"Pemanasannya yang benar biar tidak salah jalan eh salah urat maksudnya."gurau pak Anto berhasil membuat sekelas tertawa.
"Hanna!." Panggil pak Anto
"Iyaa pak, kenapa?"
"Maju ke depan kamu yang pimpin."
"Lah pak kan ada Ricko, biasanya dia"
"Gak mau dapat nilai?"tanya pak Anto
Hanna mengerucutkan bibirnya kesal. Ia paling malas berolahraga.
"Baik pak"
Setelah beberapa menit kemudian selesai dan menunggu giliran untuk bermain basket.
"Acak ya siap-siap di panggil aja"ujar pak Anto.
Permainan basket itu susah di tebak kadang terlihat mudah kadang pula sulit untuk di pahami, layaknya perasaan.
Hanna menatap Riyan yang di depan kelasnya bercanda dengan temannya.
"Mending samperin dari pada cuma natap an"ujar Riri.
"Lagian ngapain si lo selalu menghindar, misal dia punya gebetan baru tau rasa lo"ejek Yola.
Pak Anto di panggil ada tamu diruangannya. Dan beliau berpesan untuk tetap melanjutkan olahraga, diganti Fitri yang memanggil giliran pemain selanjutnya.
"Ubayy! Bantu gue sini,"panggil Fitri.
"Nanti lo yang panggil gilirannya. Gue kasih nilainya, gitu kan enak"lanjut Fitri tersenyum lebar. "Semerdeka lo"balas Ubay.
"Perasaan gue gak enak sama mereka berdua"gumam Hanna. Yang masih di dengar oleh temannya.
Berganti pemain satu dengan lainnya. Dan Hanna masih belum dapat gilirannya.
"Dilah! Gilirin lo main. Jangan dagang mulu ngapa ya"panggil Ubay.
Dilah terkekeh. "Rezeki ga boleh di tolak bay"elaknya.
"Lo belum main juga an?"tanya Yola.
"Menurut ngana, gue dari tadi di sini yol"ucap Hanna kesal.
"Hanna! Giliran lo"titah Ubay. Hanna beranjak dari duduknya setelah lama menunggu.
"Eh Babay harusnya gue dulu. Masa Yola udah gue belum"protes Hanna.
"Ett.. gak boleh komentar, sana main"balas Fitri.
"Pirasat gue emang benar sekongkol lo berdua akh elah". Hanna berdecak sambil menghentakkan kakinya kesal.
****
"Udah biasa ngomong lo gue lagi an?"tanya Metta. Mereka berdua lagi di ruang musik nunggu rapat OSIS.
"Udah terbiasa sama omongan sekitar juga met".
Hening sejenak karena mereka melakukan aktifitasnya masing-masing.
"Aduh telat an udah mulai rapatnya nih"ucap Metta sambil liat jamnya. Buru-buru merapikan barang yang akan di bawa ke ruang OSIS.
Lupa akan waktu kalau udah menyangkut soal hobi.
Tok... Tok... Tok!
"Sorry telat gayss"ujar Metta membuat mereka terkejut melihat banyak barang yang di butuhkan.
Hanna berdecak. "Bantuin bukan melongo gitu berat ni".
"Lagian kan bisa satu-satu bu ngapain lo bawa semua"ucap Adit.
"Udahlah bantuin aja takut kena marah gue"balas Chiesa.
"Oke lanjut rapatnya Ger"ujar Riri.
"Udah bisa gunain semuanya kan an?"tanya Gery.
"Udah, kendala cuman di bagian gue aja."
"Lah kenapa?"tanya Gigi.
"Gak ada pasangan buat pentasnya"ucap Hanna miris.
"Minta bantuan Attarks aja lah. Lumayan buat keamaanan juga."balas Metta.
"Itu mah bisa di atur."ujar Adit.
"Yang ngomongnya lo ya gue males."
"Ngomong sendiri sono enak aja."ujar Gery.
Hanna menghela nafas pasrah. Gimanapun ini emang tugasnya.
"Sabar an. Oke udah ngerti semua kan gays termasuk dananya."ucap Riri.
"Tenang dana ada di gue. Dan segitu cukup ko misal kurang masih ada lagi."balas Dilah.
"Yaudah rapat selesai sampai di sini. Makasih buat semuanya."ucap Gery selaku ketua OSIS.
*****
Handphone ku berbunyi dan tertera nama Mommy. Kemarin kita sempat tukar nomer awalnya aku nolak tapi tetap terima.
'Halo?'
"Iyaa mom kenapa?"
'Gak lupa kan sore ini?'
'Nanti mom jemput sekolah ya. Kamu gak pake motorkan?"lanjut Mom
"Iyaa mom. Nanti kalau udah aku kabarin."
Sambungan terputus padahal aku belum selesai ngomongnya.
"Gino nyariin lo Han."sebal Ricko sambil nunjuk depan kelas. Aku mengerutkan kening bingung.
"Temuin dulu aja takut penting."balas Yola
'Ngapain lagi si tuh playboy'ucap batinku.
"Kerjaannya selain gombal lo tukang ganggu orang juga ya." Suaraku membuat dia tertawa kecil.
"Gue mau ajak pulang bareng lo?"
"Maaf gak bisa gue ad......"
"Lo selalu nolak gue, gak ada niatan jahat serius deh."
"Ada urusan di jemput sopir. Kalau belum kelar ngomong diam dulu ngapa."ucapku kesal.
*****
"Sekolahnya lancar nak?"tanya Mom. Aku berharap cepat pulang tidak bertemu dengan yang lainnya.
"Lancar mom"ucapku tersenyum.
"Ohh ya mau ketemu yang lain dulu?"
"Lain kali aja mom"
"Mereka juga rindu kamu. Mom gak mau ikut campur tapi lari terus gak baik sayang"
"Maaf mom"
"Segera ketemu ya. Selesaikan dulu."
Aku tersenyum canggung. Benar kata Aji aku egois, tidak memikirkan yang lainnya.
.......
Makasih yang udah mampir ke sini. Jangan lupa vote comment dan follow:')
~Borahaee💜
KAMU SEDANG MEMBACA
TRUST
RandomIa berharap bahwa semuanya hanyalah mimpi yang tak pernah ia harapkan, tapi takdir berkata lain ia hancur bersama harapan itu entah kesialan apa yang telah menimpanya. Ditinggal seorang diri di kota yang keras akan dunia, kenyataan lain muncul kemba...