Bab 35

780 110 50
                                    

Perpisahan

song on🎶

Seminggu berlalu, sejak perjanjian antara Ziva dan Tiara keadaan tampak membaik.

Ya, membaik tapi hampa. Tawa memudar, luka mendalam.

Semesta tidak sedikitpun berniat membantu.

Membiarkan Sam yang bersikeras melupa, Tiara yang masih dengan kecewa, Ziva yang semakin mengharap, hingga kini, anak-anak XII IPS 4 yang berusaha ikhlas.

Hari ini adalah hari perpisahan.
Mereka semua sudah siap dengan kebaya dan batik duduk di backstage menunggu giliran tampil. Bohong jika mereka baik-baik saja.

Tidak ada yang baik-baik saja ketika berpisah.

Keheningan menyelimuti suasana backstage. Menatap wajah satu sama lain pun mereka tak sanggup.

Mengapa 3 tahun ini berlalu dengan begitu cepat?

Apakah waktu tidak bisa diputar mundur?

Mereka memilih dihukum lari 1000 kali oleh Pak Anang, ketimbang menghadapi suasana seperti ini.

Icad mencoba memecah keheningan.

"Gaes, chill dong! Kita bakal ketemu lagi kan abis ini? Ya kan?"

"Ya iya lah hahahaha, ngapain coba sedih sedih. Cupu ah. Gini deh gini, yang nanti nangis di panggung harus traktirin kita bakso pulang ini, gimana?" Ola tertawa hambar.

"Setuju," sorakan yang terdengar dipaksa bahagia.

"Lagian, abis ini masih ada kelulusan sama prom night kan? Kita masih bisa ketemu lagi hehe," Kei mencoba tegar dengan air mata yang berlinang.

"Iya."

"Gaes, gue sayang kalian semua," pekik Lyly kemudian mereka berpelukan sangat erat. Seakan ini menjadi pelukan terakhir mereka.

Mungkin, mereka memang akan bertemu lagi kelak. Tapi, pengalaman masa masa SMA seperti tiga tahun terakhir ini tak akan mereka temui lagi.

Mau bagaimanapun ini akan menjadi kenangan yang tak kan terulang.

"Selanjutnya, kita akan menyaksikan.. Duh, kelas yang di tunggu-tunggu nih sama bapak ibu guru. Siapa lagi kalau bukan XII IPS 4, kepada siswa siswi XII IPS 4 dipersilahkan," suara Pak Daniel selaku MC menggema di seluruh penjuru sekolah. Dilanjutkan dengan sorakan dan tepuk tangan meriah menyambut XII IPS 4 menapakkan kaki ke panggung.

"Gaes, semangat. Kita bisa! XII IPS 4," sorak Nuca.

"Ambyar!"

Menit demi menit berlalu, mereka masih tampak ceria berjoget ria memeriahkan panggung.

Hingga tiba di penghujung pentas, mereka akan menutupnya dengan menyanyikan lagu perpisahan, Sampai Jumpa-Endank Soekamti.

Lagu ini sebelumnya memang tidak ada di daftar list.

Petikan gitar mengiringi intro. Mereka sudah siap pada posisi berbaris dan saling merangkul.

"Ola kalah dia nangis gaes," pekik Kei dengan air mata yang meluruh, jari telunjuknya menunjuk ke arah Ola yang sudah menangis tersedu-sedu padahal baru memulai intro.

"Woi Maemunah lu juga nangis kali," sambar Inyun.

"Engga, gue ga nangis. Gue cuma nguap. Lo pada ga tau kan kalo gue bisa nguap tanpa ngebuka mulut?" elak Kei.

"Aaa gue kalah aja deh," ucap Titi kemudian ikut menangis.

"Gue sih engga, gue strong," sambar Nuca dengan suara parau menahan tangis.

Evanescent✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang