Y O U T H • 18

24 3 5
                                    

The YOUTH • Chapter 18

•••

Setelah kembali dari minimarket tadi, mood Aliesa memburuk. Sejak tadi membereskan belanjaannya, ia tak berhenti menggerutu.

Ting!

Ponsel Aliesa berbunyi, ia langsung membaca pesan di dalamnya.

Allen (1)

Allen : gue mau masuk nih, tapi kalo lo lagi mau ngebunuh orang mending gua pulang aja. ini makanan dari bunda gua taro dpn pntu ya.

Me :

Y.

Allen : dih si anjir, beneran di usir nih gua?

Me :

lo yg mnta.

Allen : yauda si bukain kan gua gatau kode apart lo

read.

Aliesa berjalan lunglai menuju pintu, lalu membukakan pintu untuk saudaranya itu.

Tahu di bukakan pintu, Allen langsung menyambar sofa di dalam rumahnya. Tanpa membuka sepatunya dulu.

"Sepatu lo buka!" teriak Aliesa.

"Nanti ah, ga ngerti banget orang capek jadi go-food," rutuknya.

"Gak ada yang minta lo,"

"Ada, bunda,"

Aliesa memutar bola matanya. Lalu berjalan menuju pantry untuk memindahkan makanan yang dibawa Allen.

"Sa," panggil Allen dari depan televisi, sambil memakan cemilan.

"Sa," panggilnya lagi.

"Apaan si?"

"Santai napa jangan ngegas, orang manggil tadi kaga lo jawab,"

"Hm,"

Allen berdecak, menoleh melihat saudaranya yang sepertinya moodnya kurang baik.

"Ngapa sih lo?" tanya Allen kini duduk di kursi pantry.

"Udah makan lo?," Aliesa balik bertanya.

"Ditanya malah nanya lagi," kesalnya. Aliesa terkekeh.

"Ngapa lo manggil gue?," tanya Aliesa sambil memakan makanan dari bundanya Allen.

"Oh, itu lo slek sama Liam?," tanya Allen.

Seketika Aliesa ingat, ucapannya kepada Liam beberapa hari lalu.

"B aja," ucapnya asal.

"Sa, serius kenapa sih?,"

The YOUTH! (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang