🍰 Best Part

4K 838 127
                                    

"Jangan dilihatin mulu, Sel. Samperin sana."

Suara Dowoon berhasil mengaburkan fokus Sela pada ruangan Brian yang tertutup rapat sejak insiden siang tadi. Brian bahkan menutup jendela dengan tirai otomatis, seakan enggan membagi aktivitasnya di dalam sana dengan siapapun, termasuk Sela. Nggak seperti biasa.

"Dia bilang jangan ada yang masuk sampai bakery tutup."

Dowoon menatap jam di tangannya. "Setengah jam lagi tutup. Masuk sana, minta maaf kek, ngajak ngobrol kek."

Sela menggeleng. "Tidakㅡ"

"Kamu nggak perlu jelasin masalah tadi ke kami. Tapi ke Brian wajib, kan dia bos kamu," sela Jaehyung yang datang entah dari mana. "Nih."

Jaehyung menyerahkan satu kotak P3K pada Sela. "Apa ini?"

"Es teler. Ya udah jelas kotak obat gimana sih kamu," jawab Jaehyung setengah gemas. Sela memutar bola matanya kesal.

"Tadi kan Pak Brian dipukul, takutnya ada luka. Obatin aja sekalian, Sel," ujar Wonpil.

Tunggu. Kenapa jadi aku? Batin Sela.

"Ya kalau bukan kamu, siapa lagi? Masa saya?"

Suara Sungjin berhasil menyentak semua manusia, termasuk Sela. Tch, alasan, batinnya lagi.

🍰

Brian sedang duduk termenung di sofa saat seseorang mengetuk pintu ruangannya dua kali. Belum sempat mempersilahkan masuk, pintu tersebut sudah lebih dulu terbuka.

"Saya akan letakkan ini di sini kalau Bapak melarang saya masuk," ujar Sela sambil meletakkan kotak P3K di atas meja. "Saya perㅡ"

"Duduk dulu, Sel."

Brian sedikit menggeser tubuhnya, memberikan ruang lebih luas untuk Sela. Perempuan itu berpikir sejenak sebelum melakukan perintah Brian.

"Saya kira Bapak ingin sendiri."

Brian tersenyum tipis. "Kenapa? Kamu kangen sama saㅡaw!"

Laki-laki itu memekik pelan begitu merasakan tangan Sela meraih tangan kanannya sedikit kasar. "Saya obati."

Brian terdiam beberapa saat sebelum tersenyum tipis. "Dengan senang hati."

Sela hanya diam tanpa mau repot-repot menjawab kalimat Brian. Setelah mengambil salep dari dalam kotak dan membukanya, diapun mengoleskan salep tersebut tepat di luka Brian yang mulai membiru.

Di balik wajah datarnya, Sela benar-benar ingin meringis dan menjerit sekarang. Hei, luka di tangan Brian saja bisa seburuk ini, apalagi wajah si brengsek itu?

"Lain kali jangan begini."

Brian menatap Sela dengan alis menyatunya, sedangkan yang ditatap masih sibuk berkutat dengan kesibukannya.

"Saya udah bilang kan kalau saya benci orang lain mengusik orang yang saya sayang?"

Pertanyaan Brian sukses mengalihkan pandangan Sela. Kini giliran Sela yang menatap Brian datar, namun sarat rasa penasaran. Entahlah, sebuah pertanyaan tiba-tiba muncul begitu saja di benaknya.

"Bapak tadi ngapain aja di sini seharian?"

Baik, ini adalah pertanyaan paling random yang Sela pikirkan sejak Brian mengurung dirinya di ruangan ini.

"Diam, meredam emosi," jawab Brian. Laki-laki itu beralih menatap tangannya yang masih setia berada di genggaman Sela. "Biasanya butuh waktu semalam supaya saya bisa meredam emosi. Sumpah, tempramen saya beneran seburuk itu."

"Kalau begitu saya keluar."

"Eh!" Sontak Brian menahan tangan Sela yang hampir beranjak dari kursinya. "Kenapa keluar?"

"Bukannya bapak butuh waktu semalaman untuk meredam emosi?"

"Astaga, Sel," ujar Brian sambil tergelak pelan. "Kamu percaya nggak sih kalau emosi saya hilang begitu lihat kamu masuk ruangan ini? Harusnya saya panggil kamu dari tadi."

Sela diam. Meski terdengar sangat menggelikan, nyatanya Sela benar-benar bisa merasakan ketulusan dari sana. Dan Sela benci perasaan ini.

"Namanya Seungyeon."

"Hm?"

Tatapan mereka kembali bertemu. Sekali lagi, entah setan apa yang merasuki Sela hingga nama itu terlontar begitu saja dari mulutnya.

"Laki-laki yang memukul bapak tadi. Namanya Seungyeon. Ayah Ola."

Sela terdiam lama, otaknya kembali memutar kejadian bertahun-tahun silam saat dirinya ketahuan hamil sampai harus dikeluarkan dari sekolah. Dan parahnya, Seungyeon justru menghilang tanpa jejak begitu mereka lulus SMA.

"Makasih, Sel."

Sela menatap Brian datar meskipun dirinya kepo setengah mati dengan arti ungkapan terimakasih yang dia terima.

"Udah percaya sama aku buat berbagi cerita ini."

🍰

Halooo kangen bgt hshshs

Halooo kangen bgt hshshs

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Om BrianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang