I'm Okay

100 6 9
                                    

WARNING!!! YANG SUKA KUCING, LEBIH BAIK DILEWATIN AJA!!!

Buruk.

Hari ini semuanya terasa menjengkelkan bagi Aletta dan membuat seorang Raga harus menambah persediaan sabarnya untuk menghadapi gadis itu.

Sejak pagi tadi... Oh tidak, bahkan sejak bangun tidur gadisnya sudah mengeluarkan percikan-percikan kesal yang menggelegar.

Pertama, saat ingin mandi.

"Keluar dari kamarku! Aku ingin mandi!" seru Aletta seraya berjalan menuju ruangan di sudut kamar.

Raga mengangkat salah satu alisnya. "Mengapa menyuruhku keluar? Lagipula, ini kamarku jika Kau lupa."

Aletta berbalik badan dan melipat tangan di atas dada. "Oh begitu ya, baiklah. Hari ini juga aku akan pindah ke rumah Lucas."

Raga menggeram tidak suka. Bahkan tangannya mengepal kuat. "Pindah?" Ia terkekeh pelan. "Silahkan, jika Kau bisa," lanjutnya.

"Kenapa aku tidak bisa?! Aku bebas melakukan apa pun yang ku mau dan Kau tidak berhak membatasinya!" gertak Aletta.

Raga melangkah dengan perlahan. Matanya menatap lekat ke dalam netra Aletta, seolah mencari sebuah penjelasan. Hal itu membuat si gadis merasa tidak nyaman.

"Ada apa denganmu, hm?" tangan besar itu mengelus lembut surai hitam gadisnya. "Kau tidak perlu berteriak, babe. Jangan menyakiti tenggorokanmu sendiri."

Aletta menepis tangan tersebut, kemudian menunjuk pintu kamar. "KELUAR SEKARANG!"

Raga menghembuskan napas kasar. Ia masih tidak paham dengan perilaku Aletta. "Baiklah, aku keluar. Jangan berteriak terus, sayang."

Tidak berhenti sampai di situ, bahkan saat sudah memasuki kamar mandi, Aletta kembali mengeluarkan aumannya yang membuat seseorang di balik pintu geleng-geleng kepala.

"SIAPA YANG MEMINDAHKAN CERMIN?!"

Yang kedua, saat ini ketika mereka sedang sarapan.

"Aku ingin makan udang," ucap Aletta tiba-tiba. Pasalnya setelah melihat hidangan yang memenuhi meja, selera makannya menguap seketika.

Kening Raga berkerut. "Tapi Kau alergi udang, Letta," ujarnya mengingatkan. Matanya tidak beralih sedikit pun dari piring di depannya.

Gadis itu memutar bola mata malas. "Kenapa Kau selalu mengaturku?! Aku bukan bonekamu! Lagipula hidangan udang tidak akan membuatmu bangkrut seketika!"

Raga menghela napas panjang. Ia harus lebih berhati-hati dalam berkata. "Buk–"

"Oh, aku tahu. Kau terbebani dengan keberadaan ku? Atau Kau memang menganggap ku hanya sebagai mainan?!" sela Aletta saat Raga belum sempat mengucapkan satu kata pun.

Raga langsung membanting peralatan makan yang dipegangnya dan melempar serbet makan ke atas meja. Ia tidak suka omongannya di sela, terlebih lagi gadisnya tidak mau mendengarkannya.

Dia berdiri dan mengangkat dagu Aletta. "You know me. Stop talking nonsense!"

Oh, shit!

Raga langsung mendekap gadisnya erat kala menyadari perkataannya yang sedikit kelewatan. "Aku akan memberimu ruang."

Setelah mencium lama puncak kepala Aletta, pria dua puluh empat tahun tersebut berlalu keluar rumah.

My ProtectorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang