~2

22 2 0
                                    

"Alhamdullilah."ucap Abdullah setelah menerima telphone dari Akbar.

"Kenapa pak?"tanya Ziah,istri Abdullah.

"Keluarga Pak Akbar nanti malam akan bertamu ke rumah kita,Setelah sholat isya mereka akan datang."jawab Abdullah

"Ada hal penting apa pak?" sambung Ziah yang sedang merapikan kerudungnya di cermin.

"Mereka datang karena ingin menjodohkan Hafiz dengan Syafa, anak kita buk."jawab Abdullah spontan.

"Aauu astagfirullah..."tangan Ziah tertusuk jarum ketika merapikan kerudungnya,akibat terkejut atas perkataan suaminya barusan.

"Kenapa buk?."Abdullah khawatir.

"Ibu kaget pak,yang barusan bapak bilang.Ibu nggak salah dengar kan pak?"tanya Ziah memastikan.

"Tidak buk,ini memang benar."jawab Abdullah memegang tangan istrinya yang tak sengaja terkena tusukkan jarum tadi.

"Alhamdulillah...,jika ini jalan yang terbaik untuk Syafa anak kita,ibuk akan selalu mendoakan Syafa pak."Ziah senang akan kabar bahagia ini,akhirnya Syafa segera menikah.

"Iya buk,bapak sangat kenal sekali dengan nak Hafiz.Ia dulu anak didik bapak,bapak sendirilah yang mengajarnya sewaktu di pesantren.Jadi bapak paham betul seperti apa akhlak dan juga agamanya.Bapak percaya Hafiz bisa membimbing Syafa dengan baik."rasa yakin Abdullah kepada Hafiz sangatlah tinggi.

Abdullah sangat mengenal Hafiz,karena ia dulu adalah anak didik dari Abdullah,pendiri Pondok pesantren Ar-Rahman.

Tanpa mereka sadari Syafa tak sengaja mendengar percakapan Ayah dan Ibunya,ia mendengar percakapan mereka karena sewaktu ibunya menjerit,Syafa segera ke kamar ibunya untuk memastikan apakah ibunya baik-baik saja.Namun setelah Syafa ingin masuk,ia mendengar bahwa dirinya akan dijidohkan dengan Hafiz.

Bukan sedih,tetapi Syafa sangat bahagia mendengarnya.
Tak menyangka bahwa lelaki yang selama ini ia kagumi akan di jodokan dengan dirinya sendiri.

Syafa yang kini sudah kembali ke kamarnya,masih tak menyangka atas apa yang ia dengar barusan.

"Ya allah,hamba sangat senang mendengarnya.Terima kasih sudah menjawab doa-doa yang hamba langitkan."ucap Syafa bersyukur,dengan air mata bahagia yang keluar dari mata cantiknya.

"Kamu bahagia Syafa?"tiba-tiba Ziah sudah ada di kamar Syafa.

Syafa pun terkejut.

"I..ibuk dengar yang ku ucapkan tadi?"tanyanya kepada Ziah dengan suara gugup.

"Iya ibuk dengar Syafa,sekarang ibuk baru sadar.Kalau anak ibuk selama ini memendam rasa suka kepada seorang pemuda yang tampan dan juga baik."ucap Ziah,menghampiri Syafa lebih dekat.

"Ibuuu....."balas Syafa tersenyum haru.

"Syafa,Ayahmu tau betul seperti apa Hafiz.Jadi Ibuk pun tambah yakin kalau Hafiz memang yang terbaik untuk kamu,insyaallah..."jelas Ziah.

"Aamiiiin....,jangan lupa buk selalu doain aku terus ya."Syafa memeluk ibunya.

"Pasti Syafa,ibuk selalu doain kamu."Ziah mengelus kepala Syafa.

"Sudah-sudah....,ibuk mau ke dapur dulu,mau menyiapkan makanan untuk mereka datang nanti malam."
Ucap Ziah melepaskan pelukannya.

"Yaudah aku bantuin juga ya buk."tawar Syafa kegirangan.

"Yasudah bantuin ibuk,sekalian kamu belajar jadi ibu rumah tangga yang baik buat suami kamu nanti."Ziah meledek.

Syafa tersenyum malu-malu.

---------------------------------------------------.
~Adzan magrib berkumandang.

"Masyaallah suara adzan siapa itu pak?"tanya Dyah kepada suaminya yang sedang memakai sandal untuk pergi ke masjid.

"Ibu masa tidak mengenal,itu Hafiz yang adzan buk,Anak kamu."jelas Akbar.

"Hafiz sudah pergi ke masjid sejak pukul 05.00 sore tadi buk,ia lebih awal pergi karena ingin mengajar anak-anak mengaji di masjid."

"Ooo iya pak,ibuk lupa Hafiz sudah pergi sejak tadi.Padahal dia sudah pamitan sama ibuk."ucap Dyah yang baru menyadarinya.

"Ibuk ini..."sahut Bapaknya Hafiz,dan menggelengkan kepalanya.

"Maklum pak,ibuk sudah tua."ucap Dyah tertawa kecil.

"Jika ibuk sudah tua,nah bapak apa bu?."

Dyah tersemyum.

"Yaudah bapak pergi dulu ke masjid,setelah ibuk Sholat nanti tolong siapkan makanan yang akan kita bawak ya buk."

"Asalammualaikum...."sambung Akbar.

"Waalaikumsallam,iya pak ibuk gak akan lupa atuh...."

Masyaallah ImamkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang