9. Falling in love

28 7 2
                                    

Hai gais! Maaf banget baru update.

Chapter kali ini lumayan pendek,tapi aku senyum-senyum tau nulisnya!! So,happy reading semua!

Sebelum membaca,jangan lupa vote!!!!🖤🖤
Kalo typo kasitau yak gengs.

--------------

"Serius,ly?dia nelfonin lo 50 kali!!?" Angel ikut mengulangi ucapan Tasya.

Beverly mengangguk.

Ya. Beverly, Tasya, Angel dan Wyna, mereka semua sengaja tidak ke kantin terlebih dahulu karena beverly ingin memberitahu hal penting pada ketiga temannya itu.

"Trus lo telfon balik gak,si Darrel?" Tanya Angel padanya.

Beverly menggeleng dengan raut muka paniknya, "gue harus gimana dong..?"
"Gue..gue gamungkin ninggalin Darrel gitu aja" ia menggigit bibir serta mengerutkan keningnya. Ia sangat bingung.

Wyna menghela nafas, "Lo harus bisa milih salah satu dari mereka ly.." ucapnya. Ia yang daritadi hanya menyimak pun akhirnya ikut bicara.

Beverly menatap Wyna gusar,ia benar-benar bingung.
Kemarin Ragga menyatakan perasaan padanya. Sementara ia masih berstatus pacaran dengan Darrel. Ia memang belum menjawab pernyataan itu dari Ragga, beverly sangat bingung. Karena ia tau bahwa Darrel pun mendapatkan dia tidak mudah. Bahkan Darrel pernah berkelahi hebat dengan kakaknya Beverly, si Ergo. Hanya karena ingin mendekati adik kesayangannya itu. Sampai akhirnya Darrel berdamai dengan Ergo,lalu bermusuhan dengan sahabat kecilnya, Ragga. Dan semua itu sebagai bukti perjuangan Darrel untuk mendapatkan Beverly.
Bayangkan saja,ia sampai rela mengkhianati sahabat nya sendiri demi Beverly.

Jadi,begitu kah balasan beverly pada darrel? Tidak. Beverly tidak bisa memutuskan Darrel. Ia juga mencintainya. Darrel memperlakukan Beverly begitu hangat. Dan selalu  Memprioritaskan dirinya.
Tapi..ia juga menyayangi Ragga.
Ya. Beverly mencintai keduanya. Sungguh,ia tidak bisa memilih antara satu dari mereka. Ia ingin selalu bisa bersama keduanya.

Beverly menggeleng, ia meringis pelan. "Gue..gue sayang banget sama mereka berdua wyn.." ia menunduk. Menutup raut wajah sedih menggunakan kedua tangannya. Ia menangis.

Mungkin memang sangat susah berada di posisi seperti ini. Tapi,ia harusnya bisa menghargai perasaan seseorang. Apalagi, pikiran Beverly yang masih sangat plin-plan, ia sangat susah menentukan pilihan.
Oh,c'mon lah Beverly. Kasihan Darrel, setidaknya hargai perjuangannya.

Wyna mengelus bahu Beverly, begitupun Tasya dan Angel. Mereka bertiga memenangkan sahabatnya itu.

"Ly, kita semua tau perasaan lo.." ucap Tasya sambil mengelus surai panjang Beverly. Angel mengangguk tanda setuju.

"Lo harus bisa pilih salah satu dari mereka ly..kalo kaya gini berarti lo egois" ujar Wyna lembut.

🥀🥀🥀

"Gimana? diangkat ga ro?" Tanya Daffin.

Fero mencoba menelpon Darrel. Karena hari ini ia tidak masuk sekolah,dan juga tidak memberi kabar.

Fero menggeleng, "engga, pasti dia ada masalah lagi sama bokapnya"

"Dia kalo ada masalah dipendem mulu sih" ucap Daffin yang berdiri disebelahnya.

BOY PROBLEM (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang