Sembilan

5.6K 817 151
                                    

Marvel melirik Kintan yang duduk di samping nya. Sejak dari mall tadi, gadis itu hanya diam tak mengeluarkan sepatah kata pun. Tapi tidak masalah, dia justru puas melihat penampilan Kintan sekarang. Gadis itu kini tampak memakai leging pajangan berwarna hitam.

"Lain kali lo kalau makai baju atau bawahan, tu yang nutupin seluruh tubuh lo." Marvel angkat suara dengan pandangan lurus ke jalanan.

Kintan melirik sinis pada cowok itu. " Apa urusan nya sih sama lo?!"

"Lo suka paha lo di lihatin orang hm? Gue tau lo bisa beladiri, tapi paling gak jaga juga kehormatan lo sebagai---"

"Gue tadi habis latihan boxing bego!!" Desis Kintan.

"Gak harus pakai celana pendek kan?" Ujar Marvel, menatap Kintan. Membuat gadis itu berdecak kesal dan tidak lagi membuka suara.

Marvel mengulas senyum tipis melihat wajah kesal Kintan. Dia colek dagu gadis itu, "Biasa aja dong muka nya. Kenapa? Lo kebayang-bayang kalau gue beneran buka celana lo tadi?"

Bughh

Lengan Marvel langsung saja mendapatkan pukulan dari Kintan. Bukan nya meringis, cowok itu justru terkekeh pelan.

"Resek banget sih lo!!" Ketus Kintan. "Cowok mesum!"

"Mesuman mana sama sepupu lo?"

"Sama aja! Udah deh ah, lo mau bawa gue kemana sih? Daritadi muter-muter mulu!"

Marvel berdehem pelan, "Tadi nya gue mau ngajak lo ke pasar malam."

"Ngapain? Buat nunjukin dimana lo nembak Oca waktu itu gitu?"

Marvel melirik dingin pada Kintan, lalu berdecak. "Gue nembak Oca bukan di sana. Pasar malam itu tempat bersejarah buat nyokap bokap gue."

Kintan memperbaiki posisi duduk nya, lalu menatap pada Marvel seakan mulai tertarik dengan pembicaraan tersebut. "Oya?"

Marvel mengangguk, "Dulu bokap nembak nyokap di sana. Bukan nembak sih, lebih tepat nya nyatain perasaan, tapi nyokap gak jawab. Besok nya, bokap langsung klaim nyokap milik dia." Ujar nya, sesekali melirik pada Kintan.

"Pantes, adik lo dapat cowok kayak Zico." gumam Kintan.

"Kenapa?"

"Ya karna bokap lo ngedapetin nyokap lo dengan cara maksa juga. Ya walaupun gak se ekstrim Zico."

Marvel mengulas senyum tipis, lalu menepikan mobil nya di taman kota. Menatap genangan air hujan yang mulai membasahi seluruh pelosok jalan.

"Kenapa setiap sama lo, hujan selalu turun deras kayak gkni." Lirih Marvel. Pasal nya, dia harus membatalkan niat nya membawa Kintan ke pasar malam.

Kintan menyandarkan kepala ke jok mobil, menatap rintik hujan yang turun sangat deras dari kemarin. "Karna sekarang musim hujan. Dan hujan itu melambangkan keromantisan."

Marvel menoleh pada Kintan, lalu mengukir senyum miring. "Tau darimana?"

Kintan ikut menoleh dan membuat pandangan nya bertemu denagn Marvel. "Adik lo! Itu kata-kata andalan Zara, kan dia suka tuh lihat hujan turun dari atas balkon."

"Romantis? Seromantis apa emang? Mungkin cuman kayak cowok nyampirin jaket nya di pundak cewek karna kedinginan. Sementara lo, selalu pakai jaket kemana-mana."

Kintan terkekeh pelan mendengar kalimat yang meluncur dari bibir Marvel. Begitupun dengan cowok dingin itu.

"Berarti definisi hujan buat kita itu beda. Bukan romantis." Kintan menghela nafas nya perlahan, menatap ke luar jendela.

[2Z Series 2] SECOND LOVE (END) (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang