3 BULAN TERAKHIR
Setelah malam itu, Tanti terus menulis di buku merah, Adin sedang menyapu halaman Madrasah pun ia tulis pula, Tanti bahkan tahu jika setiap sore Adin memasukan sapi dan kerbau (jawi) milik Haji Besar ke kandangnya, itu menambah ke kaguman Tanti terhadap Adin, sedang Adin bertambah dia membandingkan kehidupannya dengan Tanti, jika hari Ahad saat akan ke sawah, Adin sering melihat Tanti bersama bapak dan Ibunya berpakaian bagus, mungkin akan ke Kota Padang, melihat film di bioskop atau belanja di Pasar Raya.
Beberapa hari ini, lama tak bertegur sapa dengan bang Adin, sedang di Madrasah pun jarang terlihat, kabarnya 2 minggu ini sedang ditugaskan Madrasah ke Pasaman untuk me-iklankan pengumuman penerimaan siswa baru 3 bulan lagi, 3 bulan lagi bang Adin akan lulus dari Madrasah.-Tanti
Selesai menulis, Tanti lalu pergi ke rumah Yasmine, mengembalikan buku Sutan Takdir dan berharap ada Adin di halaman rumah yasmine, rupanya hanya ada beberapa santri yang sedang menjemur gabah.
'' Tarimokasih ya Yas,'' kata Tanti
'' Ah kau nih, macam itu saja terimakasih, masih banyak buku disini, ambilah lagi,'' Kata Yasmine, sambil memberikan buku karangan Buya Hamka, buku Roman yang ditulis seorang Ulama, Kiai, Pahalawan Nasional.
'' Bacalah ini, tapi jangan lupa mengaji,'' kata Yasmine lagi
Tertawalah mereka baduo-duo, indahnya persahabatan masa remaja.
Tibalah Tanti dirumah, sepulang dari rumah Yasmine, di rumah ibunya sedang menelepon begitu serius nampaknya, sehingga langsung saja dia ke kamar tanpa berbasa-basi dengan Ibunya. Malamnya setelah makan malam, bapaknya bicara jika selesai ujian kenaikan kelas, mereka akan jadi pindah ke Sulawesi, tepatnya ke Manado, Kota kelahiran Ibunya. Izin dari kantor tentang pemindahan tugas sudah didapat dan akan berlaku 3 bulan lagi, sengaja menunggu Tanti ujian, Ibunya senang karena akan berkumpul lagi dengan sanak saudaranya disana. Sedang Tanti? Bacalah apa yang dia tulis dibukunya.
Rupanya bukan hanya bang Adin yang 3 bulan lagi meninggalkan Madrasah, Tanti pun akan juga meninggalkan Madrasah, akan berat nampaknya pindah kali ini, akan kehilangan sahabat di Maninjau, Yasmine, Fatimah, Aisah, Rina. Juga tidak lagi akan bertegur sapa dengan bang Adin.-Tanti
Banyak halaman yang sudah Tanti isi, tapi lembar yang itulah aga sedikit berbeda sebab luntur sebagian warna kertasnya terkena air yang jatuh dari mata Tanti sewaktu menulis. Perempuan memang selalu begitu, apa-apa air matanya selalu ikut. Tidurlah Tanti dipenuhi kesedihan, tapi barulah akan 17 tahun usianya 4 bulan lagi, terlalu muda, masih dini untuk sedih karena laki-laki yang juga baru akan 19 tahun usianya. Jika di alami oleh remaja 20 an tahun mungkin akan bisa dipahami kesusahannya. Tapi anak belasan tahun, kini terkenang, besok lusa di Manado pun akan baru lagi kenangannya, lebih-lebih Tanti sudah terbiasa berpindah-pindah, nomaden kata urang penjajah bangsa awak dulu.
YOU ARE READING
CATATAN UNTUK BANG ADIN
Teen FictionCATATAN UNTUK BANG ADIN Di Padang Panjang, jika hari tak hujan. Akan bisa kita nampak anak-anak bermain bola, sebagian lagi kejar-kejaran antah apa maksudnya, tapi dulu kami semasa kecil pun begitu di Sukabumi. Tapi bila hari hujan, dan seringnya b...