Debaran

3 0 0
                                    

Bumi, Agustus tahun pertama

    Tak terasa habis 30hari lebih Anna dan teman teman nya melaksanakan sebagian tuntutan pendidikan di kantor tv lokal itu, Anna mulai beradaptasi dengan lingkungan barunya, mulai akrab dengan teman teman barunya yang datang dari luar kota

    Sore itu kelompok Anna mendapat jatah acara live program 2x yaitu sore dan di sambung malam nanti, kelompok Anna bergegas mempersiapkan setting acara dan menggelar karpet untuk para jamaah yang akan datang di acara live
Saat anak anak sedang hilir mudik mempersiapkan studio, terdengar suara kang Yahya memanggil anak anak untuk berkumpul

"kayanya untuk seminggu Akang di tugaskan ke malaysia terhitung dari hari ini, jadi sementara kalian di bimbing sama Kang Nadzrul atau Kang Affan ya, kalian gaboleh nakal harus nurut"

Anak-anak mengangguk pelan tanda mengerti, Kang Yahya pun berlalu seraya pamit pada anak anak bahwa dia akan pergi

"semoga bukan sama Kang Nadzrul" gumam Anna namun terdengar oleh Ida dan Dila

"loh kenapa emang?" serobot Ida

"males aja usil, apalagi minggu ini jadwalnya aku satu divisi sama pebimbing"

Anna sejujurnya agak jengkel dengan lelaki itu mengingat dia selalu di usili dan lelaki itupun senang menjahili Anna yang tipe nya pemarah

   Acara live pun di mulai benar saja kali ini pembimbing mereka adalah Kang Nadzrul, doa Anna tertolak

Di ruang Audio kini hanya tersisa Anna dan Kang Nadzrul, gadis itu memang anak yang tak acuh dia tak ingin memulai percakapan akhirnya Kang Nadzrul mulai membuka percakapan dan mulai
mengusilinya, disela sela candaan mereka, Kang Nadzrul memulai percakapan serius

"Na pulang pake apa?" ucapnya sambil menandatangi jurnal milik Anna

"ojek online kali?" Anna menjawab sedikit ragu

"motor kemana? Bukan nya bawa motor?"

"kepo banget si" Anna meledek

"bareng yuk" Kang Nadzrul berbicara cepat mukanya kali ini sedikit memerah

"hah? Bareng apaan si, kan Akang tinggal di kantor"

"eh iya maksud Akang itu pulang nya Akang anter gitu, udah jam 10 mlm loh ini"

"ukhuk ukhuk, eh sorry sorry rul gatel tadi tenggorokan" suara Kang Igun dari intercom yang menghubungkan MCR dan ruang audio, mulai meledek  Anna dan Kang Nadzrul

Kali ini Kang Nadzrul terlihat tersipu di mata Anna, matanya memang tak memandang Anna namun senyum Kang Nadzrul memberi arti

"yaudah ayok kang" Anna memberi jawaban setelah suara Kang Igun membuat mereka berdua membisu

  Acara live selesai setiap anak membereskan barang dan bergegas keluar studio yang paling terakhir keluar ialah Kang Nadzrul karena dia bertanggung jawab penuh atas semua anak didik
Anna pun keluar dan melewati Kang Nadzrul yang mematung di ambang pintu

"tunggu di gerbang ya" bisik Kang Nadzrul kepada Anna saat mereka berpaspasan, Anna tak menjawab berlalu begitu saja melewati Kang Nadzrul

"Na pulang ngegrab? Mau di temenin? Atau mau ke kosan?" ucap Dila mereka berjalan hingga gerbang

"gausah gausah, duluan aja udah malem" ucap Anna sambil melambai tangan tanda perpisahan pada mereka

"yaudah hati-hati ya Na" ucap Ida di balas dengan anggukan pelan Anna

  Suara motor menggerung di parkiran dan berhenti di depan Anna, lelaki itu tak berkata apapun dan menyodorkan helm pada Anna untuk di kenakan, Anna mengenakan nya dan segera naik ke jok belakang

Setengah perjalan tak ada bahasan apapun dari dua orang itu, Anna malah terhanyut dalam pikiran nya

"Anna" ucap Kang Nadzrul mencairkan suasana yang beku di malam itu

"iya kang?"

"Anna ko gabawa motor?"

"iya hehe di jual ada keperluan mendesak"

"ohhh" jawab Kang Nadzrul sambil mengangguk

Anna hanya bisa melihat punggung Kang Nadzrul dari belakang

"Eh Na katanya kamu mau di cadar ya?"

"insyaallah kang, doain aja"

"Alhamdulillah kalau gitu, tapi kalau misalkan ada lelaki yang mau taaruf sama Anna gimana"

"ya di pertimbangkan lah sama pemilik hati terutama"

Perjalanan malam itu dingin namun terasa hangat sebab Anna dan Kang Nadzrul menghangatkan nya dengan canda tawa mereka sepanjang jalan

   Tak terasa ada debaran yang tak bisa Anna atur, napasnya kian berat entah mengapa Anna mulai tersipu
Anna terkejut sebab malam itu hatinya mulai berdebar setelah sekian lama sembilu, Anna menepuk nepuk pelan pipinya
"jangan dulu jangan" gumam pelan Anna

    15menit berlalu, sebuah motor terparkir di depan rumah berpagar hitam, Kang Nadzrul langsung pulang mengingat ini sudah hampir tengah malam dan tidak enak jika mampir di malam yg larut
Mereka berucap salam dan berpisah ada senyum tersirat di bibir Anna
Napas nya mulai tak beraturan lagi

   Anna membuka pintu berucap salam, rumah hening hingga detak jam dinding dapat terdengar, Anna bergegas ke kamar tidur, membersihkan badan dan akhirnya menjatuhkan dirinya di atas kasurnya Anna tenggelam di pikiran nya
Senyum kembali tersirat, hatinya berdebar tak karuan lagi napasnya kembali berat

"ishhh, berhenti dong, jangan sekarang jangan Kang Nadzrul " keluh Anna sambil menenggelamkan wajahnya di bantal

  Anna tak habis fikir setelah bertahun tahun lamanya akhirnya rasa ini kembali berdebar, setelah sebelumnya bilur tercipta sebab seseorang meninggalkan nya saat rasa itu masih berdebar untuknya
  

Bahasa DiamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang