Senja

34 4 2
                                    

Jinggamu tenggelam bersama hangatnya.
Ia pamit kala itu, namun tidak untuk selamanya.
Esok, ia akan kembali di ufuk timur memberi kehangatan pada semesta.

Tak setiap waktu lisan ini memberi sapa.
Berada di tengah-tengah hiruk pikuk, malah membuat lupa diri.
Kelu oleh ego yang terpupuk.
Kemudian lambat laun acuh menjadi perangai.

Yang sering terjadi adalah abai, dan tak menganggap penting ucapan terimakasih atas kerja kerasmu selama ini.

Meski begitu, kau tak memaki.
Tetap datang dengan suka rela membawa semburat cahaya riang yang selalu membersamainya.

Ia adalah salah satu yang ku kagumi.

Terimakasih

Bola bersinar yang mereka sebut matahari

25.3.20 hamparan pantai selatan

DinamikaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang