Satu

9.9K 1K 218
                                    

"Pukul 10 lewat 10 menit 5 detik. Dan ini udah ke lima kali nya dia absen dalam bulan ini. Otak tu anak ke cecer dimana sih?" Ayla bersuara seraya menghela nafas, lalu menyeruput minuman milik nya.

"Kececer di jalan, habis itu ke lindes truk, otak nya hancur, alhasil di kepala nya sekarang kosong." Vania menanggapi ucapan Ayla dengan santai seperti biasa nya.

Zara yang mendengar timpalan Vania terkekeh pelan, tanpa menghentikan aktivitas nya memakan bekal makan siang.

"Eh Caca! Lo kan tetanggaan sama dia. Lo jemput kek kalau mau ke sekolah. Biar dia masuk Ca." Ayla mendorong tangan Caca cukup kuat, membuat gadis itu seketika tersedak.

"Iihh Ay!! Caca tu lagi makan! Jangan di ganggu dong." Protes Caca dengan mulut penuh makanan.

"Ck, lagian ya Caca itu gak tau kalau jam berapa Tan pergi. Setiap kali Caca jemput ke rumah ajak bareng, nah dia nya udah gak ada." Tambah Caca setelah menelan makanan nya.

"Kalau dia udah berangkat dari pagi. Kenapa dia gak nyampai sekolah jam segini?" Zara memasang wajah bingung nya, seraya melirik teman-teman nya itu.

"Ck, ke sasar kali. Tan lupa gitu jalan ke sekolah." Celetuk Caca yang langsung di hadiahi jotosan oleh Ayla.

"Nyangkut dimana tu anak? Ck, heran gue makin hari makin jadi aja bolos nya. Mana sekarang udah kelas akhir, dia bisa aja gak lulus." Desah Ayla seraya memperbaiki letak kacamata nya.

"Berarti kalau Tan gak lulus, kita juga gak lulus dong." Ujar Caca.

"Ck, apa urusan nya sama kita?" Kata Vania dingin, sembari menyandarkan punggung nya di tembok kelas.

"Bukan nya kita best friend? Ya harus bareng-bareng terus dong. Contoh nya kayak Sam yang rela tinggal kelas biar bisa bareng kita terus."

"Itu mah bukan best friend! Tapi bego! Ogah banget gue mau bareng-bareng gak lulus sama Tan." Ucap Ayla memasang wajah jutek seperti biasa.

"Tapi Sam juga gak kelihatan. Tan lagi sama Sam kali, mungkin---"

"Ehem!! Cie yang nyariin gue para ciwi-ciwi yang cantik aduhay. Tapi tetap Vania yang paling cantik, walaupun kata kak Zico Zara itu cantik nya udah kronis."

Suara Ayla harus rela teredam saat suara super pede milik Samuel memenuhi kelas XII IPA 1 tersebut yang hanya di isi oleh empat orang cewek yang tengah menikmati bekal makan siang mereka.

"Hai Nia. Tadi gue jemput lo udah pergi sama om Juna. Besok-besok tungguin gue ya." Selang beberapa detik Samuel sudah nangkring di samping Vania, seraya melempar senyuman super manis nya pada gadis pemilik mata dingin tersebut.

Baik Zara, Ayla, dan Caca sama-sama mendengus dan memutar bola mata jengah. Sementara Vania hanya diam dan tidak merubah eskpresi wajah nya.

"Emang enak di kacangin!" Ledek Ayla di susul tawa yang lain nya.

Samuel mendengus dan menyugar rambut nya ke belakang. "Gak masalah di kacangin. Tapi gue tau kalau di hati dia sebenarnya juga ada nama gue." Ujar nya super pede seraya mengedipkan sebelah mata nya pada Vania.

Vania menghela nafas nya, lalu merubah posisi menjadi duduk tegap. "Darimana lo?"

"Nah kan di tanyain! Apa gue bilang, Vania itu---awwwhh sakit Nia." Samuel spontan memegangi lengan nya yang di pukul oleh Vania, membuat tiga yang lain nya tertawa.

"Lo bolos kan sama Tan? Sekarang mana tu si kutu?" Vania bersuara dingin, sedingin sorot mata nya pada Samuel.

Samuel masih memegangi lengan kiri nya, "Tan gak masuk?" Tanya nya dengan mata membulat.

[2Z Series 2] SECOND LOVE (END) (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang