Tiga.

3K 223 18
                                    


"Jimin!!"

Seulgi sudah berjalan-jalan sekarang karena perawat baru saja selesai melepas infusnya, dia berjalan mendekati Jimin dengan senang.

"Jimin lihat"
"Aku sudah sehat sekarang!"

Jimin tersenyum "Sudah makan?"

"Sudah, bersama Emely tadi" Seulgi melihat sekeliling
"Oh! Emely sekarang dimana?"

"Dia pergi"

"Apa?"

"Aku yang menyuruhnya pergi"
"Jangan mengurungnya, dia juga punya kehidupan pribadi lagipula ada aku disini"

"Kau?"
"Mengurung mu? Kurasa akan sulit"

Jimin sedikit tertawa lalu mengacak rambut Seulgi "Ganti pakaian mu, kita pulang"

Seulgi membulatkan matanya "Hah?! Secepat ini?"
"Apa kau akan langsung bekerja? Tidak menemaniku? Tidak, maksudku apa kondisiku sekarang memungkinkan untuk pulang?"

"Mau ganti sendiri atau aku bantu?"
Jimin mengalihkan pembicaraannya, dia tau jika menanggapi Seulgi masalah pekerjaan tidak akan berakhir baik - baik saja.

"Akkh.. Perutku sepertinya sakit lagi" Seulgi memegang perutnya dengan ekspresi yang dibuat-buat. Seulgi hanya berpura-pura.

Rasanya Jimin ingin bilang pada Seulgi jika aktingnya benar - benar buruk.
Tapi Jimin hanya mengusap perut Seulgi "Aku akan menyiapkan mobil dulu, kau bersiap-siaplah"

Seulgi kesal, dia berjalan dengan cepat lalu menghalangi jalan Jimin  "Aishh.. Kau tetap memaksaku pulang?!" kata Seulgi nada meninggi sambil menghentakkan kakinya didepan Jimin

"Perutmu tidak sakit?"
"Melihatmu sekarang, kurasa kau benar - benar sudah pulih"

Seulgi menghela nafasnya "Oke. Kau menang dan aku ketahuan!"

Seulgi dengan kesalnya pergi meninggalkan Jimin dan menuruti semuanya, dia mengganti pakaiannya dan bersiap-siap untuk pulang.

------


Selama perjalanan pulang Jimin selalu menggenggam tangan Seulgi erat. Sepertinya hal ini sudah menjadi kebiasaan Jimin sejak dulu.

"Emely bilang kau pembalap" kata Seulgi memecah keheningan

"Karna mu"

"Aku belum lihat, sekarang jalankan mobilmu cepat Jim"

"Aku tidak bisa"
"Kau sedang hamil dan permintaanmu tidak masuk akal"

"Yah. Alasan bagus"
"Ah, Bagaimana jika aku yang menyetir?"

"Apalagi sekarang? Kau tidak bisa menyetir sayang"

Kini Jimin melepaskan tangan Seulgi, dia sangat fokus menyetir sekarang karena jalanan yang lebih ramai dari sebelumnya.

"Kau ingin apa sebelum kita sampai rumah. Emely? Kau tidak ingin membelikan apapun untuknya?"

"Eum?"

"Katakan, aku sangat tau tempat ini. Kita bisa mampir dulu"

Cukup lama Jimin menunggu apa yang diinginkan Seulgi.

"Belum terpikir apapun?" tanya Jimin

"Cake?" lirih Seulgi

Jimin langsung membawa Seulgi ketoko kue yang terkenal disini.

"Aku bisa jalan sendiri"

Seulgi melepas tangan Jimin yang merangkul bahunya sejak tadi

"Kau baru pulang dari rumah sakit"

All to My Wife (SeulMin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang