CHAPTER 2

2.4K 326 12
                                    

Lia dan Minho berjalan tergesa-gesa begitu sampai di lantai tujuan mereka.

"Maaf tuan Anda mau kemana???"Dua bodyguard berbadan kekar menahan langkah keduanya sebelum hampir sampai di depan pintu kamar 504 tempat Yeonjun dan Yena menginap.

"Aku mau bertemu dengan Lee Yeonjun dan Choi Yena...." Ia menatap tajam pria pria itu. Minho tidak takut ia seperti sedang menahan amarahnya yang  menggebu gebu.

"Maaf tuan tapi anda tidak bisa bertemu dengan Tuan Lee, dia sedang sibuk..."

"Aku tidak peduli, aku harus bertemu dengan mereka...." Suara Minho kian tinggi.

Tapi para bodyguard itu menahannya lagi. Kali ini kesabaran Minho habis, ia menerobos dua badan pria kekar itu dan menggedor gedor keras kamar hotel Yeonjun dan Yena.

"Lee YeonJun Choi Yena keluar kalian....." Ia berteriak.

Para bodyguard itu kembali menariknya lalu mendorong badannya ke lantai. Minho tidak sadar badannya terlihat kecil di banding para bodyguard itu. Tapi ia tak patah arang, ia sudah cukup emosi dengan apa yang terjadi hari ini. Ia mencoba bangkit dan memberontak lagi.

Tapi bodyguard itu dengan reflek  melayangkan sebuah pukulan tepat di wajahnya dan menendang perutnya.

"Aaaahhhhhh" teriak Lia ketika melihat mereka memukul Minho lalu tersungkur tepat di bawah kakinya.

Tapi Minho tetap keras kepala ia berusaha bangkit lagi dan bodyguard itu sudah siap menghantam nya lagi dengan pukulan lain.

"Hentikan.... Tolong hentikan ini...." Lia berlari berusaha melindungi Minho dari serangan para bodyguard itu.

"Pergi kalian dari sini..." Usir para bodyguard itu.

"Minho-ssi sudahlah, kita tak akan bisa masuk..." Lia berusaha mengajak Minho untuk tidak keras kepala.

Minho merasakan darah segar dari ujung bibirnya. Lia membantu Minho untuk berdiri dan mereka pergi dari lantai itu .

                                ***

Lia dan Minho berakhir di kamar hotel yang mereka pesan. Keduanya terduduk lesu di tempat masing masing. Apa yang terjadi hari ini membuat pikiran keduanya kacau.

Minho membuka tuxedo nya melemparkannya asal lalu menyenderkan tubuhnya dengan kasar di sofa. Hatinya marah dan kesal. Ia menutup kedua matanya mencoba meredam emosinya yang masih meletup-letup.

Lia yang duduk di depannya melihat wajah pria itu yang mulai membiru dan darah yang mengalir dari ujung bibirnya.

Ia menuju kamar mandi berharap menemukan beberapa obat obatan di kotak p3k dan duduk di sebelah Minho. Dengan teliti ia menyentuh luka Minho membuat pria itu sedikit terkejut dengan apa yang di lakukannya.

" Apa yang kau lakukan...." Minho berusaha menepis tangan Lia.

"Diamlah, ujung bibirmu sobek. Jika tidak di obati itu akan semakin parah...."

Minho hanya bisa diam melihat wanita itu menyentuh wajahnya, merawatnya dengan  sangat hati hati. Terkadang ia melirik sebentar ke wajah wanita itu.

Siapa kau???

Knock knock ....

Tiba tiba suara seseorang mengetuk pintu hotel mereka.

Minho berjalan menuju pintu dan menemukan sahabatnya Han jisung berdiri di luar sana.

" Hyung, ini yang kau pinta" Jisung memberikannya 2 buah paper bag berisi pakaian.

" Gomawo han-ah....." Jisung memang sangat bisa di andalkan ketika Minho membutuhkan bantuannya. Walau terkadang dia benar benar menyebalkan.

Jisung yang penasaran mencoba melirik ke dalam kamar hotel, ia yang ada di pernikahan Minho hari ini juga penasaran dengan apa yang terjadi.

"Apa yang sebenernya terjadi Hyung??" Tanya nya ketika melihat Lia ada di dalam kamar dengan wajah murungnya.

"Ceritanya panjang, nanti akan ku ceritakan padamu ..."

Minho melirik lagi ke arah  wanita itu.

"Oke, aku pergi dulu Hyung, semoga semuanya cepat terselesaikan...." Jisung, berpamitan.

"Ya, gomawo..."

Minho menghampiri Lia dan menyodorkannya salah satu paper bag.

" Ganti bajumu, bersihkan dirimu dulu.... Aku akan keluar melihat kondisi lagi..." Lia menatap lelaki itu perlahan.
Lalu menerima paper bag yang ia berikan.

"Kamsahamnida...." Ucapnya kecil.

                                   ***

Lia masuk ke dalam kamar mandi. Ia menatap wajahnya di cermin yang berantakan. Hari indah yang ia impikan hancur begitu saja.

Tiba tiba air matanya mengalir. Sedikit sedikit ia menyeka air matanya, berusaha untuk tidak menangis, berusaha menjadi Lia yang selalu kuat dan keras kepala. Tapi yang terjadi justru sebaliknya, air matanya semakin deras seiring hatinya yang terasa sakit.

Kenapa ini terjadi padaku.....

Minho yang kebetulan baru kembali dari luar mendengar tangisan memilukan wanita itu. Ia hanya menarik nafas. Ia bisa merasakan betapa hancurnya hati wanita itu, sama sepertinya. Hanya saja Minho tidak bisa menangis.

Di pandanginya lagi ranjang hotel yang di penuhi rose petals yang sengaja ia siapkan untuk Yena.

Kenapa kau melakukan ini padaku yena-ah....???

Setelah selesai membersihkan dirinya. Lia terduduk di atas ranjang. Dan Minho menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya juga. Mereka tak saling bicara satu sama lain.

Mereka tak saling mengenal tapi berakhir dengan pernikahan yang konyol.

Apa yang harus aku lakukan sekarang? ....

                               *****

Unwanted Marriage | Lee Know X LiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang