Bab 1

6.1K 182 4
                                    

Tentang Sam

"Kata orang mimpi harus setinggi bintang
Aku pun menerapkan yg mereka bilang
Ku kira jalan menuju mimpi itu terang
Tapi nyatanya gelap dan belang
Banyak orang berbisik tentang ku dibelakang
Tampaknya mimpiku tak buat mereka senang
Aku hanya seorang lemah yang sedang berjuang
Aku si pejuang mimpi yang tak ingin terkekang
Dan aku lah si bodoh yang mereka bilang
Kini subuh datang
Dan aku tlah memecahkan jawaban dari bimbang
Disini aku akan mengubur mimpi yang ku pegang"
-Samuel Cipta, 20 Desember 2015

Sam tertawa hambar setiap kali membaca tulisannya di buku yang biasa di sebut Niel buku "diary".

Dulu, Sam paling tidak suka saat adiknya menyebut buku Sobre Mi itu sebagai buku diary.

Ya, Sobre Mi begitulah Sam menamai buku yang berisi keluh kesahnya itu. Sobre Mi merupakan bahasa Spanyol yang artinya tentang diriku.

"Niel, gue kangen," gumam Sam sambil memeluk sebuah buku berwarna kuning yang tertera nama "Nathaniel".

Ironis, Sam mengetahui Niel mempunyai buku diary saat dia sudah meninggal.
"Kenapa lo nyembunyiin buku diary lo, kalau begini kan gue jadi ga bisa ngejek lo sebagai plagiat hahaha," tawanya sumbang dan penuh kepedihan.

Sam benar benar menyesal dan masih saja menganggap bahwa kematian adiknya itu adalah kesalahannya.

Tok tok tok
Ketukan pintu mampu membuat Sam tersadar dari lamunannya.

"Siapa?"

"Ini mami, Sam," terdengar sahutan lembut dari seseorang yang berada di balik pintu kamarnya.

"Masuk aja Mi ga dikunci"

Mami Tanti sudah hafal betul dengan kebiasaan anaknya sebelum tidur yaitu melamun.

"Sam, mau sampai kapan kamu kaya begini? Seperti kata adikmu kamu harus bangkit Sam, kembali ke dunia luar," ujar Mami Tanti yang tampak ragu membicarakan hal ini.

"Aku trauma Mi, aku butuh jeda untuk berhenti sejenak menelan pahitnya realita," ucapnya penuh penekanan.

"Sam pengen, Mi pengen banget kembali ke luar, berteman, dan menikmati hidup. Tapi Sam takut Mi abis ini siapa lagi yang bakal celaka? Orang orang diluar sana tuh kejam Mi, mereka bakal menghalalkan segala cara untuk ngehancurin orang yang gak mereka suka," sambungnya penuh emosi.

"Maafin mami, Sam," batin Tanti diikuti langkahnya menuju dapur dan kembali dengan obat dan segelas air putih.

"Sam, diminum ya".

"Aku ga butuh itu, stop nyuruh nyuruh aku minum obat, aku ga gila, Mi, aku ga gila. Keluar, aku pengen sendiri!" emosinya mulai tak terkontrol.

"Kapan mami bisa liat kamu yang ceria lagi Sam?," batinnya seraya menutup perlahan pintu kamar, diikuti perasaan risau karna takut depresi Sam kambuh.

Begitulah Sam, emosinya tidak stabil akibat depresi yang dideritanya.

Depresi itu juga yang membuat Sam lupa dengan beberapa memori masa kecilnya, salah satunya Ziva.

Semenjak kematian Niel, ia depresi, mengurung diri dan mengubur mimpinya.

Samuel Cipta

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Samuel Cipta

Gimana, Gaes? Mimin baru pertama kali nulis cerita.
Kalian penasaran ga, kenapa Niel meninggal?
Dan kenapa Sam se-trauma itu?
Stay tune, ya!
Jangan lupa klik bintang di pojok kiri ^_^
Dan komen sebanyak-banyaknya.

Evanescent✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang