua lagi pada minum teh gitu. Udah kebiasaan kalau lagi ngehukum anak, mereka pasti minum teh. Ceritanya biar tenang gitu kan minum teh anget-anget di suasana dingin.

"Papa, Mama," ujar Eunwoo dan Soohyang barengan.

"Duduk di lantai," perintah Suho.

"Eh?" 

"Duduk sila sana," perintah Irene.

Soohyang nepuk pantat Eunwoo, ngasih isyarat buat nurut aja. Mereka berdua pun duduk sila di depan kedua orang tua itu. Suho naruh cangkir tehnya ke atas meja. Irene natap kedua pemuda pemudi di depannya itu dengan dingin.

Suho berdehem. "Coba jelasin, kenapa bisa begini? Soalnya Papa yakin anak Papa pasti pake pengaman kan?"

Irene ngangguk. "Kemungkinan pengaman bocor itu kecil. Gimana ceritanya? Jangan-jangan kamu beli pengaman abal-abal di warung? Setidaknya belilah di mini market gitu."

"Selalu pake pengaman, kok." Eunwoo berdehem. "Tapi yang terkahir gak pake."

"NAH KAN! DIBILANGIN!" teriak Suho.

"TAPI INI BUKAN HASIL DARI YANG TERKAHIR!" bentak Eunwoo. "Ini dari kejadian udah lama."

"Kapan tuh?" tanya Irene ke Soohyang.

Soohyang ngangkat dua jari. "Hampir 2 bulan yang lalu, Ma. Ini janinnya... udah 7 minggu."

Eunwoo nyengir. "Nah itu, bocor. Hehehe..."

Suho nempeleng kepala Eunwoo pake majalah dari meja. Eunwoo mengaduh sementara Soohyang nahan ketawa. Irene gantian yang ngelempar Eunwoo pake majalah. Alhasil, banyak majalah bertebaran di sekitar ruang tamu.

"Aduh! Lemparin Soohyang juga kali!" teriak Eunwoo sambil ngelus kepalanya.

"Eh! Kamu yang udah bikin aku hamil ya! Sembarangan! Mau aku mati apa?!" bentak Soohyang terus mukul Eunwoo pake majalah.

"Lagian Kakak sih macem-macem! Kasian anak orang kamu hamilin!" bentak Suho.

"Ehhh... Udah udah! Sekarang mau gimana? Tanggal pernikahan kalian masih sekitar 2 mingguan lagi. Nanti perut kamu udah mulai keliatan kali." Irene berdecak.

"Kalau dimajuin kasian WO sama undangannya, Ma..." kata Soohyang. "Soohyang jadi gak enak."

"Majuin aja lah, yang," kata Eunwoo. "Nanti tinggal kasih souvenir yang lebih mewah apa kek gitu."

Suho ngambil HP nya. "Emang tadinya souvenir lu apaan, Kak?"

"Tumbler sama cutlery set dari bambu gitu."

"Ganti aja. Blender kek per undangan atau voucher makan gratis di resto Papa. Biar pada gak menyesal karena tanggalnya diganti. " 

"DUITNYA KAGAK ADA!" Eunwoo pasrah.

"Iya, Pa. Modalnya gak cukup." Soohyang cemberut.

Irene ngambil dompet Suho terus ngeluarin black card nya. "Nih, pake. Souvenir tumbler sama cutlery set nya tambahin blender aja."

Suho ngangguk-ngangguk sambil nyerahin black card nya ke Soohyang. "Kalian urus sama WO perihal acara dan lain-lain. Papa biar telepon tamu-tamu undangannya. Majuin minggu depan."

Dingin Family 2.0Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang