Menjauh
“Hai Gaes,” sapa Ola begitu memasuki ruang kelas.“Welcome back!”
“Apaan sih welkam bek welkam bek udah kaya keset kaki aja.”
“Beda woe keset kaki welkam doang,” sahut Icad.
“Dah sembuh lo La?” tanya Sam.
“Udah Bro. O iya Gaes Gaes hari ini gue bawa—“
“Bawa apa? Mainan?” sambar Kei.
“Emm bukan sih Kei, gue bawa laptop.”
“Yah bukan mainan.”
“Eh? emm tenang aja Kei. Di dalem sini tuh ada mainannya kok. Gini deh gue bikin challenge yang bisa namatin Feeding Frenzy gue, bakal gue traktir baso.”
“Mau dong,” pekik Kei diikuti yang lainnya.
Ola tersenyum kemudian menyerahkan laptopnya kepada Kei.
Seketika mereka langsung menyerbu Kei.
“Lo ngapain bawa laptop?” tanya Daniel seraya memperhatikan gerombolan teman-temannya yang begitu bersemangat bergantian mencoba menyelesaikan game tersebut demi semangkuk baso.
“Sebenernya sih buat nonton drama Thailand yang udah gue download kemaren malem, tapi ya gapapa deh kan nontonnya bisa dirumah hehe.”
“Bucin.”
“Aish bacod ah.”
“Lah? Gitu doang marah.”
“Ga ada orang yang mau dipanggil bucin,” Ola menepuk pundak Daniel.
Suasana kelas begitu heboh dengan beberapa anak yang sibuk menamati Feeding Frenzy, termasuk Titi. Gadis satu itu tidak akan tahan jika mendengar makanan apalagi gratis. Bahkan ia pernah membuat 21 akun instagram untuk mengikuti giveaway bittersweet by najla, bakso aci, dan berbagai makanan lainnya. Terniat bukan?
Sam terkekeh melihat betapa bersemangatnya gadis itu berkutat dengan mouse.
Ziva yang semula berada di kerumunan tersebut menjauh kemudian menghampiri Sam yang tengah memperhatikan Titi dari tempat duduknya.
“Udah selesai belum bacanya?”
“Ha? Oh, belum. Ini baru mau lanjutin,” Sam mengambil novel dari lacinya.
“Sedih ga?”
“Baru baca setengah sih, tapi keren. Gue suka, makasih ya.”
“Masama, mau gue spoilerin ga?”
“Eh jangan dong.”
“Haha canda kok. Yaudah lanjutin aja.”
“Hm.”
Ziva menopang dagunya dengan tangan, tetapi matanya tidak berpaling melihat wajah lelaki di sampingnya itu.
“Ada yang aneh?” tanya Sam canggung karena merasa diperhatikan.
“Ga kok hehe.”
“Tes tes 1 2 3—“
“Gaes persiapkan mental!” teriak Nuca.
“Santuy ini gue lagi latihan vocal biar pas debat lawan Bu Sere menang,” sambar Icad.
“Gue dah siap 45!” Ola bersemangat.
“Yah padahal tinggal dikit lagi,” celetuk Kei.
“Ada apa sih?” tanya Ziva bingung.
“Biasa panggilan BK, kan maren kita bolos,” jawab Sam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Evanescent✔️
FanfictionBumi membutuhkan bulan untuk beristirahat dari ramainya manusia, tapi bulan tak bisa selalu ada untuk bumi. Dan matahari, ia boleh mencintai bumi tapi mendekat pada bumi justru membinasakan. Cerita ini bukan cuma menceritakan konflik romansa tapi j...