3. Berkelahi

76 14 6
                                    

Udah,sini biar gue yang antar lo pulang.
-Darrel

----

*Bel pulang sekolah berbunyi*

"Guys gue duluan ya! Udah dijemput pak Ian" ucap diva sambil melambaikan tangannya dan berlari kearah gerbang sekolah.

Pak ian adalah supir pribadi diva,yang setiap hari mengantar jemput diva dengan tepat waktu.

"Iyaaa hati-hati div" ucap Marsya dan Rara bersamaan.

Rara dan Marsya berjalan menuju keluar gerbang sekolah,mereka berdua biasa menunggu di halte depan, bersebrangan dengan SMA Xaverius. Rara yang biasa dijemput oleh ibu nya menggunakan mobil, dan Marsya menunggu supirnya,pak Arif.

"Hari ini lo les balet ra?" tanya marsya sambil melihat sekitaran jalan yang sudah mulai sepi,karena bel sekolah sudah berbunyi 30 menit yang lalu.

"Iya sya, Minggu depan gue ada ujian balet juga. Kalo lulus,bisa ikut lomba tari balet tingkat internasional,doain yak" jawab Rara

"Aamiin. Pasti gue doain supaya lo lulus seleksi,semangat Ra!" Ucap Marsya memberi semangat dan merangkul sahabatnya itu.

"Uuuuu tengkyuuu" Rara memeluk Marsya dengan perasaan senang.

Jujur, Rara sangat senang punya teman baru seperti Marsya. Mereka memang baru kenal selama 5 bulan,tapi rasanya sudah sangat dekat sekali. Menurut Rara, Marsya memang paling mengerti perasaan nya.

" Eh sya,gue duluan ya! Nyokap udah jemput" ucap Rara lalu menghampiri mobil ibunya itu.

Marsya melambaikan tangannya sambil tersenyum kearah mereka"bye Rara!!"

"Marsya, Tante sama rara duluan ya!" Teriak Tante Reyna dan tersenyum dari dalam mobil,sambil membunyikan klakson mobil nya.

Tante Reyna, ia ibu nya Rara. Yang berkerja di perusahaan Pertamina. Setiap pulang kerja,ia pasti mampir ke sekolah untuk menjemput anaknya.

Marsya membalas senyum dan mengangguk.

Marsya memang sudah terbiasa pulang lebih lama dari kedua sahabatnya itu. Supirnya,pak Arif memang selalu telat menjemput nya. Itu karena jarak rumah Marsya ke sekolahnya terbilang agak jauh.

Marsya masih setia duduk di halte. Menunggu kedatangan supirnya, pak Arif.

Duh,pak Arif lama banget sih. Mana sekolah udah sepi. Ucap Marsya dalam hati.

Lho?itu mereka pada ngapain ya?rame banget

Marsya mengernyitkan dahinya, menyipitkan matanya dan memerhatikan apa yang terjadi di sebrang sana. Ia melihat dari kejauhan,tepatnya di sebrang halte,terdapat gerombolan anak cowok di samping gerbang sekolahnya, sepertinya mereka ingin berkelahi.

------

"Gue bakal mastiin Beverly gabakalan jadi cewek lo" ucap seorang cowok dengan tatapan sinis.

"Orang pengkhianat kayak lo gini,gabakal bisa menang. Bentar lagi lo bakal rasain akibatnya" lanjutnya lagi. Ragga sudah berdiri di hadapan Darrel. Dengan tatapan yang tajam.

BOY PROBLEM (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang