Part 7

11 1 0
                                    

Hanna melirik ke arah jam yang menunjukkan masih ada waktu untuk bertemu dengan Tiger.

Beranjak bangun untuk bersiap-siap dan bergegas keluar rumah menuju tempatnya.

"Pah aku keluar bentar ya." Pinta Hanna.

"Loh, udah janjian sama Aji?" Hanna menaikkan sebelah alisnya. "Em.. nggak ko Pah." Jawab Hanna.

"Tadi Aji kesini nanya kamu tapi balik lagi gak mau ganggu kamu katanya." Ujar beliau

"Udah lama Pah perginya?"

"Nggak. Barusan kamu turun dia pergi." Hanna segera pamit untuk mengejar Aji. "Pah aku pergi dulu ya."

'Semoga belum jauh.'batin Hanna

Hanna terus menambah kecepatan laju motornya dan matanya menatap tajam ke depan untuk mencari Aji. Hanna seperti mengenali motor didepannya dengan postur tubuh yang sama ia kenal.

"Aji!"teriak Hanna disebelah motor itu.

Sontak membuat sang pengendara motor itu menoleh terkesiap. Membuat mereka berhenti di tepi jalan.

"Lo mau ketabrak hah." Tegur Aji setelah aman dari kendaraan yang melintas macet.

Hanna terkekeh. "Maaf. Untung gue bener itu lo."

"Iyaa kalau salah lo kena amukan masal." Ketus Aji.

"Ih omongannya. Lagian gue nyari lo ngapain ke rumah tapi balik lagi gak ketemu gue dulu." Kesal Hanna.

"Lo masih waras kan an?" Tanya Aji bingung menatap Hanna dari bawah sampai atas.

"Pertanyaan harus gitu ya." Balas Hanna mendelik tajam kearah Aji.

"Nggak gitu. Lo-gue udah balik lagi ke lo an?" Tanyanya bisik

"Dari kemarin karena lo. Ngomong aku-kamu di sekitar lingkungan yang selalu ngomong lo-gue ya susah juga ji." Balas Hanna.

"Misal gue ajak lo buat kumpul kaya dulu apa lo mau juga." Gumam Aji pelan.

"Mau. Ayo sekarang." Jawab Hanna bersemangat dan antusias. Aji membulatkan matanya tak percaya mendengar kalimat yang selau ia harapkan.

"Gue beneran ji. Ayo keburu malem." Ajak Hanna sambil memakai helmnya kembali melaju ke tempat Tiger. Mereka berdua tersenyum satu sama lain.

*****

Disambut satpam penjaga bagian depan. Akhirnya Hanna sampai ditempat Sanggar Seni setelah sekian lama ia menjauh dari masa lalu.

"Ayo masuk. Apapun tanggapan mereka yang penting penjelasan dari lo udah sampai ke telinga kita." Ujar Aji meyakinkan Hanna.

Hanna berharap mereka masih mau menerima penjelasannya dan berteman seperti dulu.

"Tunggu disini oke." Pesan Aji yang dibalas anggukan Hanna.

Di lain tempat yang terdengar suara gelak tawa karena kelakuan masing-masing anak Tiger yang gesrek.

"Ji, dari mana lo?" Tanya Ferdi

"Sok sibuk dia mah." Ejek Rey

Aji menghela nafas berat entah kenapa tiba-tiba dia bingung harus bilang yang sebenarnya apa nggak.

"Lo fine kan Ji." Aji menoleh ke arah Lingga yang menatapnya aneh.

"Gue bawa tamu diluar." Ucap Aji tegas.

Tiger melirik bingung. Peraturannya tidak ada yang boleh membawa tamu atau orang lain ke Sanggar sembarangan. Kecuali anggota dan peserta yang memiliki kartu kepemilikan masing-masing.

Dan sampai batas yang ditentukan oleh Ketua. Kegiatan harus berakhir sampai sore. Malamnya di gunakan untuk Tiger berkumpul dan beristirahat.

"Lo gak mabuk kan Ji?"Tanya Hanz.

"Udah malem. Capek istirahat sono." Titah Gabriel. Aji mendengus kasar melihat wajah mereka yang sok dramatis.

"Lo-" Suara Rey terpotong

"Gue serius boysss," Geram Aji. "Gue harap kalian jaga sikap sebelum penjelasannya selesa." Lanjut Aji.

"Ji jangan bilang-"  Alvin melongo melihat Aji pergi sebelum perkataannya selesai.

****

"Hanna Ayo!" Hanna terkesiap dengan Aji yang tiba-tiba menarik pergelangan tangannya yang membuat ia meringis kesakitan tepat pada luka bakar masa lalunya.

Aji tersadar tanpa sengaja melukai pergelangan tangan Hanna yang selalu ia sembunyikan.

"Sorry an. Sakit banget ya?" Cemas Aji melihat kemerahan di pergelangan tangan Hanna.

Hanna terkekeh."Ayo ketemu mereka. Ini gapapa Ji udah biasa."

Aji menatap Hanna dalam. Terdapat banyak luka pada saudaranya selain mental ia juga pernah melukai dirinya sendiri.

"Aji!" Suara berat dan bau parfum yang Hanna rindukan selama ini ada di belakangnya sekarang.

......

Jangan lupa vote. Aku juga butuh dukungan kalian gaya:')

TRUSTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang