Maaf..
Atas segala keterbatasan ini.
Batas yang harus tetap ku pertahankan bagaimanapun caranya, membuat sesuatu yang amat mudah menjadi sangat rumit dan sulit.
Namun begitulah cara kerjanya agar kita dapat bersua, atau tidak sama sekali.
Tembok pembatas ini hanya dapat runtuh dengan syarat yang mudah saja tetapi berat tanggungannya, ikrar janji suci.Apakah kau siap?
Apakah kau yakin?
Bahwa.. aku lah orang yang pantas membersamaimu.Ragu!
Aku dengan segala keterbatasan ini, melihatmu dari jarak ratusan kilo meter tanpa mencoba mendekat sudah cukup berarti.
Sedangkan engkau?
Terus berusaha melawan jarak walau telah mengerti ada dinding kokoh yang menjulang tinggi membentang diantara kita.Waktu akan mengungkap misteri keterbatasan ini.
Ia menjawab segala pertanyaan tanpa permisi.
Begitulah waktu mengungkapnya dengan sangat elegan.
Dua, tiga, lima tahun kedepan..
Apakah kita masih berada diantara tembok raksasa atau telah sempurna meruntuhkannya?
Aku gagal menebaknya, tak sampai bayangku pada jawaban yang akurat itu.Bersabarlah..
Jika kau tak sanggup bersabar, maka pergilah.
Aku tak memberatkanmu.Aku akan merelakanmu.
Selamat tinggal.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dinamika
General Fiction> Eitss.. jangan bilang "euw" dulu setelah baca judul deskripsi diatas. Ngaku aja deh kalian punya hati dan perasaan kan?? Kadang-kadang ada masanya dimana suasana hati kalian bergejolak berdinamika kaya judul buku ini?? Iyakan?? (jawab aja IYA...