Seulgi memakan makanannya dengan terburu-buru sedangkan Jimin masih memperhatikan didepannya. Jimin menyempatkan waktunya untuk Seulgi pergi ke sebuah restoran yang cukup terkenal sekarang jadi itulah kenapa Seulgi ingin cepat menyelesaikan makannya dan pergi ketempat lain lagi bersama Jimin. Karena sangat sulit sekali untuk Jimin meluangkan waktunya."Seulgi.."
"Pelan - pelan"Jimin sesekali menghapus sisa makanan yang keluar dari bibir Seulgi
"Tidak ada waktu" Seulgi berbicara tidak begitu jelas karena mulutnya penuh dengan makanan
Jimin menahan tangan Seulgi yang akan mengambil makanan lagi, Jimin menggeleng pelan.
"Waktuku banyak, pelan - pelan eum"
"Pikirkan bayi kita juga"Seulgi menelan semua makanannya lalu melepas tangan Jimin, dia kesal karena bayi selalu menjadi alasan kekhawairan Jimin. Dia mengambil minuman dan sedikit bersendawa.
Seulgi melirik kearah jam tangan yang dipakai Jimin "Ayo kita pulang"
"Habiskan dulu makananmu Seulgi"
"Aku tidak berselera takut ada yang mengatur cara makanku!"
"Perutku juga sakit, aku ingin pulang""Aku han-.."
"Khawatir" potong Seulgi
"Terimakasih!"
"Aku mewakilinya untuk berterimakasih" Seulgi menunjuk perutnya lalu mengambil tasnya dan bersiap untuk pergi"Aku belum makan"
"Temani aku dulu" bujuk JiminSeulgi melirik Jimin dan piringnya, ya memang benar Jimin belum makan sesendok pun. Mungkin karena dia hanya memperhatikan apa Seulgi akan menyakiti bayinya atau tidak, pikir Seulgi. Akhir - akhir ini Seulgi memang lebih sensitif dari biasanya.
Akhirnya Seulgi menurut, menunggu sampai Jimin selesai makan. Seulgi sedikit kesal karena Jimin sengaja makan sangat lama dan terkadang juga menyodorkan makanannya padanya.
"Kapan kita ke rumah sakit lagi?" tanya Jimin "Jadwal mu periksa?" lanjutnya
Seulgi berdecih "Aku tidak ingat karena otakku hanya bisa mengingat pekerjaan" sindir Seulgi
Jimin tersenyum "Tidak ingin ku temani?"
"Memang pernah? Setahuku tidak" ketus Seulgi
Jimin masih tersenyum lalu menyuapkan makanan pada Seulgi "Aaa" perintah Jimin
Seulgi menggeleng "Aku sudah makan"
"Cepat selesaikan makan mu Jim!""Buka mulutmu, Seul"
"Tidak, terimakasih"
"YAK!!" protes Seulgi saat Jimin mengecup pipinya tiba - tiba
"Apa?"
"Ada banyak orang!"
"Lalu?"
"Aishh! Kau membuatku tambah kesal"
"Sungguh"
"Aku ingin pulang!"Seulgi berbohong, padahal niat awalnya adalah jalan jalan tapi karena moodnya terlanjur buruk, dia tidak ingin melakukannya.
"Pulang?"
"Eum."
"Lalu?" tanya Jimin lagi
"Tentu saja kau harus memelukku sampai aku tidur"
"Perlu kuperjelas?"Jimin tertawa, dia tau jika Seulgi akan mengatakannya.
Sekarang Jimin adalah obat tidur bagi Seulgi, jika tidak ada Jimin maka Seulgi akan kesulitan tidur. Makanya saat Jimin harus bekerja hingga keluar kota ada sedikit rasa khawatir karena Seulgi mengkonsumsi obat tidurnya lagi. Seperti dulu.
Jimin mengecup
-------
Sekitar jam sembilan malam Jimin baru kembali kerumahnya, dia melihat Seulgi sudah terlelap di tempat tidur. Jimin lalu membersihkan diri dan duduk disamping Seulgi yang tertidur, menyingkirkan anak rambut yang menutupi wajahnya.
Jimin menaikkan selimut untuk menutupi tubuh Seulgi, lalu pergi ke meja kerjanya dan membuka laptop untuk mengerjakan sesuatu.
Jimin tipe yang pekerja keras meskipun tubuhnya lelah dia tetap harus bertanggung jawab atas tugasnya apalagi sekarang dia harus pintar membagi waktunya untuk Seulgi juga.
"Jimin.."
Jimin menoleh kearah Seulgi yang terbangun dari tidurnya. Dia langsung menutup laptopnya dan menghampiri Seulgi, tidak ingin Seulgi kesal karena dia berniat mengerjakan sesuatu.
Jimin sangat tau jika Seulgi sangat tidak suka jika Jimin bekerja saat dirumah.
"Baru pulang?" Seulgi mengusap matanya dan sesekali menguap
"Apa aku membangunkanmu?"
"Mengerjakan sesuatu lagi?"
"Tidak sayang. Hanya merapikan, itu saja"
"Kita tidur lagi eum"Jimin membaringkan Seulgi lagi, menanyakan posisi yang nyaman untuknya seperti apa karena perutnya yang semakin membesar.
Seulgi memiringkan tubuhnya memunggunggi Jimin dan Jimin langsung memeluknya dari belakang
"Begini?" Jimin menanyakan lagi apa Seukgi sudah merasa nyaman atau belum
Seulgi mengangguk dan mengusap tangan Jimin yang melingkar diperutnya.
"Kudengar kau tadi ketoko?"
"Aku bosan dirumah, aku kesana menemani Emely"
"Jangan bekerja apapun. Aku tidak mau kau kelelahan"
"Eum.." gumam Seulgi
"Pekerjaan dirumah, jangan lakukan! Aku sudah mencari asisten untuk membersihkannya"
"Eum.."
"Besok aku berangkat pagi sampai malam,"
"Tidak apa apa kan?""Eum.."
Jimin sempat heran karena Seulgi terus menyetujui semua permintaannya, pikir Jimin mungkin karena Seulgi mengantuk.
"Hari sabtu aku libur."
"Kau mau kemana?"Tidak ada jawaban dari Seulgi, tiba-tiba saja Seulgi menggenggam tangan Jimin kuat dan merintih.
"Seulgi?"
Jimin bangkit dari tidurnya, melihat keadaan Seulgi yang terlihat menahan rasa sakit
"Seulgi? Kau baik-baik saja?"
"Sayang..""Eum.. Perutku sakit Jim"
Jimin semakin panik saat Seulgi mengeluhkan perutnya, dia bertriak memanggil nama Emely agar segera datang kekamar mereka. Jimin terus bertriak sambil mengusap perut Seulgi karena dia tidak mungkin meninggalkan Seulgi sendirian.
"Jimin... Sakitt" rintih Seulgi lagi
Tbc.
Tanpa prolog jadi langsung aja.
Cast lain bakal menyusul sesuai alur.
Janji nggak bakal bikin second lead kaya Taehyung lagi, 🙈🙈Pertamanya singkat dulu.
Maafkan.Seeyaa
KAMU SEDANG MEMBACA
All to My Wife (SeulMin)
RomanceSequel. Obsession. (COMPLETED) Kehamilan Seulgi mempengaruhi segala pemikiran dan tingkahlakunya. Membuat Jimin harus ekstra sabar untuk menjaganya Park Jimin. Kang Seulgi.