Marcel berjalan kearahku, dengan tangan mengusap airmata.
"Sudah??" tanya ku sedikit khawatir melihat wajahnya.
"Iya sudah!" balas Marcel dengan wajah sedikit senyum masam.
"Memalukan ya, seorang laki-laki menangis!" lanjut Marcel .
"Tidak, kenapa harus malu, sekali-kali kita juga perlu nangis untuk mengeluarkan beban dihati dan pikiran!" ucapku, supaya Marcel tidak Malu melihat dirinya sendiri.
Marcel terdiam agak lama, lalu dia mulai bercerita tanpa aku minta.
Lili adalah cinta pertama Marcel, Lili bukan berasal dari keluarga kaya, dia berasal dari keluarga yang sederhana.
Marcel dan Lili sudah mengenal sejak kecil, karena ibu Lili adalah kepala pelayan di rumah Marcel.
Sedikit-sedikit marcel mulai terbuka, lili meninggal karena kecelakaan.
Saat itu lili sedang dalam perjalanan untuk menjemput Marcel ke bandara.
Tapi sayang nya mobil yang dinaiki lili mengalami kecelakaan saat di jalan raya.
"Dia menjemputmu? Memang kamu dari mana?" tanya ku.
"Aku pulang dari Amerika saat liburan semester ku!" ucapnya.
"Sudah ya, kamu jangan sedih, lili pasti sedih melihat kamu menangis!" ucapku sambil mengusap pundak Marcel.
Tak terduga, Marcelpun menyandarkan kepala nya ke pundak ku.
Mungkin dia terlalu sedih mengingat lili.
"Udah ya, kamu jangan sedih lagi, yakin aja lili sudah bahagia di surga!" ucap ku sambi tersenyum.
Marcelpun mengangguk dan bangkit berdiri , mengajak ku pergi dari tempat itu.
Kami berjalan kearah keluar area pemakaman.
Menaiki mobil dan menuju villa.
Di mobil aku tidak berani berkata apapun, aku hanya diam melihat wajah Marcel yang masih sedih.
Dijalan Marcel juga hanya diam dan menatap keluar jendela, melihat Marcel seperti ini membuat ku penasaran seperti apa Lili itu.
Tapi aku berusaha menepis semua itu, kenapa aku harus penasaran, toh aku hanya istri kontrak saja.
Perlahan aku mulai mengantuk dan tertidur , aku merasakan seperti ada tangan yang meraih kepala ku untuk agar dekat dengan nya.
"Al, kita sudah sampai, apa kamu tidak mau bangun?"
Ucap Marcel lembut."Ahhh kita sudah sampai ya?" Jawab ku lirih dan masih setengah sadar.
"Dasar ya kamu, bau bantal, dimana-mana bisa tidur!" Cetus Marcel .
Aku hanya diam saja, entah menahan malu atau menahan ketawa , sejak kapan dia bisa bicara seperti itu.
"Al cepet masuk, bawa semua barang mu!"
Marcel yang berjalan mendahului ku mengagetkan lamunan ku"Ah iya Marc!" Aku menyusul dengan membawa barang ku, dasar laki-laki tidak peka, kenapa dia tidak pernah membantu membawa semua ini .
Kami berdua berjalan menuju kamar yg terhubung dengan balkon utama di lantai 2, rasanya lelah sekali seharian ini .
Melihat tempat tidur, bawaannya cuma ingin tidur dan tidur.
"Ahh.. Marc malam ini tidak ada rencana kemana-mana kan?" Tanya ku pada Marcel yang sedari tadi memainkan ponselnya.
"Entahlah Al, kalau ada meeting mendadak aku harus pergi!, Ingat kita hanya kawin kontrak jadi kamu tidak berhak melarang ku!"
Cetus Marcel."Iya aku ingat kalau semua ini hanya kontak, aku cuma memastikan saja , karena hati ini begitu lelah, aku ingin istirahat!'' jelas ku cepat , karena aku tidak ingin dia mengira kalau aku akan menahan dan mengatur nya .

KAMU SEDANG MEMBACA
My Proud Husband
Storie d'amoreEntah mimpi apa aku semalam.. Sehingga hari ini aku harus menikah dengan laki laki yang sombong tiada tara ...