Empat

78 4 0
                                    

"Ahmed, apa yang kau lakukan?"
"Aku sedang menyiapkan senjata untuk patroli malam nanti. Dimana gadis itu?"
"Dia diajak berkeliling oleh Syadzi"
"Kau tidak mencurigainya? Jangan lupakan fakta bahwa dia dari kubu penjajah"
" Ekspresi wajahnya seperti menandakan dia tidak berbohong, tapi nanti aku akan bertanya pada Syadzi apakah ada gerak-gerik mencurigakan dari gadis itu"
"Soal proyek rahasia Israel, intel kita baru memperoleh brleberapa informasi. Butuh beberapa hari lagi untuk bisa menyusup ke kubu mereka"
"Siapa pimpinan penelitiannya?"
"Menurut informasi dari intelejen pusat, pimpinan penelitiannya adalah ilmuwan dari Amerika."
"Kita harus lebih cepat memperoleh informasi tentang penyelesaian mereka. Jangan sampai mereka memiliki hubungan bilateral untuk penciptaan alat pemusnah massal"

                            ###

Ruangan bernuansa silver dengan sentuhan arsitektur yang khas terlihat di layar LED yang disaksikan oleh semua peserta rapat di pusat penelitian P76Z. Julius. Pimpinan proyek penelitian tersebut sibuk memonitoring perkembangan uji coba P76Z .
"Untuk apa ruangan itu?" Istriku tiba-tiba angkat bicara,menyimak dengan serius setiap sudut ruangan itu.
"Untuk kerahasiaan para ilmuwan dalam mengembangkan penelitian,kami bekerjasama dengan perusahaan senjata Amerika untuk membantu kalian meraih Nobel dengan meminimalisir tingkat kebocoran proyek pada pihak ketiga"
"Jadi secara tidak langsung,anda ingin mengatakan bahwa proyek penelitian dapat merugikan bagi pihak ketiga?"

Julius menghentikan monitoringnya. Ia kini menatap geram ke arahku.

"Kalian ingin proyek besar ini dicuri oleh Ilmuwan lain?kami menyiapkan pengalaman ketat ini untuk melindungi data-data rahasia proyek besar ini"
Aku baru saja akan angkat bicara,Louis,Ilmuwan yang menjadi dekan penelitianku itu menahanku.
"Sudah. Kau cari mati jika berdebat dengan Bapak tua itu"
Aku menghela napas kasar. Ya,sebaiknya aku mengalah,kalau tidak rapat ini tidak akan selesai. Aku melirik Istriku.Tapi sepertinya dia sudah tidak berminat menanggapi. Ia kini sudah sibuk dengan sebuah proposal ditangannya.

                           ####
"Sebenarnya kita mau kemana?"
"Tenanglah Zierre, aku akan memperkenalkanmu pada identitas negara kami"
Tepat lina menit setelah Syadzi mengatakan akan membawaku ke tempat yang menjadi identitas negaranya,mobil yang kami kendarai berhenti. Syadzi menginterupsiku untuk turun. Puluhan tentara dengan jahitan bendera Israel di dada kirinya lengkap dengan senapan Uzi Submachine Gun di tangannya. Tak lupa baju baja anti peluru yang sepertinya wajib mereka pakai untuk melindungi diri.
"Daerah ini adalah Yerussalem. Ibu kota Palestina yang menjadi persengkataan dengan Israel"
Aku mengangguk paham. Pantas saja,ada banyak tentara Israel yang berlalulalang di daerah ini.Perhatianku tertuju pada sebuah bangunan bersegi delapan berkubah emas yang berada di tengah antara bangunan-bangunan yang hampir serupa.

Perhatianku tertuju pada sebuah bangunan bersegi delapan berkubah emas yang berada di tengah antara bangunan-bangunan yang hampir serupa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Indah bukan?" Aku menganguk menyetujui. Bangunan itu memang sangat indah . Seolah-olah di bangun oleh makhluk gaib seperti Gabriel, Mikhael dan Lucifer yang pernah aku pelajari dibangku sekolah dasar.

"Bangunan itu namanya kubah Shakhrah atau biasa dikenal dengan sebutan Dome Of The Rock. Tempat itu adalah tempat yang disucikan dalam agama islam dan agama yahudi"
"Bagaimana mungkin umat islam dan umat Yahudi megkultuskan tempat yang sama?"
"Menurut islam, kubah Shakhrah adalah pijakan nabi terakhir kami untuk naik ke langit pada peristiwa Isra Mi'raj sedangkan menurut kaum Yahudi,kubah Sakhrah adalah bait suci yang dulu dibangun oleh Raja Solomon dan menjadi kiblat  mereka"
"kenapa peristiwa yang kau ceritakan seperti kisah dongeng dalam dunia Disney. Sangat tidak masuk akal"

Syadzi tersenyum. Kemudian merangkulku seperti teman hangat.

"Akan aku ceritakan dilain waktu,Fawwaz menyuruhku untuk kembali bersamamu pukul dua dan kita sudah terlambat dua puluh menit.
"Kau bisa berbohong padanya bahwa jalanan macet atau apalah"
"Sayangnya Yerussalem bukan New York Zierre dan tidak baik untuk berbohong"
Aku baru saja ingin menjawab, Syadzi sudah menghentikan sebuah taksi. Dengan hati yang tidak rela aku berjalan memasuki mobil taxi itu dengan beberapa omelan-omelan kecil oleh Syadzi karena aku berjalan lambat. Beberapa menit kemudian,Taxi marcedes kuning itu berlalu membelah bumi Yerussalem

MY DAD IS NOT TERORISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang