KEHIDUPAN DI MANADO
Tanti masih lagi rajin menuliskan kesehariannya di buku merah yang mulai penuh, kurang lebih tinggal tersisa 19 halaman kosong, juga hari itu adalah hari kelulusan Tanti di Sma Negeri Manado. Bapak dan ibunya melihat dibawah saat Tanti dipanggil dewan Sekolah sebagai siswi berprestasi. Sepulang dari acara kelulusan, bapaknya bertanya tentang kemana Tanti selanjutnya.
'' Kemana akan kuliah Tanti?'' tanya bapaknya
'' Sudah masuk saja sekolah perawatan ya Tanti,'' ibunya yang menjawab. Memanglah ingin ibunya jika Tanti melanjutkan ke sekolah Farmasi, atau perawatan, kalaulah ada nasib mungkin kedokteran. Macam ingin betul anaknya meniti hidup kelak di Rumah sakit, bukan tanpa sebab, karena bibi-bibi nya di Manado memang mayoritas menjadi perawat di Rumah sakit negara.
'' Kalau boleh Tanti mau mendaftar ka IKIP Manado, ingin Tanti menjadi Guru,'' jawab Tanti.
'' Ondehh anak awak ingin jadi guru rupanya, guru apa Tanti ingin jadi ?'' tanya bapaknya, bapaknya adalah orang yang tidak pernah memaksa lagi mengatur harus menjadi apa, dibebaskanlah anak satu-satunya itu menjadi apa saja asalkan tetap dalam kebaikan.
'' Keguruan sekolah dasar, Tanti mau nanti mengajar anak-anak pak, lagi sahabat Tanti di Maninjau Yasmine dan Fatimah juga Kuliah keguruan di IKIP Padang, Rina dan Aisah kuliah Ilmu Pemerintahan.'' Kata Tanti, senang nampaknya di dukung bapak.
Sedang wajah ibunya, berubah manyun. Tapi tak juga mau berdebat dengan suami dan anaknya. Tanti punya orang tua yang mengerti jika manusia biarpun itu anakmu, tetaplah dia manusia, harus merdeka, harus bebas. Sampainya dirumah segera Tanti masuk ke kamarnya, diambil lah pula buku merah kesayangannya, di telepon lah Yasmine di Maninjau.
'' Hi Yas, baa kaba kini ?'' tanya Tanti dari telepon, dari ujung sana dijawablah dengan nada senang oleh kawannya
'' Lai baik-baik Tanti, baa pula Tanti disinan, bilo kah pai ka Maninjau Tanti ?''
'' Alhamduillah baik pula. Semoga secepatnya Yas, baa di rumah, masih ada kaba dari bang Adin, atau paranah kah bang Adin singgah ka rumah Yas ?'' tanya Tanti, masa dia sampai ke Manado, dia lah dapat kaba dari Yasmine, bila bang Adin pulang ke Tanjung Muara membantu ibunya, sebab hanya hidup mereka berdua saja di Tanjung Muara, tidak ada tempat atau sodara dekat lainnya.
'' Alun lai Tanti, mungkin bang Adin sibuk, atau bekerja. Kenapa pula rupanya, kalau kangen datanglah kemari nanti kita sama-sama ke Tanjung Muara, sekali-kali melihat pantai disana, kabarnya bagus Tanti,''
'' Ingin Tanti pun kesana Yas, tapi pasti harus tunggu bapak pulang ke Padang Panjang, sebab jika sendiri pasti indak di agiah izin kan.''
Hari itu mereka cerita banyak,tentang salah satunya Adin.
YOU ARE READING
CATATAN UNTUK BANG ADIN
Teen FictionCATATAN UNTUK BANG ADIN Di Padang Panjang, jika hari tak hujan. Akan bisa kita nampak anak-anak bermain bola, sebagian lagi kejar-kejaran antah apa maksudnya, tapi dulu kami semasa kecil pun begitu di Sukabumi. Tapi bila hari hujan, dan seringnya b...