Saat kegelapan sudah mengusir cahaya, malam pun datang. Alleta menghela nafas pelan. Ia sedang duduk bersila diatas ranjang dengan bantal di pahanya. Pikiran Alleta melayang pada kejadian saat disekolah. Pertama kalinya Alleta ikut andil dalam aksi pembullyan.
"kok gue ngerti isyarat Nindya ya?" Tanya Alleta pada dirinya sendiri.
"Apa iya, gue itu punya jiwa membully?"
"Err. Gila gila. Gak mungkin. Aduh otak gue udah terkontaminasi." Ujar Alleta sambil menepis dugaannya sendiri.
Alleta jadi galau sendiri. Dia bersikeras jika ia salah mengambil kawan, tapi dia sendiri seperti sudah menjadi bagian dari mereka. Pasti besok dia bakal mendapatkan tatapan sinis dari banyak siswi. Alleta yakin cewek bibir merah itu sudah menyebarkan tingkah laku nya dan Nindya.
Lagipula itu cewek bibirnya merah banget. Kayak habis minum darah. Alleta jadi gatel mau ngelap bibirnya pake kain pel. Jangan salahkan dirinya dan juga Nindya kalo besok bibirnya iritasi.
"Gue bener kok." Ujar Alleta dengan senyum puas yang menghiasi wajahnya. Ia yakin jika ia melakukan hal yang tepat.
Setelahnya Alleta terdiam. Lalu tiba tiba sebuah ingatan menghantam otaknya.
'Pita merah muda!!' Batin Alleta berteriak.
Kenapa Alleta bisa melupakan tentang pita merah muda. Yaampun. Ia harus mencari orang misterius ini. Siapa nama nya ya? Kok gue lupa sih.
Alleta langsung melempar bantal yang ada diatas pahanya sembarangan. Ia turun dari ranjangnya tak sabar menuju meja belajarnya. Ia duduk di kursi dan meraih tas nya. Ia mengeluarkan sebuah buku tulis dari sana. Alleta tersenyum menyambutnya.
Ia membuka halaman paling tengah dan menemukan pita merah muda dan juga sebuah sticky note. Ia membaca tulisan yang ada di sticky note itu.
'Adisha. Cewek. 12 IPA 3.'
Sebuah seringai muncul di bibir Alleta. Oke. Alleta akan mulai mencari tahu.
"Oke. Gue mulai dari mana ya." Gumam Alleta sambil mengusap dagunya dan tampak berfikir.
"Oiya! Instagram!" Ia tiba tiba teringat tentang akun instagram dengan username aneh yang mengiriminya direct message. Alleta langsung melangkah menuju nakas yang ada di samping ranjangnya. Ia meraih ponselnya yang sedari tadi tergeletak di sana.
'Ting ting ting ting.'
Suara notifikasi berbunyi saling bersautan saat ponsel nya diaktifkan. Alleta tak menghiraukan banyaknya notifikasi yang masuk ke ponselnya. Dengan posisi masih berdiri disebelah ranjang, Alleta membuka aplikasi instagram di dalam ponselnya. Ia mengabaikan DM dari orang lain dan mencari akun yang dicarinya.
Lama menscrool kebawah demi menemukan akun yang sudah tenggelam itu. Dan ketemu!
Ketika menemukan akun itu, Alleta langsung mengetikkan pesan singkat kepadanya.
Alletaptri: Lo Adisha?
Sudah satu menit yang lalu Alleta mengirimkan pesan, namun belum ada tanda tanda akun itu akan membalas. Alleta masih saja berdiri disebelah ranjang dekat nakas. Jari tangan kanannya mengetuk nakas dengan irama yang sama. Artinya dia menunggu.
"Paketannya abis kali ya?" Gumam Alleta dengan wajah murung. Ia melangkah pelan menuju meja belajar dan mendudukkan dirinya dikursi dengan pasrah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pita Merah Muda
Teen FictionFollow aku sebelum membaca. Alleta, si gadis cantik berusia 16 tahun. Kisah ini dimulai karena sebuah janji yang bukan janji. Hidupnya selalu ditimpa banyak masalah. Tentang keluarga, teman dan sahabat. Masalah datang silih berganti. Namun pita me...