Blubells's Bloom

826 78 3
                                    

Dulu, bagi Nayeon, mantan itu, ya, bakal tetap jadi mantan. Tidak lebih. Keyakinan yang selalu ia kukuhkan dalam catatan percintaannya yang  tidak sekali pun mengalami CLBK (Cinta Lama Bersemi Kembali). Akan tetapi, pendiriannya mulai goyah ketika bertemu kembali dengan Jungkook.

"Benar dia, Jungkook?" Teman di sebelahnya sengaja menyenggol lengan Nayeon. Sekaligus menyentak lamunan perempuan bermarga Im yang ikut terperangah.

Pria itu bertambah tinggi. Sepuluh senti, mungkin? Memamerkan deretan gigi kelincinya dengan kepercayaan diri yang kontras dengan tiga tahun lalu. Satu lagi, Nayeon terpana dengan kedua bola matanya. Jernih. Daya pikat yang ternyata selalu disembunyikan di balik kacamata berminus dua.

‘Setampan itukah dia?’ batin Nayeon

"Nayeon-ah! Dagingnya gosong!"

Wanita yang dipanggil namanya terkesiap. Pandangannya beralih pada panggangan di depannya dengan jejeran potongan-potongan daging sapi tipis yang terpanggang jauh dari kata sempurna. Bercorak warna hitam yang dominan, daging mahal itu tak lagi menggugah selera.

Wajah Nayeon merona. Darahnya berdesir panas hingga ke ubun-ubun. Ditambah ia melihat Jungkook ikut menertawainya. Kebodohan yang tidak penting sekali.

"Cara yang bagus agar membuatnya mengingatmu, Nayeon," gumamnya menyindir diri sendiri.

Reuni yang buruk. Atau Nayeon-lah yang mengawalinya dengan salah. Ada penyesalan kenapa ia tidak berdandan ekstra. Polesan bedak dan sapuan lipstik peach, memberi kesan ia kurang menonjol. Ditambah dengan pants belel yang hampir dua minggu belum dicuci dan kaos oblong bertuliskan I Love Seoul, benar-benar menjatuhkan style-nya.

Nayeon tidak mengira akan bertemu seperti ini, di restoran BBQ yang kerap menjadi tempat diadakannya reuni sekolah. Kalau boleh membela diri, sebenarnya di tahun-tahun sebelumnya Nayeon selalu berdandan menarik. Namun, ia merasa usahanya sia-sia. Tidak ada yang menarik perhatiannya. Selain teman-teman pria sekelasnya yang kini berjerawat atau bobot tubuh mereka yang bertambah, Nayeon yakin tahun ini pun sama. Yang hadir kurang lebih sama dengan tahun sebelumnya.

Siapa sangka ia akan bertemu Jungkook yang selama ini absen—tak pernah hadir.

Ini kejutan. Entah itu kejutan buat Nayeon. Atau sebaliknya. Jungkooklah yang terkejut menemukan mantan pacarnya—Nayeon—hadir ala kadar. Singkatnya, tak menarik.

"Teman-teman!" Taehyung berdiri. Kemudian mengangkat gelas birnya, seperti ingin merayakan sesuatu. "Kita harus merayakan keberhasilan teman kita, Jungkook, yang mendapatkan pekerjaan di salah satu perusahaan ternama."

Suasana riuh. Sebagian besar bertepuk tangan. Disusul Nayeon yang bertepuk tangan lemah dan rasa terpaksa. Ia merasa miris. Tidak hanya dalam penampilan, keberuntungan pria Jeon itu terus membaik. Tidak sepertinya yang bekerja sebagai SPG salah satu toko kosmetik. Itu pun kadang gajinya dibayarkan terlambat.

Mengingat ketidakberuntungannya, tanpa sadar Nayeon menegak birnya sebelum dipersilakan. Dalam satu tarikan yang membuat semua perhatian beralih padanya.

"Nayeon-ah ...." Masih teman yang duduk persis di sebelahnya menyenggol tangan Nayeon.

Nayeon pun sadar. Dirinya kini menjadi pusat perhatian.

"Haha ... aku haus. Maafkan aku!" selorohnya menahan malu.

Umpatan demi umpatan terus terlontar dalam hati Nayeon. Malam ini, ia tak tertolong. Lebih buruk karena semua itu ia lakukan di depan Jungkook.

                                            ***

"Maaf aku terlambat!"

Surai panjangnya tergerai asal. Beberapa helai anak rambut bahkan beralaskan peluh yang bermunculan di dahi. Kemeja yang ia kenakan pun tak benar rapi tersemat.

Oneshoot Story Naykook Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang