Terhenti

31 3 0
                                    

Entah sudah berapa lama kedua kaki ini berlari.
Berhenti sejenak.
Kemudian berlari lagi.

Sebenarnya apa yang sedang aku lakukan?
Kemanakah arah yang hendak dituju?
Dimanakah tempat yang ingin disinggahi?
Hingga pelarian ini belum juga nampak ujungnya.

Rupanya dari balik punggung, tertinggal secuil mimpi yang telah porak poranda.
Hancur berantakan menyisakan sesak didalam dada.
Berusaha lari namun bukannya hilang, mimpi yang tak berwujud itu bersemayam pada setiap jengkal kehidupan.

Aku berontak.

Dan Lari.

Sampai kapan pelarian ini akan berakhir?

Nampaknya kelelahan telah merayuku untuk menyerah.

Tapi aku tidak peduli.

Terus berlari.

Hingga pertemuan manis itu terjadi.

Pertemuan yang sangat mengesankan.

Membuat langkah ini terhenti.
Membesarkan hati untuk tinggal bermukim menjalani sisa sisa kehidupan yang terbuang sia sia.
Merajuk mimpi kembali bersama mimpi yang baru.

Ia benar, bukan lari keputusan terbaiknya.
Namun merelakan..
Menerima segala skenario hidup..
Dan memeluk erat mimpi di masa lalu itu..
Adalah keputusan terbaiknya.

Dengan begitu..
Tanpa perlu bersusah payah menghapusnya dari memori.
Semua tentang mimpi itu akan hilang dengan sendirinya.
Tergantikan oleh cahaya mimpi yang menyilaukan di masa depan.

Terimakasih..

Pertemuan ku dengan mu amatlah memesona.

Terimakasih..

Wahai ikhlas yang sebenarnya amat dekat, namun baru saja ku kenali.

DinamikaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang