Trouble Love

889 76 2
                                    

🎵Trouble Maker - Trouble Maker🎵

Orang-orang mulai terlihat berlalu-lalang memadati terotoar jalan begitu matahari mulai menampakan cahaya, kepadatan kendara di jalan semakin terlihat. Bagi sebagian orang mungkin cahaya matahari pagi adalah sinar terbaik untuk memulai berbagai macam aktifitas, tapi tidak jarang juga yang mengeluh akan teriknya sinar matahari pagi.

Salah satunya, gadis yang masih membungkus diri dengan selimut tebal berwarna biru. Mendengkus kesal di balik selimut saat merasakan sinar matahari menembus celah dinding kamar, semakin menarik selimut hingga menutupi seluruh tubuh.

Decitan menandakan terdorongnya pintu kayu terdengar, seorang wanita paruh baya dengan celemek pink memasuki kamar di mana sang gadis berada. Mengelengkan pelan kepala saat mendapati sang putri masih berkutat dengan selimut tebal, tangan kanannya mencengkram kuat spatula kayu, sedangkan tangan kirinya sudah bersiap untuk menarik secara paksa selimut tebal itu.

“Yak ! Im Nayeon, cepat bangun!”

Im Nayeon dengan cepat menutup seluruh wajahnya dengan bantal putih, berusaha menyelamatnya indera pendengaran. Suara sang ibu yang terdengar sangat mengema dalam kamarnya tidak pernah gagal membuat gadis bergigi kelinci itu berdecak penuh kagum atas kemampuan lain dari sang ibu, kemampuan untuk menghancurkan gendang telinga seseorang.

Tatapan tajam penuh peringatan sama sekali tidak membuat gadis itu  terintimidasi oleh sang ibu, seakan sudah hatam dengan kelakuan ibunya setiap pagi. Im Nayeon terpaksa menuruni ranjang berukuran sedang, dengan berhentak kaki menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Tentu, gadis itu selalu melemparkan tatapan sebal pada sang ibu, bahkan dalam otaknya selalu tersusun umpatan kasar karena tindakan sang ibu dalam membangunkan dirinya tidak pernah masuk katagori wajar.

Berteriak dipagi hari, tentu itu bukan hal wajar bukan? Apa wanita paruh baya itu memakan sebuah pengeras suara sebelum membangunkan sang putri? Kenapa suaranya melebihi spiker pengumuman dalam Rumah sakit?

Bentuk protes Im Nayeon adalah, diam. Karena, jika dia mengeluarkan sedikit saja suara protes untuk aksi sang ibu, maka gadis itu akan berakhir disapa oleh spatula kayu dipagi harinya. Kejadian itu terjadi beberapa tahun lalu, semenjak itu Im Nayeon hampir tidak mengeluarkan aksi protes apapun dari bibirnya saat sang ibu membangunkannya.

Bukan salahnya jika dia memiliki kebiasaan buruk bangun dipagi hari, salahkan saja pada para adik kelasnya yang selalu membuatnya begadang setiap malam karena ingin mempelajari gerakan dance mereka. Tentu, itu hanya alasan Im Nayeon untuk tidak mengakui kecerobohannya.

Im Nayeon, gadis berusia dua puluh satu tahun, salah satu siswi Kirin University—Sekolah seni terbaik di Korea. Suara gadis itu memang bisa dikatakan standar, namun kemampuan tari yang dimilikinya cukup menganggumkan, itu menjadi bahan pertimbangan khusus untuk pihak sekolah menerima Im Nayeon sebagai salah satu siswa di Kirin University.

**

“Apa?!”

Im Nayeon hampir saja mengumpat pada salah satu guru pebimbingnya setelah sang guru memberikan pemberitahuan yang jelas mengejutkan pendengaran, “Ssaem, apa aku tidak salah dengar?” tanyanya kembali memastikan.

“Apa pendengarmu bermasalah?” sang Guru justru berbalik mengajukan pertanyaan.

“Jadi, maksud Anda, Aku dan Jeon Jungkook yang akan melakukan stage duet dalam showcase kali ini?” Im Nayeon kembali mengajukan pertanyaan.

“Apa ada yang salah?”

“Anda yakin Jeon Jungkook, bukan Kim Taehyung?”

“Ya benar, tahun ini kau akan berduet dengan Jeon Jungkook.” jelas sang guru.

Oneshoot Story Naykook Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang