Janji

3.4K 545 22
                                    

Seperti yang dijanjikan, akhir pekan itu Lisa kembali ikut Arkana ke rumahnya. Rumah itu masih nampak sepi. Hanya ada pak Wahyu yang mereka temui di depan tadi.

"Pada di belakang nih kayanya." Kata Arkana yang menuntut langkah mereka langsung ke kebun belakang rumah.

"Buuuun." Teriaknya begitu melihat punggung sang bunda disana.

"Eh monyong monyong." Eh bi Suti latah.

"Kebiasaan, Kaka. Bukannya salam malah teriak-teriak."

"Hehe. Iya maap."

Lisa bisa melihat Tante Ratna yang lebih segar dari sebelumnya. Ia sudah bisa berdiri walaupun masih dengan bantuan alat. Matanya lebih cerah. Pipinya tidak lagi begitu pucat. Dan Lisa lega melihatnya.

"Eh ada Lisa."

Lisa langsung mendekat untuk memeluk sosok itu.

"Tante,"

"Ih Lisa, Tante kangen deh."

"Eh si Eneng." Sapa bi Suti dengan tangan yang masih memegang baskom berisi sayuran.

"Si bibi ngapain deh?" Celetuk Arkana.

"Metik sayur lah, Mas."

Pertemuan itu di lanjutkan dengan Arkana yang mulai mengusili bibinya. Rumah jadi tidak terlalu sepi lagi.

Mereka kini masuk ke dalam rumah. Memilih duduk di meja makan sementara Bi suti langsung menuju dapur.

Oh iya, waktu itu Lisa pikir di rumah ini akan ada kakaknya Arkana. Tapi sepertinya sekarang sudah pergi lagi. Cepet banget ya.

Dan beruntung sekali Tante Ratna sekarang membahas sosok itu, jadi Lisa tidak lagi begitu bertanya-tanya.

"Abang kemaren baru pulang lagi ke Bali."

Arkana nampak tak bereaksi saat mendengarnya. Membuat Lisa mengernyit.

"Kaka udah di kabarin Abang soal niatnya?"

Kali ini ia menatap ibunya, lalu mengangguk kecil. Arkana dapat pesan itu, walaupun tidak ia tanggapi.

"Terus, Kaka mau berangkat kan?"

Lisa malah makin mengernyit. Ia malah jadi makan penasaran. Tapi apa dia tidak apa-apa untuk tetap disini, ditengah obrolan yang mungkin saja personal itu.

"Gak ada yang Kaka kenal disana, Bun." Ucap laki-laki.

Lisa sepertinya harus pergi. Ia dengan tidak nyaman mengangkat tubuhnya untuk beranjak. "Tante, Lisa ke dap-"

"Lisa mau temenin Kaka ke Bali gak?" Tante Ratna yang kini berbicara padanya jadi membuatnya tak bergerak.

"Eh?"

"Iya, ke Bali. Nanti tapi dua bulanan lagi."

Ih dalam rangka apa? Bali? Jauh ah. Lisa menoleh pada Arkana yang juga kini menatapnya.

"Ngapain, Tante?" Ucapnya dengan canggung mengambil tempat duduk lagi.

"Ini, jadi abangnya Kaka kemaren kesini, minta ijin mau menikah, rencananya dua bulan lagi."

Oh. Lisa mengangguk-angguk.

"Tante belum tentu bisa hadir. Jadinya seenggaknya Tante harus mastiin Kaka mau hadir gitu."

"Bunda, kehadiran Kaka juga gak penting-penting amat sih Bun. Ngapain juga jauh-jauh, orang udah Kaka bilang Kaka gak kenal siapa-siapa disana."

"Kaka!" Tegur Tante Ratna. "Ada Abang kamu, ada ayah kamu. Kamu udah besar, gimana sih? Bunda gak suka kamu terus-menerus keras kepala."

ENIGMA - EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang