Seulgi menatap tajam seseorang yang berada didepannya saat ini sambil menggendong Dream.
Perempuan yang tidak tampak asing baginya, tersenyum dan terkesan memaksa untuk dipersilahkan masuk. Tentu saja akan mudah jika saja Emely yang membukakan pintu tapi kali ini Seulgi. Dan dia tidak akan membiarkan orang asing masuk kerumahnya.
"Kau pasti Seulgi. Iya kan?"
Perempuan itu masih tersenyum dan berbicara sangat lembut tapi Seulgi masih bersikap masa bodoh.
"Ah.. Benar, aku baru ingat sekarang"
"Kita belum sempat berkenalan saat itu"
"Aku Rose, teman kuliah Jimin"Dia yang terlihat akrab dengan Jimin waktu itu? Batin Seulgi
"Jimin tidak dirumah"
"Dan aku harus menggurus bayiku sekarang, maaf karena lancang. Bisakah kau pulang saja!""Jangan salah paham Seulgi, aku kesini bukan mencari Jimin"
"Hanya ingin memberikan beberapa makanan pada tetangga baruku dan ternyata tentanggaku adalah kau. Kebetulan yang tidak terduga ya""Kebetulan?"
"Apa dia Dream?" Rose melihat bayi yang terlelap dan mengusap pipinya yang cubby.
Melihat itu Seulgi langsung memundurkan tubuhnya, menjauhkan Dream dari Rose."Ah maaf aku hanya gemas saat melihat baby" Rose terlihat kaget dan berkali-laki membungkuk pada Seulgi sambil mengucapkan permintaan maaf.
"Kalau begitu aku pamit dulu Seulgi"
"Kuharap kita bisa menjadi tetangga yang baik eum"Itulah yang dikatakan Rose sebelum pergi tapi Seulgi masih sama dengan tatapan tidak sukanya dia hanya mengangguk sebagai jawaban.
-------
Seulgi menutup pintunya lumayan keras hingga Dream yang semula tidur menjadi menangis sekarang.
Sadar sudah melampiaskan kekesalannya pada Dream, Seulgi mencium pipi putranya itu dan menimangnya. Seulgi salah seharusnya dia lebih bisa mengontrol emosinya sendiri bukan malah melampiaskannya pada putra kesayangannya.
"Maafkan mommy ya sayang"
Seulgi menimang Dream dan menggendongnya berkeliling ruang tamu sampai Dream tertidur lagi.
Lagipula Seulgi memang sedikit berlebihan. Apa salahnya teman Jimin yang kebetulan menjadi tetangganya datang untuk menyapa. Tidak ada yang salah dari itu tapi Rose terlihat hampir sempurna, cantik, terlihat baik, dan selalu tersenyum membuat Seulgi tiba - tiba tidak percaya diri.
"Tidak masalah, selama ada Dream semua baik-baik saja Seulgi"
"Iya kan sayang"Seulgi yang sudah membaringkan Dream, menatapnya terus menerus, menggenggam tangan mungilnya dan sesekali mencium pipinya yang menggemaskan.
Sekarang. Tidak ada yang dilakukan Seulgi, dia hanya berbaring disamping box bayi milik Dream.
Terasa sangat sunyi karena Emely sekarang sudah sangat sibuk selain bekerja dia juga sedang mempersiapkan pernikahannya. Seulgi memikirkan kembali perkataan Jimin tentang kembali kekorea.
"Haruskah?"
"Tapi.."
"Tae, aku harus bagaimana?" gumam Seulgi------
Jimin memeluk tubuh Seulgi yang sudah terlelap sejak tadi, Jimin memang pulang malam karena beberapa pekerjaan belakangan ini. Membuat waktunya untuk Seulgi dan Dream berkurang.
Jimin sengaja menganggu tidur Seulgi dengan menenggelamkan wajahnya dikeher Seulgi hingga Seulgi benar-benar bagun karenanya
"Jim.."
KAMU SEDANG MEMBACA
All to My Wife (SeulMin)
RomanceSequel. Obsession. (COMPLETED) Kehamilan Seulgi mempengaruhi segala pemikiran dan tingkahlakunya. Membuat Jimin harus ekstra sabar untuk menjaganya Park Jimin. Kang Seulgi.