Satu

124 5 0
                                    

  Aku termenung.Sudah lebih dari 12 jam aku menempuh perjalanan dari Amerika ke Israel. Sesekali aku melihat ke arah jendela,pasir gersang menjadi pemandangan utama setelah memasuki wilayah teritori jazirah arab.Tidak ada yang menarik.Hanya satu dua unta tak bertuan yang sedang mencari makan di tepian jalan.Pikiranku mulai berkelana.Seiring dengan hembusan angin yang menerpa wajahku.

Januari........ 
Februari......
Maret...........
April...........

  Tanpa sadar aku menghitung bulan semenjak kepergian ayahku ke Israel.Negara yang menjadi tempat pengembangan penelitiannya bersama ilmuwan besar lainnya.P76Z. Ayahku selalu menyebutnya ketika berbincang-bincang dengan Zayn. Nama proyek penelitian yang selalu ia agungkan ketika berkumpul bersama kami.Aku tersenyum ketika mengingat awal mula Ayahku memulai penelitiannya. Dengan semangat yang begitu menggebu ia berjanji akan mempersembahkan Nobel pertamanya untukku.
Semoga saja Ayah bisa mendapatkannya.Batinku.

"Pukul 03.56 pm?"Aku kembali termenung.Memikirkan sederet alasan mengapa Ayahku tiba-tiba menelponku dan memberi perintah sepihak untuk membatalkan semua beasiswaku ke Prancis. Menempuh perjalanan panjang dari Amerika ke Israel?Ckkk,sekarang saja aku baru mengetahui ada negara bernama Israel di muka bumi ini.

"Nona,Kita sudah sampai"
Suara Bapak-bapak berbadan tegap itu membuyarkan lamunanku. Aku melirik sekeliling. Lumayan mewah.

  Dengan langkah gontai aku keluar dari mobil dan menyeret koperku menaiki undakan tanah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


  Dengan langkah gontai aku keluar dari mobil dan menyeret koperku menaiki undakan tanah.
"Ayahku mana?"
"Keluarga Nona ada di ruang utama menunggu kedatangan Non."

Mendengar bahwa keluargaku ada di ruang utama,aku berlari-lari kecil,meninggalkan koper besarku yang dibawa oleh Bapak-bapak berbadan tegap itu.Aku meliriknya sekilas. Dia hanya tersenyum. Menandakan bahwa ia mengizinkanku untuk meninggalkan koperku bersamanya. Ahhh,bodoh.Aku bisa memberitahu Ayah jika Bapak-bapak itu menghilangkan koperku.
"Ayahhh.Terima kasih telah membatalkan semua beasiswaku"

Semua orang yang berada di ruangan itu refleks menoleh ke arahku.

"Kau benar-benar tidak punya sopan santun"Tegur Zayn yang kini memasang wajah menyebalkannya.

"Aku sedang tidak mau berdebat denganmu,Zayn.Tunjukkan dimana kamarku!Aku benar-benar kelelahan"
"Kau baru saja datang,Zierre,Kemarilah!Temani Ayahmu.Ia sangat merindukanmu"
"Iya,Ayah merindukanmu sampai membatalkan semua beasiswaku."
Sindirku sambil memelototi Ayah yang sedang menyesap kopinya.
"Maafkan Ayah,Zierre.Ini benar-benar diluar kendali Ayah."
"Diluar kendali?Bodoh ahh,aku lelah."Ketusku sambik berlalu mencari kamar yang akan kutempati.

MY DAD IS NOT TERORISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang