4 | lami dan temannya

280 34 14
                                    

Lami celingukan sendiri aja di depan kelas. Habisnya dia itu murid pindahan, kan. SD nya bukan di SM sini. Temen-temen cewenya tadi cuma kek sekedar salam sapa terus udahan aja. Akhirnya di jam istirahat ini sehabis makan siang Lami cuma diem depan kelas. Yah, sesekali disapa sama beberapa temennya tapi udah sebatas itu aja.

"Lami ya?" tanya seorang anak cowo.

Lami ngeliat pin nama di baju cowo itu. "Doyoung?" tanya Lami.

Doyoung ngangguk. "Kita satu SD loh, tapi beda kelas sih."

"Hah?"

Lami bingung terus mikir-mikir. Kebetulan dia itu waktu SD kan kelasnya ada 7, banyak banget tuh. Lami ini terakhir di kelas 6A dan dia cuma tau temen-temen sekelasnya aja. Terus Lami inget. Dia pernah tugas upacara bareng sama Doyoung ini. Jadi waktu SD tuh petugas upacaranya per angkatan gitu. Lami inget dikit dia pernah jadi dirigen sementara Doyoung ini jadi pembaca Pancasila.

"OHH, DOYOUNG PANCASILA YA!" teriak Lami yang bikin Doyoung kaget setengah hidup. "Ehehehe... Maaf, emang sukanya teriak."

"Hahaha... Gapapa, Lami. Iya, Doyoung Pancasila dari kelas 6F," kata Doyoung. "Kamu dulu dirigen kan?" Lami nganggukin kepalanya.

Doyoung ngulurin tangannya dan Lami balas uluran tangan itu. Doyoung ngajak Lami ke perpus dan Lami mau. Akhirnya jalan berdua deh ke perpus. Beberapa anak ngeliatin aja, kok bisa ini cowo sama cewe akrab di hari pertama gitu kan. Ada beberapa yang nyinyir. YA NAMANYA JUGA BARU LULUS SD MASIH ANAK-ANAK, pasti nyinyirnya ada aja.

Di perpus, Lami langsung menuju rak novel sementara Doyoug ke rak komik. Beberapa kali papasan tapi gak peduli. Udah asik sama dunianya sendiri. Jadi Lami ini suka baca novel dan Doyoung sukanya baca komik.

"Baca apa sih, Mi?" tanya Doyoung begitu mereka duduk di salah satu kursi perpus.

"Novelnya Tere Liye, nih.  Bagus," jawab Lami. "Kamu baca apa?"

"Komik Conan. Wah, selera kita beda, ya..." 

"Setidaknya komikmu bukan komik yang gak jelas. Conan kan komik bermanfaat."

Doyoung ngangguk-ngangguk. "Bener juga, sih. Ayolah baca. Keburu bel ini."

"Minjem aja, sih?!"

"Ke rumah aku aja, ada perpustakaan pribadi."

Lami bengong lah. Baru dia nemu orang punya perpustakaan pribadi. Di rumah Lami sih adanya bioskop pribadi. EMANG KELUARGA HARTONO JARANG BACA BUKU SIH.

"Lami? Bengong aja..." kata Doyoung sambil melambaikan tangannya depan muka Lami.

"Eh..." Lami gelagapan. "Iya-iya, boleh tuh ke rumah kamu. Kapan?"

Doyoung liat smartwatch nya, keknya sih liat jadwal gitu kan. Dia ngangguk-ngangguk terus balik ngeliat Lami. Laminya cuma bengong, LAGI. Nunggu jawaban dia soalnya hari ini Lami gak dijemput lantaran sopir dipake semua. Disuruh naik taksi. Tapi ada kemungkinan dijemput kakaknya, sih.

"Pulang sekolah langsung, ya. Pake mobil aku," kata Doyoung.

"Oke, makasih," kata Lami.




Eunwoo udah dateng ke sekolah Lami disuruh sama Suho. Eunwoo sengaja dateng sama Soohyang, ceritanya cari sensasi. Siapa tahu ibu-ibu yang tadi pagi masih ada. Bener aja, masih ada tuh ibu-ibu. ENTAH KENAPA SUAMINYA KUAT PUNYA ISTRI KEK MEREKA.

"Wah, Pak Eunwoo dan Bu Soohyang... Gak kerja, nih?" tanya Ibu A.

"Mumpung kosong, jemput anak aja berdua. Kan kata ibu-ibu tadi harus punya waktu untuk keluarga daripada kerja..." jawab Soohyang lemah lembut.

Dingin Family 2.0Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang