Author POV
Arian membawa Nara menuju kantin. Tidak, Arian tidak menggandeng Nara tentunya. Bisa habis riwayat Arian jika ia menggandeng Nara.
Kantin tentu saja sepi, hanya ada beberapa anak yang sedang makan dan berghibah ria.
"Lo duduk aja, gue beli es krim dulu," ucap Arian meninggalkan Nara.
Nara hanya mengangguk menurut, ia berjalan menuju bangku pojok kantin yang kosong.
Nara mengedarkan pandangannya ke seluruh kantin yang memang tidak terlalu ramai, "Amann," ucap Nara di dalam batinnya dengan lega. Pasalnya ia pasti akan menjadi bahan ghibah karna berduaan dengan Arian.
Saat SMP sudah sering Nara dituduh yang tidak-tidak karna ia bisa dekat dengan Arian yang katanya ganteng, banyak yang berpikiran negatif tentang Nara, mulai dari Nara mirip cabe-cabean ga pantes buat Arian, perusak hubungan Arian sama mantannya, melet Arian, morotin Arian, dan banyak lainnya. Bahkan Nara juga sering dibully oleh kaka kelas yang mebggilai Arian.
Tapi semakin berjalannya waktu gosip negatif tentang dirinya dan Arian mulai memudar, toh nyatanya ia dan Arian hanya sebatas kakak adik tidak lebih.
Walaupun banyak alumni SMP Angkasa yang masuk ke SMA Semesta, Nara tetaplah Nara, ia terkadang masih takut dibully atau sekedar dicemooh oleh mereka yang ngefans dengan Arian. Katakan saja Nara baperan, tapi nyatanya omongan yang keluar dari mulut mereka itu menyakiti hati Nara.
"Woy! Nglamun terus, mikirin apaan sih?" tanya Arian yang datang membawa sebungkus plastik yang berisi jajan dan tentunya es krim untuk Nara, Arian langsung duduk di hadapan Nara.
"Nothing," ucap Nara langsung mengambil es krim unicorneto yang dibelikan oleh Arian.
"Dasar bocah!" sindir Arian yang melihat kegirangan Nara saat melihat es krim.
"Bodo amat, sirik lo!" ucap Nara memakan es krimnya.
"Kenapa tadi lo lari-lari?" tanya Arian penasaran.
"Tadinya main truth or dare terus gue kena dua kali, waktu yang kedua gue pilih dare,"
"Terus? Darenya ga seru pasti,"
"Sialan! Ga seru pala lu,"
"Apaan coba darenya?"
"Hmm gue disuruh nanyain nama, nama ig, terus minta follback sama cowo yang ada di stand musik. Ya daripada gue harus vidcall Rafi, ogah banget,"
"Lah cemen itu mah, harusnya lo cium tuh cowo baru seru,"
"Makan nih cium," ucap Nara mengarahkan sisa es krimnya ke mulut Arian sampai belepotan parah. "Mesum mulu pikirannya," lanjut Nara melempar sisa es krimnya ke tong sampah yang tak jauh darinya.
"Kampret! Lengket semua nih, duh ngelapnya pake apaan nih,"
"Lo tau kalo gue gapernah bawa tisu kan?" ucap Nara telak.
Arian hanya menggeram lalu menarik tangan Nara secara paksa untuk membersihkan es krim yang ada di sekitar mulutnya. Nara yang melihat itu langsung memberontak tapi hasilnya nihil, karena tenaga Arian jelas lebih besar dibanding dengannya.
"Ar jorok banget sumpah! Lepasin anjing," tukas Nara yang akhirnya berkata kasar.
"Daripada gue suruh lap pake mulut lo," jawab Arian santai melepaskan tangan Nara karena merasa mulutnya sudah bersih.
"Otak lo beneran minta disapu pake trisula ya! Dah lah gue mau ke kamar mandi bentar," ucap Nara mengomel lalu bangkit dari duduknya menuju kamar mandi yang ada di belakang kantin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jangan Hilang
Teen FictionYang paling dekat pun bisa menjadi sosok yang paling jauh di lain waktu. Begitulah orang-orang yang ada di kisah seorang gadis bernama Sefinara Ayuning Alaksa.