1

44 9 3
                                    


Ketika di Mobil saat perjalan menuju lokasi camping. Perasaan gue ga enak kaya akan ada sesuatu yang terjadi, akhirnya gue tanya temen temen gue

"Em... temen temen kalian yakin mau caming di hutan itu?" tanya gue sambil natap mereka satu persatu

"Yakin lah" jawab Ramdhan

"Emang lo kenapa fa? Lo ngerasain sesuatu? " Tanya Fahira

"Iya fa lo kenapa? lo liat sesutau atau apa?" tanya Reina

"Fa lo gpp?" dengan nada khawatir karena liat gue diem aja

"Hmm.. iya gue gpp kok... cuman mungkin perasaan guenya aja gaenak " Dengan wajah yang tertekuk dan menatap kearah kaca mobil.

"Yaudah mungkin memang perasaan lo, gausah dipikirin santai aja oke" ucap Revan

"Iya mungkin perasaan gue aja" dengan nada pelan dan mencob amenhilangkan perasaan itu.

***

Setelah sampai Reina si heboh tingkat akut malah teriak teriak.

"yuhuuuyyyy udaranya seger bener " ucap reina sambil merentangkan tangannya dengan mata terpejam.

"Yang tas kamu yang mana?" tanya Ramdhan pada Reina.

Reina langsung mengabil tas nya dengan cengar cengir di depan kekasihnya. Gue curiga pasti dia minta....

"Yang kamu yang bawa yaa?" yakan gue udah duga ini akan terjadi, kekasihnya cuma berdehem dan bilang untung pacar

Reina langsung berhambur ke ketiga sahabat cewenya

***

Kita langsung jalan menuju pos hutan untuk minta izin. Bersama pemandu rombongan gue dan kelima sahabat gue berjalan membelah hutan. Setelah diberi izin dan praturan yang tidak boleh dilakukan di dalam hutan dari si sang pemandu.

"Kalian semua hanya berteman atau ada yang pacaran?" Tanya sang pemandu

"Kita hanya berteman tapi ada yang pacaran" jawab Revan

"Peraturan disini gaboleh kalian langgar! bagi kalian yang pacaran dilarang melakukan hal hal diluar batas! Jaga tutur bahasa kalian jangan asal ngomong dan dilarang menebang pohon sembarang! hutan ini masih asri dan sangan bersih"

"Siap Pak" jawab Ramdhan dan yang lain hanya manggut manggut meyimak penjelasan dari sang pemandu sambil melihat segala macam yang ada di hutan.

Tiba tiba gue menggeser tubuh gue ketengah barisan saat matanya tak sengaja melihat bayangan hitam yang lewat.

"Lo kenapa sya" tanya Reina dengan wajah kaget ditambah bingung

"Eng-enggak, tadi gue liat ada bayangan hitam gede banget" jawab gue dengan ketakutan

"Aish, itu mungkin hewan " Reina mencoba tetap tenang

"okey sepertinya saya hanya bisa mengantar kalian sampai sini, ingat larangnnya, dan mohon jga kebersihan hutan ini" ucap sang pemandu sambil meninggalkan kita.

setelah beberapa jam muter muter ditengah hutan akhirnya kita sampai di tempat perkempingan. Lalu kita mendirikan tenda n mebereskan barang barang.

*****
Akhirnya mereka istirahat

"Wah adem bener temptanya ya yang" ucap Ramdhan

"Iya yang asri , apalagi deket sungai kaya gini enak dipandang" ucap Reina

Woii! Asik bener lu berduan aja kaya gaada orang lain!, cari kayu bakar sana gue mau masak nih sama si Syifa" Ucap Fahira

"Ye sirik aja lu pada" ucap Reina

"Udalah yang yu mending kita cari kayu bakar"

Ramdhan dan Reina langsung menelusuri hutan tersebut dan mencari kayu bakar. Namun setelah di tengah hutan Rahmat menarik kekasihnya itu lalu menciumnya dan mengambil kesempatan.

"Eh lu mah malah nyari kesempatan aja" Ucap Reina engan memukul dada bidang Ramdhan

"Mumpung sepi yang lagian disini cuman berdua doang yang dan lagian gue ga percaya sama larangan larangan itu, buktinya kita gaada kejadian apa apa"

"Yaudah yu balik kasian yang lain udah nunggu"

"Ya yang tapi sekali lagi dong"

*****

Di lain tempat Asyifa dan Fahira menunggu Reina dan Ramdhan yang sedang mencari kayu bakar, kita masak untuk makan malam.

"Lagi pada ngapain nih sibuk bener" ucap Revan

"lo ga liat kita lagi apa hah?" ucap Fahira dengan suara sedikit tinggi

"Ye biasa aje dong kok ngegas sih"

"Bodo"

"Ada yang bisa kubantu?" tanya Andrean

"Emang lo bisa masak paan? aealah pake mau bantuin segala" Tanya Fahira

"ye lu songong banget sih gue sama andrean emang cowo tapi kita bisa kok masak iya ga ndre?"

"Iya"

"Emang bisa masak apaan?"

Masak mie" Ucapnya barengan dengan diakhiri kekehan mereka

"Fah kamu lanjutin dulu masaknya ya sama yang lain aku pergi dulu sebentar" ucap Asyifa

"Eh fa kamu mau kemana?"

Asyifa baik kebelakang tapi sebelum dia melangkah tiba tiba ada bayangan hitam yang lewat dan dia langsung mundur beberapa langkah dengan wajah yang putih pucat dan tubuh yang bergetar.

"Fa... Syifa kamu kenapa?" tanya Fahira dengan wajah bingung karena tiba tiba gue mundur dan dia mukul pelam pipi gue yang mematung.

"Ada orang tadi disana, badannya tinggi besar, kulitnya hitam" gue ceritain apa yang gue liat dengan tatpan lurus dan kosong. Revan, Andrean dan Fahira langsung saling pandang karena saking terkejutnya dengan apa yang gue omongin.

Mereka membawa gue kembali ketenda, dan nyuruh gue untuk istirahat. Namun saat Fahira hendak masuk dia malah berteriak "Ular!"

Andrean dan Revan langsung mendakti kembali tenda gue

"Dimana ular Fah?" Tanya Revan panik

Fahira hanya nunjuk kalau ular itu ada didalam tenda. Namun saat Andrean masuk ke dalam tenda dengan perlahan dan melihat kesisi tenda tapi, dia tidak menemukan ular itu.

"Mana gaada ular di dalem lo salah liat kali fah," Ucap Andrean

"Ga...engga mungkin, ta..tadidi gue liat beneran ada ular didalam" jawab Fahira dengan gemetar karena masih schok.

"Yaudah kalau gitu lo sama Syifa tidur di tenda kita biar gue sama Revan yang jaga disini"

***

Okey segini dulu ya nanti aku lanjutin :)
Sorry typo dimana mana

Jangan lupa bintangnya heheh

Makasih:)

Hutan TerlarangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang