Not that bad

4.5K 721 13
                                    

Masih di rumah Arkana. Lampu-lampu di rumah sudah dinyalakan ketika Lisa keluar dari kamar Arkana, sehabis membersihkan diri. Lisa pergi ke arah dapur untuk melihat Bi Suti yang sedang menyiapkan makan malam.

"Masak apa Bi?"

"Lagi bikin ayam serundeng nih neng." Kata Bi Suti yang sedang membalikan ayam gorengnya.

Lisa juga menengok ke meja makan yang sudah terisi. Ada lalapan -sepertinya yang di petik sore, tempe tahu goreng, ikan teri dan bahan sambal diatas cobek yang belum di ulek.

"Bi ini mau di ulekin?"

"Oh iya neng, ini bibi selesaiin dulu ayamnya."

"Yaudah, sama saya aja."

Habis itu Lisa langsung mengulek sambal itu deh.

Wah-wah untuk makan malam, ini sih heboh sekali. Lisa jadi inget ibu di Bandung. Mana makanan yang disajikan favoritnya Lisa lagi. Lalapan, sambel, ikan teri.

Perut buncit deh besok pagi.

"Si Eneng dari tadi siang bantuin bibi mulu."

"Gapapa Bi, biar ga diem. Bosen." Lisa menanggapi dengan cengirannya. "Eh, Tante Ratna di kamar bi?"

"Iya udah makan bubur tadi, udah minum obat juga biar tidur cepet. Sekarang lagi dipijitin mas Arka tuh."

Kalau sudah kepancing begini, Bi Suti langsung nyerocos deh.

"... Mas arka tuh neng, dari ibu masih sehat walafiat aja. Nempel banget sama ibu. Perhatian banget. Apalagi kalau sekarang ibu lagi sakit begini. Beh bolak-balik Mulu nemuin ibu. Padahal ya kalau sering Bogor-Jakarta cape juga ya, mana nyetir sendiri. Pas lagi ga bisa dirumah terus yang di telfonin. Yah maklum ya, kan dari kecil cuman sama ibu."

Ooh. Lisa mengangguk-angguk ketika mendengar itu.

Hampir seharian ini di rumah Arkana, ia jadi bisa menyimpulkan Arkana tuh sayang ibunya banget. Agak sulit membayangkan sebenarnya dengan kelakuannya yang banyak orang tahu.

Lisa jadi sedikit merasa bersalah. Jujur selama ini ia men-judge laki-laki itu. Paling anti pokonya sama tukang onar seperti arkana. Arkana ternyata bisa di bilang tidak seburuk itu. Lisa bahkan agak malu karena dirinya sendiri walaupun dekat dengan ibu juga, kadang suka rada-rada cuek gitu. Lisa sedikit belajar dari laki-laki itu. Ya walaupun kelakuannya tetep nyebelin dan tukang rusuh di kampus.

Pas ketika bibi selesai dengan ayamnya, yang diobrolkan itu muncul.

"Mas, neng, makan dulu silahkan." Kata bi Suti yang meletakkan ayam serundeng itu. Selera makan Lisa langsung tergugah. Ia jarang makan banyak sih, cuman kalau sudah menunya seperti ini, lain cerita.

"Bibi ga makan bareng?" Tanya Lisa karena bi Suti malah mau pergi.

"Ih bibi ga makan malem neng, diet."

"Gayaaaa." Celetuk Arkana.

Si bibi nyengir. "Ga biasa makan malem neng, suka begah. Silahkan makan aja neng."

"Pak Wahyu?"

"Masih pada ngopi di depan. Nanti juga makan sendiri."

Oh begitulah, Lisa berakhir berdua lagi dengan makhluk itu.

"Kenapa sih emang? Ga pengen banget berduaan sama gue."

"Apa sih Lo."

"Udah, makan, makan."

Habis itu Lisa memang langsung makan. Bodo lah. Sambel sama lalapan ini udah minta dimakan banget.

Arkana yang makan di seberangnya tampak menatap Lisa yang berbinar melihat makanan di depannya.

ENIGMA - EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang